GINJAL
1.
Pendahuluan
Sedikit orang yang menyadari betapa
mengagumkannya ginjal kita. Ginjal sesungguhnya merupakan pabrik kimia yang
sangat rumit. Ginjal mampu menyaring seluruh suplai darah di tubuh kita 25 kali
dalam satu hari. Ginjal membersihkan kotoran beracun yang dihasilkan tubuh
sementara dalam waktu yang bersamaan ginjal juga menjaga keseimbangan kandungan
garam, asam dan air dalam tubuh. Limbah kimia dan kelebihan air dikumpulkan
oleh ginjal dan disalurkan ke kandung kemih dalam bentuk urin. Ginjal juga
membantu kondisi lingkungan tubuh dan menghasilkan hormon penting untuk
mengatur tekanan darah dan produksi sel darah merah. Walaupun kita jarang
memperhatikan dan karena ginjal kita biasa bekerja dengan indahnya, kerja
ginjal tidak begitu kita hargai sampai saatnya kerja ginjal tersebut gagal.
Kegagalan kerja ginjal memicu tekanan darah tinggi, anemia, dan menumpuknya
limbah dalam darah; yang dapat membahayakan jiwa.
Ginjal adalah salah satu organ
terpenting dalam tubuh manusia. Semua vertebrata dan beberapa invertebrata
memiliki ginjal. Manusia, seperti halnya vertebrata lain, biasanya memiliki 2
buah ginjal. Ginjal manusia berwarna merah gelap dan memiliki bentuk dimana
satu sisinya cembung atau bulat, dan sisi lainnya cekung atau melekuk kedalam.
Ginjal manusia sekitar 10-13 cm panjangnya dan sekitar 5-7,5 cm lebarnya.
Ginjal orang dewasa kira-kira seukuran dengan mouse komputer. Ginjal berada
dibawah diafragma dan dibelakang peritoneum. Ginjal terletak didepan dinding
belakang abdomen, pada kedua sisi tulang belakang. Ginjal terletak dibawah
garis tengah punggung, dibawah liver pada sisi kanan dan dibawah limpa pada
sisi kiri.
Fungsi terpenting dari ginjal adalah
membuang limbah beracun dari darah. Sebagian besar dari limbah ini adalah senyawa
urea mengandung nitrogen dan asam urat. Kemampuan ginjal untuk menjalankan
fungsinya dalam membuang kotoran, bergantung pada unit fungsional dari ginjal
yang disebut nephron. Bersama dengan kandung kemih, dua ureter, dan satu
urethra, ginjal menyusun sistem uriner tubuh.
2. Struktur
a. Renal Capsule (Fibrous Capsule)
Tiap ginjal dibungkus dalam suatu
membran transparan yang berserat yang disebut renal capsule. Membran ini
melindungi ginjal dari trauma dan infeksi. Renal capsule tersusun dari serat
yang kuat, terutama colagen dan elastin (protein berserat), yang membantu
menyokong massa ginjal dan melindungi jaringan vital dari luka. Renal capsule
menerima suplai darahnya terutama dari arteri interlobar, suatu pembuluh darah
yang merupakan percabangan dari renal arteri utama. Pembuluh darah ini menjalar
melalui cortex ginjal dan berujung pada renal capsule. Membrane ini biasanya
2-3 milimeter tebalnya.
Renal Capsule melindungi dinding
luar dan masuk melalui bagian cekung ginjal yang dikenal dengan sinus. Sinus
berisi pembuluh utama yang mengangkut urin dan pembuluh arteri dan venna yang
menyuplai jaringan dengan nutrisi dan oksigen. Renal capsule terhubung kepada
struktur ini dalam sinus dan melapisi dinding sinus.
Pada orang yang normal, renal
capsule berwarna merah muda, tembus cahaya, halus, dan mengkilat. Biasanya
membran ini mudah dilepas dari jaringan ginjal. Ginjal yang terkena penyakit
sering membuat ikatan serat dari jaringan utamanya kepada renal capsule, yang
membuat capsule melekat lebih kuat. Sulitnya membuka capsule ini merupakan
pertanda bahwa ginjal telah terkena penyakit.
b. Renal Cortex
Renal cortex merupakan lapisan
terluar ginjal. Lapisan ini terletak diantara renal capsule dan Medulla. Bagian
atas nephron, yaitu glomerulus dan Henle's loop berada di lapisan ini. Renal
cortex adalah jaringan yang kuat yang melindungi lapisan dalam ginjal. Pada
orang dewasa, renal cortex membentuk zona luar yang halus tersambung dengan
projectil (kolom kortikal) yang menjulur diantara piramid. Dalam lapisan ini
terdapat renal corpusle dan renal tubules kecuali untuk bagian dari Henle's
loop yang turun kedalam renal medulla. Renal cortex juga mengandung pembuluh
darah dan kortikal pembuluh penampung.
c. Renal Medulla (Renal Pyramids)
Renal Medulla berada dibawah Cortex.
Bagian ini merupakan area yang berisi 8 sampai 18 bagian berbentuk kerucut yang
disebut piramid, yang terbentuk hampir semuanya dari ikatan saluran berukuran
mikroskopis. Ujung dari tiap piramid mengarah pada bagian pusat dari ginjal.
Saluran ini mengangkut urin dari cortical atau bagian luar ginjal, dimana urin
dihasilkan, ke calyces. Calyces merupakan suatu penampung berbentuk cangkir
dimana urin terkumpul sebelum mencapai kandung kemih melalui ureter. Ruang
diantara piramid diisi oleh cotex dan membentuk struktur yang disebut renal
columns.
Ujung dari tiap pyramid, yang disebut papilla, menuju
pada Calyces di pusat tengah ginjal. Permukaan papilla memiliki penampilan
seperti saringan karena banyaknya lubang-lubang kecil tempat dimana tetesan
urin lewat. Setiap lubang merupakan ujung dari sebuah saluran yang merupakan
bagian dari nephron, yang dinamakan saluran Bellini; dimana semua saluran
pengumpul didalam piramid mengarah. Serat otot mengarah dari calyx menuju
papilla. Pada saat serat otot pada calyx berkontraksi, urin mengalir melalui
saluran Bellini kedalam calyx(calyces). Urin kemudian mengalir ke kandung kemih
melalui renal pelvis dan ureter.
d. Renal Pelvis
Renal Pelvis berada di tengah tiap
ginjal sebagai saluran tempat urin mengalir dari ginjal ke kandung kemih.
Bentuk renal pelvis adalah seperti corong yang melengkung di satu sisinya.
Renal pelvis hampir seluruhnya dibungkus dalam lekukan dalam pada sisi cekung
ginjal, yaitu sinus. Ujung akhir dari pelvis memiliki bentuk seperti cangkir
yang disebut calyces.
Renal pelvis dilapisi oleh lapisan
membran berselaput lendir yang lembab yang hanya beberapa sel tebalnya. Membran
ini terkait kepada bungkus yang lebih tebal dari serat otot yang halus, yang
dibungkus lagi dengan lapisan jaringan yang terhubung. Membran berselaput
lendir pada pelvis ini agak berlipat sehingga terdapat ruang bagi jaringan
untuk mengembang ketika urin menggelembungkan pelvis. Serat otot tertata dalam
lapisan longitudinal dan melingkar. Kontraksi lapisan otot terjadi dengan
gelombang yang bersifat periodik yang disebut gerak peristaltis pelvis. Gerakan
ini mendorong urin dari pelvis menuju ureter dan kandung kemih. Dengan adanya
pelapis pada pelvis dan ureter yang tidak dapat ditembus oleh substansi normal
dalam urin, maka dinding struktur ini tidak menyerap cairan.
e. Vena Renal dan Arteri Renal
Dua dari pembuluh darah penting, vena renal dan arteri
renal. Dua pembuluh ini merupakan percabangan dari aorta abdominal (bagian
abdominal dari arteri utama yang berasal dari jantung) dan masuk kedalam ginjal
melalui bagian cekung ginjal.
Di bagian dalam pada sisi cekung
dari tiap ginjal, terdapat lubang, yang dinamakan hilum, tempat dimana arteri
renal masuk. Setelah masuk melalui hilum, arteri renal terbagi menjadi dua
cabang besar, dan setiap cabang terbagi menjadi beberapa arteri yang lebih
kecil yang membawa darah ke nephron, unit fungsional dari ginjal. Darah yang
telah diproses oleh nephron akhirnya mencapai vena renal, yang membawa darah
kembali ke cava vena inferior dan ke sisi kanan jantung.
Arteri renal mengangkut 1,2 liter
darah per menit ke ginjal pada manusia normal, suatu jumlah yang ekuivalen
dengan sekitar seperempat dari output jantung. Dengan demikian, jumlah volume
darah yang sama dengan darah dalam tubuh manusia normal dewasa, diproses dalam
ginjal sebanyak satu dalam setiap empat atau lima menit. Meskipun beberapa
kondisi fisik dapat menghambat aliran darah, terdapat mekanisme pengatur-mandiri
tertentu yang terdapat pada arteri ginjal yang memungkinkan suatu adaptasi
terhadap keadaan yang berbeda.
Ketika tekanan darah tubuh naik atau
turun, sensor penerima dari sistem saraf yang terletak dalam otot halus dinding
arteri terpengaruh oleh perbedaan tekanan, dan, untuk menghilangkan kenaikan
atau penurunan tekanan darah, arteri dapat melebar atau menyempit untuk menjaga
jumlah volume aliran darah.
f. Nephron
Fungsi ginjal yang paling penting adalah untuk
membuang zat limbah dari darah. Nephrons merupakan unit fungsional dari ginjal
dalam menjalankan fungsi ini. Nephron menghasilkan urin dalam proses membuang
limbah dan zat-zat berlebihan dari darah. Ada sekitar 1.000.000 nephron dalam
tiap ginjal manusia. Struktur luar biasa ini, terletak antara cortex dan
medulla. Dibawah pembesaran, nephron terlihat seperti pembuluh atau saluran
kusut, namun tiap nephron sebenarnya memiliki susunan yang tertentu sehingga
memungkinkan proses penyaringan limbah dalam darah. Tiap nephron pada ginjal mamalia
dapat mencapai panjang 30-55 mm. pada satu ujung nefron tertutup, melebar dan
melipat membentuk struktur berbentuk cangkir berdinding dua. Struktur ini
disebut corpuscular capsule, atau Bowman's Capsule. Capsule ini membungkus
glomerulus, struktur utama nefron dalam fungsi penyaringan. Struktur nefron
dijelaskan secara detil dibawah ini:
1). Glomerulus
Glomerulus adalah filter utama dari nefron dan
terletak dalam Bowman's capsule. Glomerulus dan seluruh Bowman's capsule
membentuk renal corpuscle, unit filtrasi dasar dari ginjal. Dari Bowman
capsule, keluar pembuluh sempit, disebut proximal convoluted tubule. Tubule ini
berkelok-kelok sampai berakhir pada saluran pengumpul yang menyalurkan urin ke
renal pelvis.
Glomerulus adalah suatu jaringan
yang terdiri dari pembuluh darah yang luar biasa tipisnya yang disebur
kapileri. Glomerulus membentuk saluran berlipat yang sangat banyak tempat
lewatnya darah. Glomerulus bersifat semipermeable (dapat ditembus air),
memungkinkan air dan larutan limbah tembus dan dikeluarkan dari kapsul Bowman
dalam bentuk urin. Darah yang telah disaring keluar dari glomerulus melalui
Efferent arteriole untuk menuju ke vena intralobular melalui plexus
medullary.Seluruh larutan tersaring dihasilkan oleh glomerulus kemudian masuk ke
Bowman's Capsule. Pada saat cairan ini melewati proximal convoluted tubule,
sebagian besar air dan garam diserap kembali, sebagian larutan lain diserap
seluruhnya, sebagian yang lain hanya sebagian.
Glomerulus merupakan suatu bongkahan
pembuluh kapiler yang diselubungi oleh kapsul Bowman dalam nefron. Glomerulus
memperoleh suplai darah dari afferent arteriole pada sirkulasi renal. Tidak
seperti pangkal dari pembuluh kapiler lainnya, glomerulus bermuara pada
efferent arteriole dan tidak pada cabang venna. Hambatan yang diberikan oleh
arteriole menghasilkan tekanan tinggi dalam glomerulus yang membantu proses
ultrafiltrasi dimana cairan dan zat-zat terlarut dalam darah dipaksa keluar
dari kapileri ke Kapsul Bowman. Angka yang menunjukkan darah yang dibersihkan
oleh seluruh glomeruli dan merupakan ukuran dari fungsi ginjal secara
keseluruhan disebut glomerular filtration rate (tingkat penyaringan
glomerular).
2) Henle's Loop
Loop Henle merupakan bagian dari tubulus renal yang
kemudian menjadi sangat sempit yang menjulur jauh kebawah kapsul Bowman dan
kemudian naik lagi keatas membentuk huruf U. Di sekeliling Loop Henle dan
bagian lain tubulus renal terdapat jaringan kapiler, yang terbentuk dari
pembuluh darah kecil yang bercabang dari glomerulus.
Cairan yang masuk kedalam loop
merupakan larutan yang terdiri dari garam, urea, dan zat lain yang berasal dari
glomerulus melalui proximal convoluted tubule. Pada tubulus ini, sebagian besar
komponen terlarut yang dibutuhkan tubuh, terutama glukosa, asam amino, dan
sodium bikarbonat, diserap kembali kedalam darah. Bagian pertama dari loop,
yaitu cabang yang menurun, bersifat dapat ditembus oleh air, dan cairan yang
mencapai lekukan dari loop ini jauh lebih banyak mengandung garam dan urea
dibandingkan dengan plasma darah.
Pada saat cairan mengalir naik kembali melalui
pembuluh naik, sodium klorida dikeluarkan dari pembuluh ke jaringan
sekelilingnya, dimana konsentrasinya lebih rendah. Pada bagian ketiga dari loop
ini, dinding pembuluhnya apabila diperlukan dapat membuang, bahkan dalam
keadaan berlawanan dengan gradien konsentratnya, dalam proses aktif yang
memerlukan lebih banyak energi. Pada tubuh orang normal, penyerapan kembali
garam dari urin hanya dilakukan dalam keadaan konsumsi garam yang rendah. Namun
pada saat garam dalam darah tinggi, kelebihan garam ini dibuang.
3) Renal Collecting Tubule(Tubulus
Pengumpul)
Disebut juga Pembuluh Bellini, suatu
pembuluh kecil sempit yang panjang dalam ginjal yang mengumpulkan dan
mengangkut urin dari nefron, menuju pembuluh yang lebih besar yang terhubunng
dengan calyses ginjal. Cairan yang berasal dari loop Henle masuk kedalam Distal
Convoluted Tubule (Tubulus Konvolusi Distal) dimana penyerapan kembali sodium
berlanjut sepanjang seluruh tubulus distal. Penyerapan kembali ini tetap
terjadi hingga bagian awal dari Tubulus pengumpul ginjal.
Setiap tubulus pengumpul memiliki
panjang sekitar 20-22 mm dan berdiameter 20-50 micron. Dinding dari tubulus
tersusun dari sel dengan proyeksi seperti rambut, lentur seperti cambuk, dalam
pembuluh ini. Gerakan dari sel cambuk ini membantu gerakan sekresi sepanjang
pembuluh. Pada saat tubulus pengumpul menjadi lebih lebar diameternya, tinggi
sel ini meningkat sehingga dinding menjadi lebih tebal.
Fungsi dari tubulus pengumpul adalah
pengangkutan urin dan penyerapan air. Telah diketahui bahwa jaringan dari
medula ginjal atau bagian dalamnya, mengandung konsentrasi sodium yang tinggi.
Ketika tubulus pengumpul ini berada pada medula, konsentrasi sodium menyebabkan
dikeluarkannya air dari seluruh dinding tubulus keluar ke medulla. Air
bercampur diluar diantara sel-sel dinding tubulus sampai konsentrasi sodium
seimbang antara didalam tubulus dan diluarnya. Pembuangan air dari larutan
dalam tubulus membuat urin menjadi lebih kental dan menghemat badan air dalam
tubuh.
3. Fungsi
1. Urinasi dan Penyaringan darah
(1) Darah mengalir masuk ke ginjal
melalui Arteri Renalis. Arteri bercabang-cabang dan menjadi pembuluh darah yang
semakin kecil, disebut arteriole, dan akhirnya berujung pada pembuluh kapiler
di glomerulus pada setiap nephron.
(2) Darah yang mengalir ke ginjal,
masuk kedalam glomerulus melalui Affarent Arteriole. Di dalam glomerulus, darah
mengalir melalui capiler yang berkelok-kelok. Dinding pembuluh kapiler disini
agak tipis, dan tekanan darah dalam kapiler tinggi. Hal ini mengakibatkan air,
bersama dengan zat-zat yang terlarut di dalamnya–seperti garam, glukosa atau
gula, asam amino, dan limbah urea dan asam urat–terdorong keluar melalui
dinding kapiler yang tipis, yang kemudian dikumpulkan di Kapsul Bowmen.
Partikel yang lebih besar dalam darah, seperti sel darah merah dan molekul
protein, terlalu besar untuk melewati dinding kapiler dan mereka tetap berada
dalam aliran darah. Darah yang sudah disaring meninggalkan glomerulus melalui
Everent Arteriole yang lain, yang bercabang-cabang membentuk suatu jaring
pembuluh darah diseputar tubulus renal. Darah kemudian keluar dari ginjal
melalui vena renalis. Sekitar 180 liter (±50 galon) darah disaring oleh ginjal
setiap harinya, dan sekitar 1,5 liter (1,3 qt) urin diproduksi.
(3) Produksi urin diawali dengan zat-zat
yang ditinggalkan darah pada saat darah melewati ginjal–seperti air, garam, dan
zat-zat lain yang dikumpulkan dari glomerulus dalam kapsul Bowman. Cairan ini,
disebut saringan glomerular, bergerak dari kapsul Bowman melewati tubul
renalis. Bersamaan dengan mengalirnya cairan tadi sepanjang tubul renalis,
jaring pembuluh darah yang menyelubungi tubulus menyerap kembali sebagian air,
garam dan semua nutrisi, terutama glukosa dan asam amino, yang terpisah pada
saat darah melewati glomerulus. Proses penting ini, disebut penyerapan tubular,
membuat tubuh kita secara selektif memilah zat-zat yang masih diperlukan dan
membuang limbah dan racun yang tidak bergunal lagi. Pada akhirnya, sekitar 99%
dari air, garam dan nutrisi lainnya diserap kembali oleh tubuh.
(4) Pada saat ginjal melakukan proses
penyerapan kembali nutrisi yang masih dibutuhkan dari saringan glomerular,
ginjal melakukan suatu pekerjaan yang berlawanan, yang disebut sekresi tubular.
Dalam proses ini, zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan dari kapiler yang
menyelubungi nephron dimasukan dalam saringan glomerular. Zat-zat ini termasuk
partikel bermuatan yang disebut ion, termasuk ion ammonium, ion hydrogen, dan
potassium.
(5) Ketiga proses ini, saringan
glomerular, penyerapan tubular dan sekresi tubular; yang kemudian menghasilkan
urine, yang mengalir menuju tubulus pengumpul urin. Tubulus pengumpul ini
mengalirkan urin ke tubulus mikro pada piramida ginjal. Urin kemudian disimpan
dalam sebuah kamar dalam ginjal dan akhirnya dialirkan ke ureter, suatu saluran
panjang dan sempit yang berakhir di kandung kemih. Dari sekitar 180 liter darah
yang disaring ginjal setiap hari, menghasilkan sekitar 1,5 liter urine.
2. Pengatur Kadar Air Dalam Darah.
Fungsi penting lain ginjal adalah
untuk mengatur jumlah kandungan air dalam darah. Proses ini dipengaruhi oleh
antidiuretic hormone (ADH), yang disebut juga vasopressin, yang diproduksi di
hipotalamus (bagian otak yang mengatur banyak fungsi internal) dan menyimpannya
dalam kelenjar pituari yang terletak didekatnya. Receptor di dalam otak
memonitor kandungan air dalam darah. Ketika kadar garam dan zat-zat yang lain
dalam darah menjadi terlalu tinggi, kelenjar pituari melepaskan ADH kedalam
aliran darah.
Darah yang mengandung ADH dari otak
mengalir dan masuk kedalam ginjal. ADH membuat tubulus renal dan pembuluh
pengumpul menjadi lebih mudah ditembus oleh larutan dan air. Hal ini
menyebabkan lebih banyak air diserap kembali dalam aliran darah. Dilain sisi,
ketiadaan ADH membuat pembuluh pengumpul tidak dapat ditembus oleh larutan dan
air, sehingga cairan dalam pembuluh, dimana sebagian larutan telah dibuang,
tetap banyak mengandung air; urin menjadi encer.
3. Pengatur Tekanan Darah
Pengaturan tekanan darah berhubungan
erat dengan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan cukup sodium chloride (garam)
untuk memelihara jumlah sodium yang normal, volume cairan extraselular dna
volume darah. Penyakit ginjal merupakan penyebab utama hipertensi tipe kedua.
Bahkan gangguan kecil dalam fungsi ginjal memainka peran besar pada sebagian
besar (jika tidak semua) kasus tekanan darah tinggi dan menaikkan cedera pada
ginjal. Cedera ini akhirnya dapat menyebabkan darah tinggi berat, stroke atau
bahkan kematian.
Pada orang normal, ketika
mengkonsumsi banyak sodium klorida, tubuh menyesuaikan. Tubuh mengeluarkan
lebih banyak sodium klorida tanpa menaikkan tekanan pembuluh arteri. Namun
demikian, banyak pengaruh dari luar yang mengurangi kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan sodium. Jika ginjal tidak cukup mampu untuk mengeluarkan garam
dengan asupan garam normal atau tinggi, mengakibatkan tejadinya peningkatan
kronis volume cairan extraselular dan peningkatan volume darah. Hal ini memicu
terjadinya tekanan darah tinggi. Ketika terjadi peningkatan kadar hormon dan
neurotransmitter yang menyebabkan pembuluh darah menyempit, bahkan kenaikan
kecil volume darah menjadi berbahaya. (Hal ini disebabkan karena kecilnya ruang
pembuluh darah tempat darah dipaksa untuk mengalir). Meski peningkatan tekanan
arterial membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak sodium (yang memperbaiki
keseimbangan sodium), tekanan yang lebih tinggi dalam arteri mungkin terjadi.
Hal ini memperlihatkan hubungan antara penyakit ginjal dan tekanan darah
tinggi.
Hormone aldosterone yang dihasilkan
oleh kelenjar adrenalin, berinteraksi dengan ginjal untuk mengatur kandungan
sodium dan potasium dalam darah. Aldosteron dengan jumlah yang banyak
menyebabkan nefron menyerap kembali ion sodium lebih banyak, air, dan lebih
sedikit ion potasium. Sedikit aldosteron menyebabkan efek sebaliknya. Respon
ginjal terhadap aldosterone membantu menjaga kadar garam dalam darah pada batas
yang sempit yang terbaik bagi aktivitas fisik dasar.
Aldosterone juga membantu mengatur
tekana darah. Ketika tekanan darah mulai turun, ginjal melepaskan enzim
(protein khusus) yang disebut renin, yang mengubah protein darah menjadi hormon
angiotensin. Hormon ini menyebabkan pembuluh darah mengerut sehingga terjadi
kenaikan tekanan darah. Angiotensin kemudian mempengaruhi kelenjar adrenalin
untuk melepas aldosterone, yang menyebabkan sodium dan air diserap kembali dan
menaikkan volume darah dan tekanan darah.
4. Menjaga Keseimbangan Kadar Asam
dalam Tubuh
Ginjal juga menyesuaikan
keseimbangan kadar asam dalam tubuh untuk mencegah kelainan darah seperti
acidosis atau alkalosis, keduanya melumpuhkan fungsi sistem saraf pusat. Jika
darah terlalu asam, dimana terlalu banyak terdapat ion hidrogen, ginjal
menyerap ion ini kedalam urin melalui proses sekresi tubular.
5. Penghasil Hormon
- Erythropoietin
Beberapa hormone dihasilkan oleh
ginjal. Salah satunya, Erythropoietin, mempengaruhi produksi sel darah merah
dalam sumsum tulang. Ketika ginjal mendeteksi bahwa jumlah sel darah merah
dalam tubuh berkurang, ginjal memproduksi eritropoitin. Hormon ini berjalan
dalam aliran darah ke sumsum tulang, merangsang produksi dan pelepasan lebih
banyak sel darah.
Erythropoietin adalah glikoprotein.
Hormon ini bekerja pada sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah
merah. Stimuli seperti pendarahan atau pergi ke tempat ketinggian (dimana
oksigen tipis) memicu pelepasan EPO. Orang yang mengalami gagal ginjal dapat
tetap hidup dengan dialisis. Tetapi dialisis hanya membersihkan darah dari
limbah. Tanpa sumber EPO, orang ini akan menderita anemia. Sekarang, berkat
teknologi rekombinan DNA, rekombinan EPO manusia telah tersedia untuk mengobati
pasien ini.
Karena EPO meningkatkan hematocrit,
ini menyebabkan lebih banyak oksigen mengalir ke otot kerangka. Sebagian
pembalap sepeda dan pelari jarak jauh menggunakan rekombinan EPO untuk
meningkatkan performa mereka. Walau rekombinan EPO memiliki sekuen yang persis
sama dengan asam amino sebagai hormon alami, zat gula yang dilekatkan oleh sel
yang digunakan oleh industri farmasi berbeda dengan yang dilekatkan oleh sel
pada ginjal manusia. Perbedaan ini dapat dideteksi pada urin atlet.
Kekurangan oksigen dalam jangka
waktu lama (seperti hidup di pegunungan) menyebabkan meningkatnya sintesis EPO.
Pada tikus, dan mungkin pada manusia, efek ini dipicu oleh kulit. Sel kulit
tikus dapat mendeteksi kadar oksigen yang rendah (hypoxia) dan jika hal ini
berlangsung terus, darah yang mengalir ke ginjal akan semakin berkurang dan
menyebabkan meningkatnya sintesa EPO oleh ginjal.
Belum lama ini ditemukan bahwa EPO
juga disintesa oleh otak ketika terjadi kekurangan oksigen di otak (seperti
terkena stroke), dan membantu melindungi neuron dari kerusakan. Mungkin
rekombinan EPO manusia dapat berguna untuk korban stroke juga.
- Calcitriol
Calcitriol adalah 1,25[OH]2 Vitamin
D3, bentuk aktif dari vitamin D. Calcitriol diperoleh dari calciferol (vitamin
D3) dari makanan yang dikonsumsi, yang kemudian disintesa oleh kulit yang
terkena sinar ultraviolet dari cahaya matahari pagi hari. Calciferol dalam
darah dirubah menjadi vitamin aktif dalam dua langkah:
- Calciferol dirubah dalam liver menjadi 25[OH] vitamin D3 kemudian dibawa ke ginjal (terikat ke serum globulin) dimana selanjutnya dirubah menjadi calcitriol.
- Langkah terakhir ini dibantu oleh hormon parathyroid (PTH)
Calcitriol bekerja dalam sel usus
untuk membantu penyerapan kalsium dalam makanan. Calcitriol bekerja pula dalam
tulang untuk memobilisasi calcium dari tulang kedalam darah. Calcitriol masuk
kedalam sel, jika sel tersebut mengandung reseptor untuknya (sel usus memiliki
reseptor tersebut), hormon ini kemudian terikat pada reseptor tersebut.
Reseptor Calcitriol merupakan faktor transkripsi zinc-finger (lipatan berbentuk
jari dari asam amino dan ion zinc, yang ditemukan di bagian molekul protein
yang terikat pada DNA dan RNA) a finger-shaped fold of amino acids plus a zinc ion
that is found in regions of protein molecules that bind to DNA and RNA. Kekurangan calcitriol mengakibatkan
terkumpulnya kalsium di tulang menjadi terhambat.
Pada masa kanak-kanak, hal ini
mengakibatkan kelainan bentuk tulang atau rakitis. Pada orang dewasa,
mengakibatkan kelemahan tulang dan menyebabkan osteomalacia. Penyebab yang
paling sering adalah kurangnya jumlah vitamin dalam makanan atau kurang terkena
paparan sinar matahari. Namun demikian, suatu kasus yang disebabkan karena
faktor keturunan timbul menjadi penyebab dengan mewariskan dua gen mutan untuk
enzim ginjal yang mengubah 25[OH] vitamin D3 menjadi calcitrio. Kasus yang lain
rakitis yang diakibatkan faktor keturunan (juga sangat jarang) adalah dengan
mewariskan dua gen cacat pada reseptor calcitriol. Mutasi yang merubah asam
amino pada satu atau yang lainnya dari pengaruh zinc-finger dengan pengikatan
kepada DNA elemen penerima.
4. Penyakit Ginjal
1. Pyelonephritis
Infeksi dan peradangan jaringan
ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter
tubulus yang menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya
disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering terjadi,
pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut.
Pyelonephritis yang sudah akut
biasanya menyerang satu daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang
lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya penyebab
yang jelas. Gangguan pada aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih
mudah terserang infeksi, dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga
diperkirakan meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran
urin dari kandung kemih keluar). Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing
pada saat berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara
mekanik) dapat menyebabkan infeksi.
2. Glomerulonephritis
Glomerulonephritis, penyakit ginjal
lain yang sering terjadi, ditandai dengan peradangan sebagian glomeruli ginjal.
Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh. Antibodi dan zat-zat
lainnya membentuk partikel dalam aliran darah yang terjebak dalam glomeruli.
Hal ini menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan
baik. Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan
jaringan tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam hasil tes laboratorium.
Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan
diperlukan, dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan
(immunosuppressant), atau plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu
prosedur untuk membuang bagian darah yang mengandung antibodi.
Glomerulonephritis merupakan
kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau penyakit Bright. Bagian utama yang
terserang penyakit ini adalah pembuluh darah dalam bongkah glumerular. Imbuhan
"-itis" menandakan luka peradangan, dan glomerulonephritis memang
berhubungan dengan infeksi, dalam arti kata sempit, penyakit ini menyerang
setelah adanya infeksi bakteri streptococcal dan kemudian semakin berat karena
berbagai macam infeksi lainnya. Namun demikian, terdapat bukti yang meyakinkan
bahwa glomerulonephritis bukan merupakan penyakit yang menyerang ginjal secara
langsung karena satu penyebab infeksi. Penyakit ini lebih kepada kelainan
sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi sebagai respon dari adanya
protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan
terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang tersangkut dalam bongkah glomerular
atau pada sedikit kasus, antigen ini menumpuk pada dinding kapiler glomerular.
Pada tiap kasus, antibodi atau antigen-antibodi kompleks mencapai ginjal
melalui sirkulasi, dan mekanisme ini disebut sebagai penyakit sirkulasi
kompleks.
3. Batu Ginjal
Disebut juga Renal Calculus, plural
Renal Calculi, terkumpulnya mineral dan benda organik yang terbentuk dalam
ginjal. Ada batu yang menjadi demikian besar yang melumpuhkan fungsi ginjal.
Urin mengandung banyak garam dalam bentuk larutan dan jika konsentrasi garam
mineral menjadi berlebih, kelebihan garam ini mengendap menjadi partikel padat
disebut batu ginjal. Batu ginjal diklasifikasikan sebagai primer jika batu
tersebut terbentuk tanpa ada sebab yang jelas seperti infeksi atau penyumbatan.
Diklasifikasikan sekunder jika berkembang setelah adanya infeksi ginjal atau
kelainan.
Beberapa keadaan memperbesar peluang
terbentuknya batu ginjal. Baik itu berkurangnya volume cairan atau bertumpuknya
mineral cukup membuat terganggunya keseimbangan yang sempurna antara cairan dan
larutan yang ada dalam ginjal. Ketika batu mulai berkembang, biasanya ia akan
terus tumbuh. Sebuah nukleus dari endapan garam urin bisa merupakan kumpulan
bakteri, jaringan yang rusak, sel mati, atau keping darah kecil. Mineral
menarik partikel dari luar dan membungkusnya. Pada saat batu bertambah besar,
bagian permukaan dapat menjadi tempat bagi mineral lain dan kemudian bertambah
besar.
Batu ginjal yang lebih kecil dapat
keluar dari badan dengan sendirinya meski akan menimbulkan rasa sakit. Batu
yang lebih besar memerlukan pembedahan, atau dapat dipecah menjadi
bagian-bagian kecil dengan gelombang suara dalam prosedur yang disebut
ultrasonic lithotripsy.
4. Gagal Ginjal
Disebut juga Renal Failure,
hilangnya sebagian atau keseluruhan fungsi ginjal. Gagal ginjal digolongkan
menjadi akut (ketika serangannya tiba-tiba) atau kronis. Gagal ginjal akut
berakibat pada berkurangnya volume urin, kadar zat-zat bernitrogen, potasium,
sulfat, dan fosfat diatas normal dalam darah, dan rendahnya kadar sodium,
kalsium, dan karbon dioksida darah yang juga jauh dibawah normal. Biasanya
orang yang terkena ini sembuh dalam enam minggu atau kurang.
Sebab dari gagal ginjal ini antara
lain karena rusaknya tubulus didalam ginjal oleh obat-obatan atau larutan organik
seperti karbon tetraklorida, aseton, dan etilen glikol, bersinggungan dengan
senyawa logam seperti merkuri, timah, dan uranium. Gagal ginjal dapat pula
disebabkan karena cidera fisik atau operasi besar yang membuat kehilangan
banyak darah atau juga akibat penyakit yang merusak korteks (bagian luar) dari
ginjal. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri berat, diabetes yang merusak
medula (bagian dalam) ginjal, dan karena kelebihan garam kalsium dalam ginjal.
Tersumbatnya arteri ginjal, penyakit
liver, dan tersumbatnya saluran kencing dapat mengakibatkan gagal ginjal akut;
pada situasi yang jarang terjadi, gagal ginjal dapat terjadi tanpa gejala awal.
Komplikasi yang timbul dari gagal ginjal termasuk gagal jantung, paru-paru
berair, dan bertumbuknya potasium dalam tubuh.
Gagal ginjal kronis biasanya
merupakan akibat dari penyakit yang sudah lama diidap oleh ginjal. Pada gagal
ginjal kronis darah menjadi lebih asam dibandingkan biasanya dan dapat terjadi
hilangnya kalsium dalam tulang. Kerusakan saraf dapat pula terjadi.
5. Bagaimana Menjaga Ginjal Tetap Sehat
Banyak orang yang telah tahu bahwa
minum 8-10 gelas sehari itu penting. Urin yang sehat mengandung 96% atau lebih
air untuk membuang semua sedimen keluar dari ginjal. Sekarang sudah hampir
mustahil untuk dapat memperoleh air dengan kualitas yang baik. Para ahli
menyarankan untuk hanya meminum air murni dari sistem osmosis terbalik. Bahkan
air yang dihasilkan dari proses Osmosis Terbalik harus disimpan dalam bentuk
beku. Banyak orang membeli air minum botol. Ketika air dalam keadaan stagnan,
dalam air itu bakteri akan berkembang biak kecuali air tersebut disuling atau
diproses secara kimia. Zat kimia yang digunakan untuk memurnikan air juga
berkaitan erat dengan penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, kanker, dan
lainnya. Air suling merupakan air yang molekulnya tidak stabil. Proses
penyulingan mendorong molekul hidrogen untuk berbagi molekul oksigen. Beberapa
penyembuh alternatif mengatakan bahwa orang tidak akan mengalami gejala
penyakit ginjal sebelum 60% ginjalnya rusak, jadi sangat penting untuk menjaga
kesehatan ginjal.
Air suling tetap merupakan H2O atau
air, tetapi segala yang ada di alam ini cenderung untuk menstabilkan dirinya
termasuk air suling. Ketika air suling yang molekulnya tidak stabil ini masuk
ke siste uriner, terutama ginjal, ia akan menarik molekul oksigen yang apabila
ini terjadi terus menerus dalam jangka panjang, akn melemahkan ginjal.
Air dari sumber alami yang baik
sebenarnya juga jenis air yang baik. Air diambil dari sumbernya dan tidak
dibekukan akan membuat bakteri berkembang biak didalamnya tidak peduli betapa
steril kelihatannya botol tersebut. Beberapa orang mengatakan "Bagian atas
pendingin tidak dibekukan tetapi pada saat keluar dia melalui sistem
pendingin". Apa yang mereka minum kemudian adalah bakteria dingin.
Banyak sistem pengolahan air telah
dicampur dengan fluorid dalam prosesnya untuk memperkuat gigi. Fluoride ini
dapat merusak fungsi otak dan menghancurkan ginjal. Kita dapat lebih mudah
membeli satu set gigi daripada melakukan transplantasi ginjal.
Aspek penting lainnya dalam menjaga
ginjal tetap sehat adalah menjaga semua sistem pembuangan yang lain berfungsi
dengan baik. 2.4 juta nefron dalam ginjal menyaring darah. Jika usus, liver
atau kulit tidak bekerja dengan baik, maka darah akan menjadi lebih beracun dan
akan mengakibatkan lebih asam daripada yang ginjal mampu atasi. Banyak orang
yang mengalami penyakit Gout mengalami hal ini.
Menjaga Ginjal tetap sehat:
- Kopi, teh dan soda. Beberapa orang berpikir bahwa kafein dalam minuman ini yang berat untuk ginjal dan sendi. Kafein tidak baik dikonsumsi, tetapi terdapat asam sanak yang merusak ginjal. Perusak lainnya adalah air gula yang diwarnai. Karbonasi juga sangat berat buat ginjal.
- Jangan minum Kopi, teh, soda dan minuman dengan pewarna buatan. Jauhi produk-produk susu dan batasi konsumsi daging merah.
- Minumlah air putih yang bersih, jus buah dan teh herbal
- Jagalah kolesterol darah dibawah 5.5
- Jagalah Indeks Masa Tubuh. Kegemukan meningkatkan resiko jika terjadi penyakit ginjal.
- Lakukan 30 menit olah raga sehari, jalan kaki dengan kecepatan wajar cukup untuk menjaga kesehatan. Olah raga teratur membantu organ dengan meregangkan mereka ketika kita berolah raga dan karenanya memperkuat organ2 tersebut. Berolahragalah sedikitnya 3 kali seminggu berjalan cepat, lari, jogging, berenang, hiking, aerobik dan lain-lain latihan kebugaran yang akan menjaga kita dalam kondisi proporsional sehingga menguntungkan organ internal sehingga memperpanjang umur. Pilihlah olah raga yang kita sukai atau lebih mudah dilakukan.
- Jangan merokok. Perokok memiliki resiko terkena penyakit ginjal yang jauh lebih besar.
- Makanlah sajian makanan yang sehat, seimbang dan banyak buah serta sayuran, gandum dan daging tak berlemak. Kurangi konsumsi makanan cepat saji dan makanan tinggi lemak.
- Jagalah tekanan darah dibawah 130/90. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat menyebabkan penyakit ginjal.
- Lakukan pencegahan terhadap penyakit diabetes tipe 2 atau jika sudah mengidap penyakit tersebut, kendalikan dengan baik. Diabetes dapat mengakibatkan kerusakan ginjal.
- Hindari obat-obatan yang tidak perlu khususnya lithium dan cyclosporine yang dapat mengakibatkan gagal ginjal.
- Minum sedikithnya 2 liter air sehari, sebaiknya air putih sajar. Jika tubuh kekurangan cairan untuk memproduksi urin yang cukup dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing yang selanjutnya dapat berakibat berkembangnya batu ginjal. Minum 2 liter air sehari. Dapat berupa air yang disaring, air suling atau air mineral. Sepanjang tidak mengandung klorin dan zat kimia lain yang ada dalam air yang air ledeng yang tidak disaring.
- Pertimbangkan untuk melakukan tes fungsi ginjal secara teratur jika memang beresiko memiliki penyakit ginjal. Fungsi ginjal dapat berkurang 80%-90% sebelum timbulnya gejala fisik.
- Buah-buahan dan sayuran sangat membantu untuk membuang limbah dari aliran darah. Makanlah berbagai jenis buah dan sayuran. Cara mudah untuk mengingat macam jenis buah dan sayuran adalah dengan mengingat warna pelangi untuk memilih jenis buah dari berbagai macam warna buah dan sayuran.
- Makan beragam macam makanan sehat dapat memberi nutrisi seimbang dalam pola makan. Sebagai tambahan, pertimbangkan perluas pengetahuan tentang kategori makanan sehat yang ada pada rencana pola makan kita. Antioksidan dalam pilihan warna pelangi membuat kita dapat mengkonsumsi beberapa buah dan sayuran dalam makanan kita. Dengan konsumsi buah yang cukup dan beragam akan memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit terutama pada musim demam dan flu.
- Makan 5 sajian buah dan sayur setiap hari.
- Konsumsi makanan yang dimakan harus terdapat padi-padian dan polong-polongan
- Porsi lebih kecil harus berupa produk ternak rendah lemak, ikan dalam porsi kecil satu atau dua kali seminggu (supaya tidak terlalu banyak logam berat atau merkuri dalam makanan), unggas yang tidak berkulit dan daging tak berlemak dan kacang-kacangan.
- Hitung kalori yang dikonsumsi. Perhatikan kalori dan jaga pada atau dibawah jumlah standar untuk tinggi dan berat anda. Turunkan kalori jika obesitas terjadi. Obesitas meningkatkan resiko seseorang untuk megidap penyakit liver. Di Amerika ada 74% dari populasi yang berumur 25 tahun atau lebih mengalami obesitas. Memiliki kelebihan lemak pada tubuh mempengaruhi kinerja organ karena membuat mereka lebih berat bekerja.
- Alkohol mempertinggi resiko penyakit liver, hepatitis sebanyak 50% dan sirosis 15-30%.
No comments:
Post a Comment