Saturday, November 23, 2019

Etika Ahlak Kepada Gurunya


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakangmasalah

Mencariilmumerupakansuatukewajiban yang harusditempuhbagisetiapmanusia, seperti yang disabdakanRosulullah SAW yang Artinya :” Mencariilmuitusangatwajibbagimuslimlaki-lakimaupunmuslimperempuan”.
Telahkitaketahuipadahaditstersebutbahwasannyamencariilmumerupakansuatukewajibanbukanhanyabagikaum Adam, bahkankaumHawapundiwajibkanunukmencarinyadanilmutersebutakandiperolehtentunyadenganmelalui proses pembelajaan.
Namun dalam proses pembelajaran saat ini,nilai tidak hanya berdasarkan kemampuan akademiknya saja , tetapi juga berdasarkan sikap dan tingkah laku siswa tersebut terhadap gurunya. Banyak dari siswa yang saat ini tidak tahu bagaimana ia seharusnya bersikap terhadap gurunya. Terkadang beberapa dari sikap dan perkataan mereka dianggap kurang sopan namun mereka tidak menyadari hal tersebut.Disini pendidikan hendaknya bagaimana merubah pengetahuan atau ilmu yang mereka dapat itu menjadi tingkah laku dan bagaimana mereka menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
Etika itu harus diajarkan sejak dari dini agar para murid tahu siapa dirinya dan kepada siapa saja mereka harus hormat. Sehingga nantinya akan tampak jelas peran orang tua dalam mendidik mereka dan juga akan tampak bagaimana mereka merealisasikan ilmu yang telah merek dapat dalam kehidupan sehari-hari. 
1.2RumusanMasalah
1.      Apa itu Etika ?
2.      Apa itu guru dan apa itu murid ?
3.      Bagaimana etika murid terhadap dirinya dan gurunya?
4.      Apa dalil al -qurandan hadist tentang etika kepada guru ?
5.      Apa saja hikmah dari beretika dan hormat kepada guru ?

1.3. Tujuanmasalah
1.      Mengetahui pengertian Etika
2.      Mengetahui Pengertian Guru dan murid
3.      Memahami Etika murid kepada diri dan gurunya
4.      Mengetahui Dalil al-qurandan Hadist tentang etika kepada guru
5.      Mengetahui hikmah dari beretika dan hormat kepada guru

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Etika
Kata etika berasal dari kata ethos dalam bahasa Yunani yang berarti kebiasaan (custom). Dalam kamus Webster etika adalah thedistinguishingcharacter, sentiment, moral nature, orguidingbeliefsof a person, group, orinstitution (karakter istimewa, sentimen, tabiat moral, atau keyakinan yang membimbing seseorang, kelompok atau institusi). Pengertian yang lebih tegas makna etika adalah thesystematic study ofthenatureofvalueconcepts, good, bad, ought, right, wrong, etc. Andofthegeneralprincipleswhichjustifyus in applyingthemtoanything; alsocalled moral philosophy (etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah, dan lain sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atas apa saja).[1]

2.2. Pengertian Guru dan Murid
a.      Pengertian Guru
Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:330), guru adalah orang yang pekerjaanya (mata pencaharianya, profesinya) mengajar. Pengertian guru adalah orang yang tahu persis dan kondisi diterapkan kurikulum yang berlaku selain itu guru,bertanggung jawab atas terciptanya hasilbelajar yang di inginkan (Raka Joni, 1983:26). Sedangkan guru adalah semua orangyang berwenang dan bertanggung jawabuntuk membimbing dan membina anak didik,baik secara individual maupun klasikal,di sekolah maupun di luar sekolah.(Syaiful, 2010: 32).[2]
Jadi, tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil karyanya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
b.      Pengertian Murid
Murid / Siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Anak didik adalah unsur manusiawi yang yang penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran. (Syaiful,2010: 51).[3]
Jadi murid  adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan  yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.

2.3.Etika Murid terhadap diri dan Gurunya
a.      Etika Murid terhadap dirinya
Seorang murid haruslah memiliki etika yang baik terhadap dirinya sendiri agar usaha dalam mencari ilmu berbuah sempurna diantaranya dengan :
1.      Niat yang ikhlas
Niat adalah sesuatu yang fundamen bagi seorang murid yang melangkahkan kaki untuk mendalami ilmu pengetahuan disamping sebagai motivasi keberhasilan suatu tujuan niat menjadi pokok dasar segala amal. Rasulullah SAW bersabda[4] :
عَنْعُمَرَأَنَّرَسُولَاللَّهِصَلَّىاللَّهمعَلَيْهِوَسَلَّمَقَالَإِنَّمَاالْأَعْمَالُبِالنِّيَّةِوَلِكُلِّامْرِئٍمَانَوَىفَمَنْكَانَتْهِجْرَتُهُإِلَىاللَّهِوَرَسُولِهِفَهِجْرَتُهُإِلَىاللَّهِوَرَسُولِهِوَمَنْكَانَتْهِجْرَتُهُلدُنْيَايُصِيبُهَاأَوِامْرَأَةٍيَتَزَوَّجُهَافَهِجْرَتُهُإِلَىمَاهَاجَرَإِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
            Seorang murid , dikala mendalami ilmu pengetahuan hendaknya berniat semata-mata mencari keridhoanallah SWT. demi kebahagiaan akhirat , dan memerangi kebodohoan yang bersemanyam pada diri mereka . hendaknya juga berniat memerangi kebodohan didalam masyarakat , mengembangkan  dan mempertegak agama islam dalam peredaran di bumi raya ini .
2.      Pribadi Ilmuan
Bagi kaum ilmuan, selayaknya menghindarkan diri dari segala akhlak dan perbuatan yang tercela memlihara diri dari kenistaan , seperti toma’ ( Mengharap sesuatu dari orang lain), merupakan keharusan bagi murid , agar tidak menimbukankesan yang hina terhadap ilmu dan sifat ilmuannya . dan bagi seorang murid hendaknya Tawaddu’[5], iffah, sabar, dan tabah, wara’, dan tawakal.(Mahali, 1996)
Syaikhul-Imam Ruknul-islam _ seorang sastrawan mansyur dan produktif – mengemukakan karya syairnya[6] :


Tawadhu’ pekerti orang takwa
Dengan tawadhu’ nama dirinya
Naik menjulang ke angkasa
Hal yang ajaib, bahkan lebih ajaib
Bagai orang yang tak tahu diri
Bahagiakah atau celakalah nanti
Bagaimanakah waktu meninggal nanti
Dikala nyawa di cabut kembali
Berbahagia ataukah merugi
Kesombongan dan keangungan
Khusus sifat ilahi rabbi
Singkirilah dan hindarilah
Sifat tercela itu dalam diri




3.      Memilih ilmu , Guru dan Teman

·         Memilih ilmu
Seorang murid selayaknya memilih ilmu pengetahuan yang paling bagus dan dibutuhkan dalam kehidupan beragama ketika itu barulah kemudian ilmu yang digunakan untuk masa mendatang
·         Memilih Guru
Didalam memilih guru, hendaknya yang lebih ‘alim(cendekia) , wara’ ( bisa menjauhi barang haram ) dan yang lebih tua usia sebab, guru yang ‘alim banyak memiliki pembendaharaan ilmu , guru yang wara’ dapat dipercaya dalam segala tindak laku , dan guru yang lebih tua banyak pengalaman dalam beramal maupun dalam menghadapi murid
·         Memilih teman
Didalam memilih teman belajar , murid hendaknya memperhatikan beberapa hal diantaranya ketekunan, wara’ , berkepribadian jujur dan mudah memahami masalah . seorang pemalas penganggur , banyak bicara , pengacau, suka membuat onar dan suka membuat fitnah sebaiknya dihindari dan dijauhi didalam syair ditegaskan[7]:


Jangan kau bertanaya , “siapa dia?”
Cukup kau tahu siapa temannya
Sungguh siapapun orangnya jua
Pasti berwatak seperti temannya
Sekiranya kawannya seorang durhaka
Singkirilah dan hindarilah
Bila kawannya itu bagus budinya
Rangkul , dekatilah dia
Pasti dirimu berbahagia


4.      Tabah dalam belajar
Tabah dan sabar dalam mendalami ilmu merupakan pangkal keutamaan dan keberhasilan , disamping merupakan kunci dari segala kesuksesan . seperti senandungan puisi ali bin abithalib[8] :


Ingatlah
Tidak bisa kau raih ilmu tanpa enam sentaja ampuhnya
Kuterangkan keenam senjata itu
Agar dirimu faham dan tahu
Cerdas, sabar , loba ,
Jangan lupa mengisi kantongmu
Sang guru yang mampu membina
Dirimu tabah sepanjang waktu


5.      Harus mempunyai ketekunan , kesinambungan dan cita-cita yang luhur
Dalam mmeperdalam ilmu pengetahuan , murid harus bersungguh-sungguh , tekun dan terus menerus belajar tanpa mengenal lelah dan pantang menyerah
6.      Memelihara diri dan menjaga kesehatan
Selayaknya seorang murid tidak membuat dirinya terlalu payah , sehingga gairah mendalami ilmu tidak pernah padam. Murid juga harus memlihara kesehatan dan ilmu pengetahuan tentang itu , baik yang menyangkut diri pribadi , orang lain , maupun lingkungan .
b.      Etika murid kepada gurunya
Seorang murid tidak akan mendapatkan kesuksesan didalam mendalami ilmu dan tidak akan bisa memetik buahnya , baik untuk diri sendiri , agama , nusa , dan bangsa kecuali dengan menghormati dan mengangungkan ilmu pengetahuan , ilmuan dan guru pendidikan (Mahali, 1996). Menghormati guru termasuk dalam kategori menghormati dan mengangungkan ilmu . sebab guru merupakan perantara ( washilah ) untuk mendapatkan ilmu pengetahuan  Ali bin abithalib R.A. menegaskan :
“ Aku bersedia menjadi hamba sahaya orang yang telah mendidiku dengan satu huruf . terserah kepadanya , aku mau dijual , dimerdekakan , maupun tetap dijadikan hamba sahaya selamanya “.
Ali bin abitahlib rela menjadi hamba sahaya karena mengangungkan guru yang menjadi perantara dia mendapatkan ilmu pengetahuan . (Mahali, 1996) dan ia juga menggubah syair yang berkaitan dengan menghormati guru . didalam syair itu dia menegaskan[9] :


Aku yakin atas hak guru
Hak yang paling hak adalah itu
Paling wajib dan harus dijaga
Seluruh muslim yang berbahagia

Demi memuliakan guru
Hadiah wajib diaturkan kepadanya
Sebanyak dirham seribu
Mengajar huruf satu pada hamba


Dan juga diantara murid yang melukai guru, maka keberkatan ilmu baginya tertutup dan hanya akan memeperoleh manfaat yang sedikit dari ilmu yang telah dikaji Didalam syair dikatakan[10] :


Sungguh doketer dan guru
Takkan memberi nasihat kepadamu
Bila tidak ada rasa hormat di dadamu
Terimalah penyakitmu
Bila dirimu tak acuh pada doktermu
Dan terimalah kebodohan menimpa dirimu
Bila kau menentang sang guru


            Dokter dan guru tidak akan memberikan kebaikan kepada pasien dan anak didiknya tanpa adanya kesopanan dan penghormatan darinya. Karena , kalau yang sakit ingin segara sembuh , dan murid ingin sukses dalam mendalami ilmu pengetahuan , hendaknya mereka taat dan patuh serta hormat kepada dokter dan guru . kalau tidak  penyakit dan kebodohan tetap akan becokol pada dirinya.
seorang murid dihadapan gurunya selayaknya Memulai  mengucapkan salam kepada guru ,Menjaga dari ucapan ( perkataan ) yang sia-sia dihadapan guru ,Ikut berdiri saat guru berdiri ,Tidak mengatskan kepadanya , “ pendapat si fulan berbeda dengan Anda “. ,Tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya di majlis ,Tidak sembari tertawa bila berbicara dengannya ,Tidak menunjukkan sikap konfrontatif  (tanpa dasar ) terhadap pendapat guru , Tidak menarik pakaiannya saat dia berdiri , Tidak menanyakan sesuatu hal kepada guru disaat tengah perjalanan , tetapi menundanya hingga tiba dirumah atau tempat tujuan dan Tidak menghujaninya dengan berbagai pertanyaan ketika sedang letih[11]
Guru kita Syaikhul Imam Sadiduddin Asy-Syairaziy berkata : Guru-guru kami berucap : "bagi orang yang ingin putranya alim, hendaklah suka memelihara, memulyakan, mengagungkan, dan menghaturkan hadiah kepada kaum ahli agama yang tengah dalam pengembaraan ilmiyahnya. Kalau toh ternyata bukan putranya yang alim, maka cucunyalah nanti."Termasuk arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di tempatnya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara macam-macam darinya, dan menanyakan hal-hal yang membosankannya, cukuplah dengan sabar menanti diluar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah. Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela, menjauhkan amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk arti menghormati guru pula, yaitu menghormati putera dan semua oarang yang bersangkut paut dengannya .Di sini Guru kita Syaikhul Islam BurhanuiddinShahibul Hidayah pernah bercerita bahwa ada seorang imam besar di Bochara, pada suatu ketika sedang asyiknya di tenmgahmajlis belajar ia sering berdiri lalu duduk kembali. Setelah ditanyai kenapa demikian, lalu jawabnya : ada seorang putra guruku yang sedang main-main dihalaman rumah dengan teman-temannya, bila saya melihatnya sayapun berdiri demi menghormati guruku. Qodli Imam Fakhruddin Al-Arsyabandiy yang menjabat kepala para imam di marwa lagi pula sangat di hormati sultan itu berkata : "Saya bisa menduduki derajat ini, hanyalah berkah saya menghormati guruku. Saya menjadi tukang masak makanan beliau, yaitu beliau Abi Yazid Ad-Dabbusiy, sedang kami tidak turut memakannya." Dan Barang siapa melukai hati sang gurunya, berkah ilmunya tertutup dan hanya sedikit kemamfaatannya.[12]
2.4. Dalil al-quran dan hadist tentang Etika kepada guru
*      Dalil Qur’an

-          Surat An-Nahl Ayat 125
ادْعُإِلَىٰسَبِيلِرَبِّكَبِالْحِكْمَةِوَالْمَوْعِظَةِالْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْبِالَّتِيهِيَأَحْسَنُ ۚ إِنَّرَبَّكَهُوَأَعْلَمُبِمَنْضَلَّعَنْسَبِيلِهِ ۖ وَهُوَأَعْلَمُبِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
-          surah al-Nahl ayat 43
فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَتَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Di dalam al-Qur’an terdapat kisah adab yang baik seorang murid terhadap gurunya, kisah Nabi Musa dan Khidir. Pada saat Nabi Musa ‘alaihissalam meminta Khidir untuk mengajarkannya ilmu. Allah berfirman dalam surah al-Kahfi ayat 67;
إِنَّكَلَنْتَسْتَطِيعَمَعِيَصَبْراً
“Khidir menjawab, sungguh engkau (Musa) tidak akan sanggup sabar bersamaku.”
Nabi Musa dengan segenap ketinggiannya di hadapan Allah, tidak diizinkan untuk mengambil ilmu dari Khidir. Allah berfirman dalam al-Qur’an surah al-Kahfi ayat 70;
فَلاتَسْأَلْنِيعَنْشَيْءٍحَتَّىأُحْدِثَلَكَمِنْهُذِكْراً
“Khidir berkata, jika engkau mengikuti maka janganlah engkau menanyakanku tentang sesuatu apapun, sampai aku menerangkannya.”
Jangan bertanya sampai diizinkan, itulah syarat Khidir kepada Musa. Maka jika seorang guru tidak mengizinkan untuk bertanya maka jangalah bertanya, tunggulah sampai guru mengizinkan bertanya.

*      Dalil hadist

1.        Pendidik Harus Adil

عَنِالنُّعْمَانَبْنَبَشِيرٍ، قَالَ: قَالَرَسُولُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ: " اعْدِلُوابَيْنَأَبْنَائِكُمْ، اعْدِلُوابَيْنَأَبْنَائِكُم
“Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata bahwa Rosulullahsaw bersabda, “Berlaku adilah kamu di antara anak-anakmu! Berlaku adilah kamu di antara anak-anakmu!”(HR. An-Nasa’i dan Al-Baihaqi)

2.        Pendidik Harus Berniat Ikhlas

عنعمرابنالخطابرضىاللهعنهقال: سمعترسولاللهصلىاللهعليهوسلميقول: إِنَّمَاالأَعْمَاُلُبِالنِّيَّاتِوَإِنَّمَالِكُلِّامْرِئٍماَّنَوَى، فَمَنْكَانَتْهِجْرَتُهُإِلَىاللهِوَرَسُوْلِهِفَهِجْرَتُهُإَلَىاللهِوَرَسُوْلِهِ، وَمَنْكَانَتْهِجْرَتُهُلِدُنْيَايُصِيْبُهَاأَوامْرَأَةٍيَنْكِحُهَافَهِجْرَتُهُإِلَىمَاهَاجَرَإِلَيْه ) رواهالبخارىومسلم
Umar bin khotobra. Berkata, “Aku mendengar Rosulullahsaw bersabda, “setiap amal perbuatan harus disertai dengan niat, balasan bagi setiap amal manusia sesuai dengan apa yang diniatkan. Barangsiapa yang berhijrah untuk mengharapkan dunia atau seorang perempuan untuk dinikahi, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

3.        Pendidik Harus Berlaku Dan Berkata Jujur

عنعمربنالخطاب ...  قاَلَفَأَخْبِرْنِيعَنِالسَّاعَةِقاَلَماَالمْسَؤُوْلُعَنْهَابِأَعْلَمَمِنَالسَّاِئلِ....  رواهالبخارىومسلم.
“Umar bin khotob meriwayatkan, “.... Jibril berkata lagi, “beritahukan kepadaku tentang hari kiamat. Rosulullah menjawab, tentang masalah ini , saya tidak lebih tahu dari engkau” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
4.        Pendidik Harus Lemah Lembut Dan Kasih Sayang

عَنْأَبِيسُلَيْمَانَمَالِكِبْنِالْحُوَيْرِثِقَالَأَتَيْنَاالنَّبِيَّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَوَنَحْنُشَبَبَةٌ 4مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَاعِنْدَهُعِشْرِينَلَيْلَةًفَظَنَّأَنَّااشْتَقْنَاأَهْلَنَاوَسَأَلَنَاعَمَّنْتَرَكْنَافِيأَهْلِنَافَأَخْبَرْنَاهُوَكَانَرَفِيقًارَحِيمًافَقَالَارْجِعُواإِلَأَهْلِيكُمْفَعَلِّمُوهُمْوَمُرُوهُمْوَصَلُّواكَمَارَأَيْتُمُونِيأُصَلِّيوَإِذَاحَضَرَتْالصَّلاَةُفَلْيُؤَذِّنْلَكُمْأَحَدُكُمْثُمَّلِيَؤُمَّكُمْأَكْبَرُكُمْ .) رواهالبخار ى
“Abu Sualiman Malik ibnal-Huwayris berkata: Kami, beberapa orang pemuda sebaya  datang kepada Nabi saw., lalu kami menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu, kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah seorang yang halus perasaannya dan penyayang lalu berkata: “Kembalilah kepada keluargamu! Ajarlah mereka, suruhlah mereka dan salatlah kamu sebagaimana kamu melihat saya mengerjakan salat. Apabila waktu salat telah masuk, hendaklah salah seorang kamu mengumandangkan azan dan yang lebih senior hendaklah menjadi imam”. (HR. Al-Bukhori).

2.5. Hikmah beretika dan Hormat kepada guru[13]
a.       Ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
b.      Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan.
c.        Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi bermanfaat bagi orang lain.
d.      Akan selalu didoakan oleh guru.
e.       Akan membawa berkah, memudahkan urusan, serta dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah Swt.
f.       Seorang guru tidak selalu berada di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan anugerah dan Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya
BAB  III
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
            Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu dengan tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi murid. Guru dalam Islam juga disebut pewaris para nabi. Karena lewat seorang guru, wahyu atau ilmu para nabi diteruskan kepada umat manusia.
Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa.
Diantara bentuk-bentuk akhlak kepada guru adalah sebagai berikut.
  1. Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru
  2. Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosulullah saw.
  3. Di antara akhlaq kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi,
  4. Di antara akhlaq kepada guru yaitu diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan
  5. Di antara akhlaq kepada guru adalah bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara baik.
  6. Di antara akhlaq kepada guru adalah menegur guru bila melakukan kesalahan dengan cara yang penuh hormat
Beberapa contoh etika murid terhadap guru , diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Mereka selalu rendah hati terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah lebih banyak ketimbang gurunya.
  2. Mereka menaati setiap arahan serta bimbingan guru.
  3. Mereka juga senantiasa berkhidmat kepada guru-guru mereka dengan mengharapkan balasan pahala serta kemuliaan di sisi Allah Swt.
  4. Mereka memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan ta’zim (memuliakan) serta memercayai kesempurnaan ilmunya.
Dengan menghormati seorang guru, kita akan mendapatkan berbagai macam keuntungan, antara lain sebagai berikut.
  1. Ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
  2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan.
  3. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi bermanfaat bagi orang lain.
  4. Akan selalu didoakan oleh guru.
  5. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, serta dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah Swt.

4.1. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu para peserta didik untuk semakin tahu bagaimna seharusnya mereka bersikap.Dan para peserta didik hendaknya tahu bagaiman etika mereka jika mereka berhadapan dengan guru mereka.



[1]Etika bisnis islami dalam praktek bisnis rasulullah. Saefullah, Muhammad. 2011. semarang : walisongo, 2011, Vol. 19. 1 , hal 131

[2]Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan. Ningsih, Nuroktya. 2012. Yogyakarta : Jurnal Citizenship, 2012, Vol. 1. 2 , hal 124-125.

[3]Hambatan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan. Ningsih, Nuroktya. 2012. Yogyakarta : Jurnal Citizenship, 2012, Vol. 1. 2 , hal 124.
[4]Mahali, A.Mudjab Mahali dan Umi Mujawazah. 1996.kode etik Santri. Bandung : Al-bayan, 1996,hal 24

[5]Tawadhu` adalah : Terfokusnya hati kepada Allah `azza waJalla , merendah diri dan belas kasihkepadamakhluq, sampai tingkatan dimana dia tiada lagi melihat bahwa dirinya memiliki keutamaan diatas seorang-pun , tiada dia melihat dirinya memiliki haq pada diri seorang-pun. Al Fudhail bin Iyadhrahimahulloh ditanya tentang tawadhu` maka beliau jawab : Tunduk kepada kebenaran, melaksanakannya dan menerimanya dari siapa yang menyampaikannya. Dan dikatakan : Tawadhu`adalah Sekiranya kamu tiada melihat bahwa pada dirimu memiliki keunggulan, dan siapa yangberpandangan bahwa dirinya punya keunggulan , maka dia tidak punya bagian dalam tawadhu` sedikitpun. (Syaikh Husain Al Awaysyah : At tawadhu` wamanzilatuminaddiin).

[6]Mahali, A.MudjabMahali dan Umi Mujawazah. 1996. kode etik Santri. Bandung : Al-bayan, 1996,hal 32
[7]Mahali, A.MudjabMahali dan Umi Mujawazah. 1996. kode etik Santri. Bandung : Al-bayan, 1996,hal 45

[8]Mahali, A.MudjabMahali dan Umi Mujawazah. 1996. kode etik Santri. Bandung : Al-bayan, 1996,hal 44

[9]Mahali, A.MudjabMahali dan Umi Mujawazah. 1996. kode etik Santri. Bandung : Al-bayan, 1996,hal 51

[10]Mahali, A.MudjabMahali dan Umi Mujawazah. 1996. kode etik Santri. Bandung : Al-bayan, 1996,hal 55

[11]ghazali, A. (2008). Rasa'ilal-ghazali. jakarta: Diadit media, hal 227.
[12]Az-Zarnuji, Syeikh. 2009.TERJEMAH TA’LIM MUTA’ALIM. Surabaya : MUTARA ILMU Surabaya, 2009 , fasal 4 .

[13]Ya'kub, H. (1996). Etika islam. bandung: Diponegoro.

No comments:

Post a Comment

Metode Pelaksanaan Bangunan

 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni : I                PEKERJAAN PERSIAPAN II               PEKERJAAN TANAH DA...