KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan
yang Maha Kuasa, karena berkat dan pertolongan-Nya kepada kami semua, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen.
Dalam penulisan makalah
ini kami menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki bersama, untuk
itu kami perlu kritik dan saran dari para pembaca sebagai upaya dalam perbaikan
dan penyempurnaan di waktu yang akan datang. Akhirnya kurang dan lebihnya kami
ucapkan banyak terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri
terlebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.
Bandung, 08 Februari 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan industri yang
semakin pesat saat ini, membuat persaingan semakin ketat antar perusahaan yang
ada di dunia. Segala upaya dilakukan untuk menjadi yang terbaik. Manajemen yang
baik menjadi kunci kesuksesan dunia industri saat ini baik itu manajemen
produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan. Manajemen operasional
merupakan satu fungsi manajemen yang sangat penting bagi sebuah organisasi atau
perusahaan. Bidang ini berkembang sangat pesat terutama dengan lahirnya inovasi
dan teknologi baru yang diterapkan dalam praktik bisnis. Oleh karena itu banyak
perusahaan yang sudah melirik dan menjadikan aspek-aspek dalam manajemen
operasi sebagai salah satu senjata strategis untuk bersaing dan mengungguli
kompetitornya.
Dalam kewirausahaan,
manajemen operasi pun diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
perubahan atau inovasi produk untuk menjadi lebih baik lagi. Seiring
perkembangan industri yang semakin maju perusahaan juga dituntut untuk
memberikan kualitas yang terbaik baik dalam produk maupun jasa yang dihasilkan
tetapi tidak melupakan dampak lingkungan yang terjadi dari segala aktivitas
perusahaan.Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian
pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses
pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa
sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan
biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji
pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi
atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk
menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat
berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan
produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah
ini penulis memiliki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen. Sedangkan tujuannya, penulis berharap
agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen
Produksi atau Operasi kepada para pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan
Penamaan Manajemen Operasional?
2. Apakah pengertian manajemen operasional itu?
3. Bagaimana penerapan operasi dan penentuan
lokasi dalam kegiatan produksi?
4. Bagaimana ruang lingkup manajemen
operasional?
5. Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen
Operasional Organisasi
atau Perusahaan?
6. Fungsi Manajemen Operasional Dalam
Organisasi/Perusahaan?
7. Bagaimana struktur manajemen operasional?
8. Bagaimana langkah – langkah manajemen
operasional?
9. Bagaimana strategi manajemen operasional?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Perkembangan
Penamaan Manajemen Operasional.
2. Mengetahui pengertian dari manajemen
operasional.
3. Mengetahui penerapan operasi dan penentuan
lokasi dalam kegiatan produksi.
4. Mengetahui bagaimana ruang lingkup manajemen
operasional.
5. Mengetahui faktor-faktor yang Mempengaruhi
Manajemen Operasional Organisasi
atau Perusahaan.
6. Mengetahui fungsi Manajemen Operasional Dalam
Organisasi/Perusahaan
Mengetahui struktur manajemen opeasional.
7. Mengetahui struktur manajemen operasional.
8. Mengetahui langkah – langkah manajemen
operasional.
9. Mengetahui strategi manajemen operasional.
1.4 Manfaat
Setelah membaca makalah ini,
pembaca diharapkan mampu mengetahui apa itu manajemen operasional, penerapan
operasi dan penentuan lokasi dalam kegiatan produksi, ruang lingkup, struktur,
dan strategi manajemen operasional yang berperan dalam pencapaian tujuan
organisasi perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Penamaan
Manajemen Operasional
Manajemen Operasional
memiliki tiga tahapan perkembangan teoretik dan setiap pase perkembangan
dimaksud memiliki nama yang khas. Pada mulanya bernama Manajemen Pabrik
(Manufacturing Management), kemudian menjadi Manajemen Produksi (Production
Management) dan terakhir bernama Manajemen Operasional (Operations Management).
1. Manajemen Pabrik
Menurut Adam dan Ebert (1992)
manajemen pabrik lahir bersamaan dengan lahirnya revolusi industri di Inggris
sekitar tahun 1785 dan dipicu oleh pemikiran Adam Smith, terutama tentang
spesialisasi (asas pembagian kerja) dan
efisiensi ekonomi. Manajemen Pabrik
diperlukan karena revolusi industri telah menggeser teknik pengolahan manual
atau kerja tangan (hand-making production system) menjadi kerja mesin
(machine-made production system).
Pemakaian mesin uap di
pabrik yang ada di Inggris pada waktu itu (pada mulanya di pabrik tekstil)
telah melahirkan perubahan :
a. Mengganti proses kerja tangan dengan kerja
mekanik (memakai mesin).
b. Mengubah sistem produksi pesanan menjadi
produksi massa untuk memenuhi permintaan
pasar yang luas,
c. Perubahan lokasi produksi dari rumah tangga
(home industry) ke perusahaan pabrik (manufacturing company).
d. Perubahan sumber tenaga kerja dari anggota
rumah tangga (keluarga) menjadi tenaga dari pasar tenaga kerja.
Penggunaan tenaga kerja manusia dalam
jumlah yang besar di pabrik yang berasal dari luar rumah tangga memerlukan
metode pengelolaan tenaga kerja manusia. Perubahan terjadi, baik pada hubungan
kerja maupun cara pengupahannya. Perubahan ini menyebabkan diperlukannya
Manajemen Pabrik.
Manajemen Pabrik pada dasarnya
merupakan metode pengorganisasian faktor-faktor produksi, termasuk sumber daya
manusia, dalam usaha menghasilkan produk barang secara massal dengan efisien.
Tekanan utama Manajemen Pabrik terletak pada usaha menghasilkan produk barang
dengan efisien. Oleh karena itu orientasinya masih tunggal, yaitu berproduksi
untuk memperoleh keunggulan bersaing berdasarkan basis biaya. Manajemen Pabrik
ini berlangsung sampai sekitar tahun 1930-an, yaitu sampai dengan kebangkitan
industri di Jerman, khususnya industri mobil (Mercedez dan Mercy) yang
mengutamakan mutu.
2. Manajemen Produksi
(Production Management)
Era Manajemen Produksi mulai sejak
1930-an sampai 1970-an. Manajemen Produksi lahir sejak pemikiran Taylor yang
terkenal dengan sebutan manajemen ilmiah (scientific management) diterima
secara luas dan diterapkan di lapangan produksi. Pada mulanya, produksi dengan
orientasi pada mutu dipelopori oleh Jerman sehingga Jerman diterima sebagai
pelopor Manajemen Produksi. Era ini berlangsung hingga Jepang muncul sebagai
salah satu negara industri berteknologi tinggi dan menawarkan gaya manajemen
khas Jepang, yaitu Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management, TQM) dan
Just In Time Production System (JIT) pada awal tahun 1970-an. Gagasan Taylor
mengenai produksi terutama bertujuan untuk menghilangkan gerakan-gerakan yang
tidak berguna, yaitu gerakan yang tidak
memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Pada dasarnya Manajemen Produksi juga melulu
mengkaji tata produksi barang dan belum
menaruh perhatian pada produksi jasa. Namun demikian orientasi Manajemen
Produksi sudah lebih luas daripada Manajemen Pabrik. Manajemen Produksi sudah
memperhatikan soal kualitas keluaran disamping pada tekanan biaya atau
efisiensi ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka orientasi Manajemen Produksi
lazim disebut Q and C oriented (Quality and cost orientation).
Pada dasarnya Manajemen Produksi merupakan metode pengorganisasi-an faktor-faktor
produksi, termasuk sumber daya manusia, untuk digunakan dalam proses
menghasilkan produk barang secara massal yang memenuhi stanadard mutu tertentu
secara efisien.
3. Manajemen Operasional
(Operations Management)
Manajemen Operasional lahir sejak
1970-an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai Manajemen Operasional
ialah mewujudkan efisiensi ekonomi (cost minimization) dalam proses produksi,
baik barang maupun jasa, kualitas yang
tinggi (high quality), dapat diserahkan ke pasar dalam waktu yang cepat (speed
of delivery), dan peralatan produksi dapat dengan segera dialihkan untuk
mengerjakan produk lainnya (flexibility). Dengan demikian, Manajemen
Operasional sudah berbeda secara mendasar dengan Manajemen Pabrik dan Manajemen
Produksi. Manajemen Operasional mengkaji produksi barang dan jasa, sedang
Manajemen Pabrik dan Manajemen Produksi melulu membicarakan produksi barang.
Disamping itu, orientasi Manajemen Operasional sudah semakin luas dan lazim
disebut memiliki orientasi pada biaya, mutu, kecepatan penyerahan, dan
keluwesan proses (QCDF Orientation). Kepeloporan Jepang dibidang modernisasi
Manajemen Produksi dipimpin oleh Toyota yang menekankan proses pada usaha
menghasilkan produk yang bermutu sesuai pengharapan konsumen. Perwujudan
kualitas adalah tanggung jawab semua personil, semua jabatan, dan semua proses.
Dengan demikian, tanggungjawab atas mutu bergeser dari para inspektur mutu ke
pada segenap personil perusahaan. Sejak saat itu, Jepang mengenalkan konsep
pengawasan melekat (built-in controlling) dan perbaikan terus menerus (keizen,
continuous improvement). Ke dua hal itu harus dilakukan oleh perusahaan sebagai
antisipasi terhadap tuntutan konsumen atas mutu keluaran yang semakin
meningkat. Tiap pekerja dididik dan dilatih untuk menghidarkan proses dari
cacat (poke yoke, atau to avoid mistake) dan mengawasi serta memeriksa sendiri
pekerjaannya menuju terwujudnya proses dan keluaran bebas cacat (zero defect).
Para manajer dilatih untuk dapat
menerapkan pengendalian proses dengan menggunakan metode statistik (statistical
process control), kemudian setiap manajer melatih bawahannya masing-masing
sehingga seluruh lapisan personil perusahaan paham dan dapat menerapkan metode
pengendalian mutu dan proses secara statistik. Program pelatihan dilakukan
secara berkesinambungan sehingga pemahaman Produksi Modern (Modern Production
Management).
2. Defenisi Manajemen Operasional
Manajemen operasional adalah bentuk
pengelolaan secara menyeluruh dan optimal pada masalah tenaga kerja,
barang-barang seperti mesin, peralatan, bahan-bahan mentah, atau produk apa
saja yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang biasa
dijual belikan.
Sesuai dengan definisinya sendiri,
manajeman yang berasal dari kata manage yang berarti mengatur penggunaan. Jika
disandingkan dengan kata operasional, artinya dalah pengaturan pada masalah
produksi atau operasional baik dalam bidang barang atau jasa.
Selanjutnya, secara definisi,
manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab dalam sebuah organisasi
bisnis yang mengurusi persoalan produksi. Baik dalam bidang barang atau jasa.
Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama,
fungsi manajemen operasional, yakni dalam hal pengambilan keputusan mengenai
kebutuhan-kebutuhan operasional. Kedua, manajamen operasional mesti juga
memperhatikan mengenai sistemnya. Terutama sistem transformasi. Sistem ini
termasuk juga dalam sistem pengurusan mengenai membuat rancangan serta analisis
dalam operasi nanti. Yang ketiga atau terakhir mengenai hak pengambilan
keputusan dalam sebuah manajemen operasional.
Sebagaimana dikehatui bahwa keputusan
adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa bersikap tegas dan tepat,
demi lancarnya manajemen operasional yang tengah dijalankan. Oleh karena itu,
manjemen operasional sangat erat kaitannya dengan Unsur Manajemen terdiri dari
; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
1.Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi
operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan
jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job
design; serta penentuan standar kerja.
2. Tahap Pelaksanaan,
meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan dan
penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan
pekerja.
3. Tahap Pengawasan,
meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya
produksi dan operasi.
ngambilan keputusan
seorang pemimpin operasional.
Dalam perencanaan, manajer
operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program,
kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi termasuk
perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber
daya produksi.
Dengan demikian, Manajemen Produksi atau
Operasional menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
3. Penerapan Operasi Dan
Penentuan Lokasi Dalam Kegiatan Produksi
3.1 Sistem Produksi/Operasi
Sistem operasi merupakan
sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.
Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan
manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk
rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang
menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi.
Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan
berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas
segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal
mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh, lingkungan
eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input. Perubahan
teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh
organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga
mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi
konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih
sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat mempengaruhi
dan membantu proses transformasi..
3.2 Penentuan Lokasi Perusahaan
Terdapat 2 kriteria dalam
menentukan lokasi produksi:
Kriteria subyektif,
keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan
dimana keputusan subyektif ini akan
sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan
subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat keputusan
subjektif.
Kriteria obyektif,
mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan.
Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat,
akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan
lain-lain.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang
kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak
tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih
lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang
diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi
perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak diberikan
untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di daerah-daerah
yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa
produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber
permintaan dari konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih
lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih mudah mengakses
perusahaan.
dalam menentukan lokasi
bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
1.Lokasi bisnis Manufaktur
(penghasil barang)
Model-model
penghitungannya:
a.Dengan penghitungan
biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan
konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan pasar kliwon,
untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.
b. Metode perbandingan
biaya operasi
Memilih beberapa
alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi
dengan biaya operasi paling rendah.
c. Dengan pendekatan
kualitatif
Contoh: pabrik semen dan
minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
2.Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih
diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut.
Namun bisnis jasa yang
mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang
terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel nomor
telephon.
3.3 Pengaturan Proses
Produksi Atau Operasi
Keputusan mengenai proses
produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem produksi.
Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan prusahaan,dengan
memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:
a. Secara umum,terdapat dua jenis proses
produksi :
Pertama,sistem Produksi
Intermiten
Sistem prosuksi dimana
pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan
menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan memulai
proses produksi dan kapan menyelesaikan
proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang menggunakan
sistem intermiten :
1. Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan
manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu, prosedur tertentu dan
jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi
2. Pilihan masal (mass customization)
Bahwa produk yang
dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen untuk memilih
sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi
produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem proses
produksi yang terus menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana
pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu
yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan
dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia,
minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi
transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang dari terminal.
b. Proses produksi Pelayanan
1. Produksi yang standar
Proses produksi yang
didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain dari informasi
konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.
2. Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan
untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen. Jadi bentuknya
tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.
c. Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada
perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
a) Proses Ekstraktif merupakan proses produksi
yang haanya mengambil dari alam dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.
b) Proses Analitis merupakan kegiatan produksi
yang memisah misahkan bahan alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.
c) Proses sintetis merupakan kegiatan produksi
dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya
makanan, minuman, dan obat-obatan.
d) Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi
dengan mengubah bahan baku menjadi produk akhir, misalnya elektronik.
3.4 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi
Rancangan (Design)
menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout) adalah
pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud
pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi
dijalankan.
Keputusan mengenai desain
rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan
mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang
dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana
meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir.
Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak
kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi
menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat
beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut :
a. Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem
produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti
satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas
hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku
berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain
yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan
lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian
digudangkan.
b. Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem
produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakuakan dan
tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses pemariksaan
kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke
resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung
jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit
dalam atau pemeriksaan gigi
c. Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi
dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas
seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi
ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up
artis.
Keputusan mengenai
rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena
keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat
berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah
pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan
layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian seimbang dengan
kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi
terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat
tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan
dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi
diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit
banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan.
Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau
pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.
3.5 Perencanaan Jumlah
Produksi Dan Penentuan Standar
Perkiraan jumlah produk
yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan
beberapa cara antara lain :
a) Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi
didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan
dengan metode statistik dan metode pendapatan. Besarnya forecast produksi
dirumuskan :
b) Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point)
adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu perusahaan tidak laba
dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama dengan total
pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih besar dari unit
terjual pada BEP.
Perhitungan BEP mempunyai
asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan variable; Haraga
jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn selalu tetap; Semua
produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
c) Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi
:
1.Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas
barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per atribut dari
barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu
terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan
tindak lanjut.
2. Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah
barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan dan
pertumbuhan perusahaan.
3. Standar Waktu Proses
Standar waktu yang
dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh efisiensi yang
maksimal.
4. Standar Produktivitas
(Productivity
Standar mengenai rasio
antara output dari proses produksi dan input yang digunakan. Ukuran
productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau
bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
1. Total factor Productivity, dihitung denga
membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy input +
Businnes service.
2. Material Productivity, dihitung dengan
membagi Output dengan material.
3. Labour Productivity, dihitung dengan
membagi Output dengan jumlah Labor.
3.6 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi
a. Pengaturan Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku
dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan
dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order
Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya
penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out
Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP
memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia pada leveransir;
pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu
tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan;
perusahaan memiliki gedang.
Juga bisa menggunakan
metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku tanpa harus
memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung
diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan
menghantarkan sampai lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak
boleh terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.
b. Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan
merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
1.Keputusan berkaitan
dengan proses
Keputusan mengenai proses
fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi brang dan
jasa.
2. Keputusan berkaitan
dengan kapasitas
Keputusan mengenai
kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, ditempat dan
dalam waktu yang tepat pula.
3. Keputusan berkaitan
dengan kesediaan
Keputusan berkaitan
kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan
dipesan.
4. Keputusan berkaitan
dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan
tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi diselesaikan,
pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.
5. Keputusan berkaitan
dengan mutu
Keputusan yang menyangkut
penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam setiap proses
operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan
pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
3.7 Pengawasan Kegiatan
Produksi
Pengawasan dalam kegiatan
produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya,
proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu.
Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi,
meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang
dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja
yang melakukan kegiatan produksi.
a. Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan
tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan
baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas,
layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon
menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan
adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya.
Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa bahan baku
tersedia bila mana diperlukan.
c. Routing
Roting ialah urutan (rute)
tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya
dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai sesuai
spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan
disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk
menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang
lebih cepat dan murah.
d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah
tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi.
Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi.
Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk
menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program
(program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara
meminimkan hambatan proses produksi.
e. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana
derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan.
Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang
atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi
perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur
dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada
berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain
atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas
monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
Ø Pengawasan Terhadap Produk
1. Dengan Sertifikasi
Sertifikasi terhadap produk
dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart industri,
asosiasi dan sebagainya.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium
dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang
dikandung.
3. Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari
survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab
mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Ø Pengawasan Terhadap Proses Produksi
a. Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan
membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang pekerjanya
sejenis.
b. Perolehan Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan
kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada perencanaannya
atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.
Ø Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan
Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan
dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan standart yang
ditetapkan sebelumnya.
Ø Pengawasan Terhadap Standart Produksi
Dengan menegement control
systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan selalu membandingkan
antara anggaran atau standart yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian
produksi.
4. Ruang Lingkup Manajemen Operasional
Dalam lingkup yang sangat generik,
yaitu suatu proses, perlu kiranya disampaikan seberapa luas ruang lingkup
manajemen operasi. Beberapa hal yang membatasi ruang lingkup tersebut adalah:
Manajemen operasi merupakan satu dari fungsi manajemen (functional management)
dalam perusahaan. Selain pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, maka operasi
adalah satu fungsi yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan.
Belakangan ini sudah umum kita jumpai jabatan dalam perusahaan yang terkait
dengan manajemen operasi, seperti manajer dan direktur operasi. Konsep proses
dalam pengertian manajemen operasi pada dasarnya mencakup semua proses, mulai
dari proses global/utama hingga subproses terkecil yang dapat dijumpai dalam
perusahaan. Walaupun hierarkinya boleh jadi sangat panjang, level proses yang
dianalisis hanya melibatkan beberapa level saja sesuai kebutuhan. Yang perlu
menjadi perhatian adalah level terbesar dari analisis proses adalah level
dimana unit dalam perusahaan berinteraksi dengan pihak lain seperti pemasok dan
pelanggan. Lebih dari itu, kajiannya sudah memasuki topik manajemen rantai
pasok (supply Chain Management). Dengan demikian, ruang lingkup analisis dalam
manajemen operasi adalah keseluruhan proses yang terdapat dalam suatu
perusahaan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen
Operasional Organisasi/Perusahaan
Menurut Higgins (1994) Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional adalah: Manajer/Pimpinan Pada
dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan mempengaruhi
dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan
prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan
masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang
digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi
antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada
permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan
kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi
melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan
yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan
memainkan bagian penting, karena cara seseorang berkomunikasi menentukan
tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar manusia.
Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada
kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang
seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok
berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada
kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan
minat.
Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada
organisasi tersebut. Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi
organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi
dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan
dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.
6. Fungsi Manajemen Operasional Dalam
Organisasi/Perusahaan
Manajemen Operasional Memiliki beberapa
Fungsi yaitu:
Fungsi Pemasaran
(Marketing Function), Berhubungan dengan pasar untuk dapat menciptakan
permintaan dan pada akhirnya menyampaikan produk yang dihasilkan ke pasar.
Funsi Keuangan (Finance
Function), Mengelola berbagaai urusan keuangan didalam perusahaan maupun
perusahaan dengan fihak luar perusahaan.
Fungsi Produksi
(Operastion Function), Berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa yang
dihasilkan perusaan.
7. Struktur Manajemen Operasional Dalam Organisasi/Perusahaan
Dalam persoalan manajemen
operasional, ada struktur kepengurusan yang mesti dibentuk, tetapi bukan hanya
dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan sebagaimana fungsi dari
masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem manajemen operasional
adalah manajer operasional. Mereka-mereka ini yang menjadi tiang atau
pilar-pilar dalam berjalannya manajemen operasional. Tugas dari seorang manajer
adalah melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan tugasnya,
misalnya membuat konsep dalam hal perencanaan, pembentukan staf,
pengorganisasian, serta memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengendalikan
manajemen operasional secara keseluruhan.
Sepenuhnya, manajer itu mesti
berorientasi pada pengarahan baik dalam hal pengeluaran atau output dari
jumlah, kualitas barang, harga yang terus dikontrol, serta waktu yang tepat
dalam memanjakan konsumen, sesuai dengan permintaan para konsumen, maka rasanya
pas, jika para manajer operasional memanjakan konsumen selayaknya adalah raja.
Dalam dunia manajemen operasional,
para pemegang keputusan, manajer operasional juga memiliki tanggung jawab yang
tidak sedikit. Di antaranya sebagai manajer mestilah mempunyai pikiran luas
sehingga konsepnya mesti menghasilkan barang dan jasa. Mengenai pengambilan
keputusan sebagai bentuk operasi dan sistem transformasi yang akan dilakukan.
Namun sebelum mengambil sebuah keputusan itu, kita terlebih dulu tidak terlalu
terburu-buru dalam mengambil keputusan, tapi terlebih dulu kita mengkajinya
dalam langkah pengambilan keputusan lewat fungsi operasi.
Dari fungsi operasi juga ada bagian
yang mesti dijabarkan dalam pengembangannya, seperti harus disiapkan adanya
proses produksi dan operasi, ada juga jasa penunjang pelayanan produksi, yang
melingkupi perencanaan serta pengendalaian dan kontrol yang ekstra. Begitulah
fitrah yang harus ada pada pola manajemen operasional.
Jika kita melihat dari segi ruang
lingkup manajemen operasional, akan mengarah pada kriteria yang memang wajib
dilaksanakan. Ambil contoh, kita membuat perancangan desain sistem produksi dan
operasi itu sendiri. Kita tentu harus melakukan seleksi dari perencanaan suatu desain
produk tersebut, seleksi yang meliputi mengenai perancangan dalam peralatan,
memilih lokasi dan site perusahaan serta unit produksi. Selain itu, kita juga
mesti menyiapkan rancangan sebagai tata letak dan arus kerja nanti, juga
membuat rancangan tugas pekerjaan. langkah terakhir, menyusun strategi dalam
memproduksi serta pemilihan kapasitas yang baik.
Sementara itu, adanya penyusunan
rencana produk dan operasi dalam manajemen operasional, pengendalian persediaan
atau dalam hal penambahan bahan, upgrade mesin yang ada, pengendalian mutu baik
ditingkat barang dan jasa juga meliputi manajemen sumber daya manusia. Itulah
yang disebut sebagai pengorganisasian sistem produksi pada manajemen
operasional. Adapun tingkat pekerjaan manajemen operasional dalam sebuah
organisasi/ perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Manajer Pabrik (Plant Manager)
Yang biasanya harus berpengalaman
dalam manajemen pabrik termasuk keahlian dibidang perencanaan produksi,
manajemen pembelian, manajemen persediaan, termasuk pula pengelolaan karyawan
dioperasional maupun pengelolaan sumberdaya lainnya yang dipergunakan di
pabrik.
2. Direktur Pembelian ( Director of
Purcashing)
Harus memiliki pengetahuan yang
menyeluruh mengenai fungsi pem,belian, kemampuan menelaah program penjualan,
mengintegrasikan atau membuat keterkaitan dengan supplier sampai distributor,
mengkoordinasi aktifitas operasi.
3. Manejer Mutu ( Quality Manger)
Mempunyai pandangan yang
luas, mengenai konsep statistic untuk dapat melakukan pengawasan semua aspek
operasional karena kualitas merupakan tanggung jawab secara bersama diantara
semua pihak yang terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.
Konsultan Perbaikan Proses
( Process improvement Consultants)
harus memiliki keahlian
yang berkaitan dengan desain proses sehingga dapat memberikan berbagai
konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan.
Manajer dan Perencana
Rantai Pasokan ( Suplay Chain manajer and Planner)
Bertanggung jawab mengenai negosiasi
kontrak jangka panjang antara perusahaan dengan supplier maupun distributor
sehingga harus mempuanya keahlian tentang Material requirement Planning, Suplay
Chain Management, Teknologi komunikasi canggih dalam dunia bisnis, konsep
penjadwalan dan persediaan.
8. Langkah-Langkah Manajemen Operasional
Manajemen operasional juga meliputi
langkah-langkah dalam pengambilan keputusan sebagaimana telah disebut di awal.
Jika melihatnya dari segi pengambilan keputusan, sedikitnya ada empat langkah
dalam pengambilan keputusan dalam manajemen operasional, yaitu pengambilan
keputusan dari peristiwa yang pasti, dari peristiwa yang mengandung risiko,
dari peristiwa yang belum pasti, dan peristiwa yang lahir dari
pertentangan-pertentangan dari keadaan lain. Selain itu, ada juga proses yang
disebut lewat keputusan, yakni mengenai proses fisik sebuah produk maupun dari
fasilitas yang dipakai. Juga dari sisi kapasitas yang melingkupi keputusan
dalam menghasilkan jumlah, beserta pemilihan tempat dan waktu yang tepat.
Ada juga manajemen operasional yang
dilihat dari segi persediaan, baik itu mengenai apa yang dipesan, kualitas
bahan hingga kapan bahan tersebut akan dipesan. Tenaga kerja yang meliputi
pemilihan tenaga kerja lewat seleksi, rekrutmen, pemberian gaji, pemberian
kompensansi atau promosi, hingga PHK. Selain itu, mesti juga memastikan
kualitas atau mutu yang meliputi mutu barang dan jasa dari yang dihasilkan,
desain peralatan, serta pengawasan produk atau jasa. Dari beberapa kriteria yang
dimaksud adalah langkah sebagai salah satu jenis pengambilan keputusan dalam
manajemen operasional.
9. Strategi Manajemen Operasional Dalam
Organisasi atau Perusahaan
Sebelum kita melangkah dalam hal
pengambilan keputusan-keputusan atau mengeluarkan suatu produk, ada baiknya
kita memetakan strategi yang akan digunakan dalam teori manajemen operasional.
Salah satu strategi dalam menetapkan arah dan tujuan untuk mengambil keputusan
bisnis lewat perencanaan formal sehingga mampu menghasilkan pola pengambilan
keputusan yang konsisten serta menjadi keunggulan saat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lain.
Sedikitnya, ada dua tipe dalam
pengambilan strategi. Pertama, dengan menggunakan biaya rendah yang ditekan
dari biaya produksi, namun tetap menggunakan teknologi bagus, tapi biaya tenaga
kerja diusahakan rendah, dan tingkat persediaannya juga rendah, tapi tetap
menjaga mutu. Mutu yang harus tetap terjamin. Ini tentu bisa berjalan
berbarengan jika bagian keuangan serta pemasaran mendukung dan tidak mati. Yang
kedua adalah dengan menggunakan strategi invasi dalam menciptakan produk atau
pengenalan produk baru. Pada bagian ini, tidak usah terlalu memikirkan harga
pemasaran karena tidak ada masalah. Serta adanya fleksibilitas dalam pengenalan
produk baru.
Dan yang berikutnya adalah
perencanaan pabrik atau dalam bahasa asing disebut factoy planning. Ini adalah
langkah yang penting dalam kelangsungan hidup serta kemajuan perusahaan sesuai
tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam hal teori manajemen operasional. Di
antara perencanaan pabrik itu adalah penentuan lokasi pabrik, bangunan,
peralatan, hingga penerangan, dan sirkulasi udara dalam pabrik. Pemilihan
lokasi pabrik sangat penting karena bisa mempengaruhi dalam daya saing dengan
perusahaan lain. Selain itu, juga harus memperhatikan adanya kemungkinan
terjadi ekspansi.
Agar perusahaan bisa berjalan
lancar, efektif, dan efisien, kita bisa melihat banyak faktor yang bisa
mempengaruhi lokasi pabrik yang masih terkait dengan menejemen operasional, di
antaranya lingkungan masyarat, dekat dengan pasar, dan tenaga kerja, kedekatan
dari pengiriman bahan pemasok, biaya transportasi, dan juga sumber daya alam di
sekitar lokasi yang mempengaruhi. Ini peting dalam praktik manajemen
operasional.
BAB III
PENUTUP
a.Kesimpulan
Manajemen Operasi memberikan cara
pandang yang sistematik dalam melihat proses-proses dalam organisasi dan agar
kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga dengan cermat dapat
meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam masyarakat serta mampu
mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif. Bahwa sangatlah penting
untuk mengetahui bagaimana aktivitas Manajemen Operasi berjalan agar kita
memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga dengan cermat dapat
meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam masyarakat serta mampu
mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif.
b.Saran
Sarannya ketika perusahaan
menghadapi peluang global maka manajer perusahaan harus dengan cermat
menempatkan perusahaannya dalam misi dan strategi operasi dan mampu
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, juga peluang dan
ancaman yang terdapat di lingkungan perusahaan, sehingga efektifitas perusahaan
dapat terus berjalan.
Daftar Pustaka
T. Hani Handoko,
Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BFE Yogyakata, 1984.
Jay Heyzer dan Barry
Render, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005
Assauri, Sofjan,
“Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004”, Lembaga Penerbit FE-UI,
Jakarta, 2004
No comments:
Post a Comment