Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1.
Anatomi Sistem Kemih
a.
Ginjal
Sepasang ginjal berwarna kemerahan, berbentuk seperti
kacang merah, terletak di atas pinggang diantara peritoneum dan dinding
posterior abdomen (retroperitoneal).Ginjal berada diantara T12 dan L3, dimana
terlindungi oleh iga 11 dan 12.Ginjal kanan sedit lebih dibawah posisinya
daripada ginjal kiri, karena terdesak oleh liver.
Ginjal orang dewasa panjangnya 10-12 cm, lebar 5-7 cm, dan ketebalannya 3 cm. Pada batas cekungan medial, tiap ginjal berhadapan dengan columna vertebralis. Di dekat cekungan pertengahan tersebut (pada 1/3 tengah tepi medial ginjal), terdapat lekukan yang disebut hilum renalis, dimana arteri renalis dan nervi renalis masuk ke ginjal, serta vena renalis dan pelvis renalis keluar dari ginjal.
Pada ginjal, terdapat dua kutub, yaitu kutub superior dengan kutub inferior.Permukaan pada ginjal terdiri atas permukaan anterolateral dan posteromedial sebab sumbu panjangnya inferolateral dan sumbu transversalnya posterolateral.
Terdapat tiga lapisan jaringan yang mengelilingi ginjal, dari dalam ke luar yaitu kapsula renalis/ kapsula fibrosa, kapsula adipose/ perinephric fat capsule, dan fascia renalis.Ketiga lapisan tersebut melindungi ginjal dari trauma dan membuat ginjal tetap terletak pada tempatnya.
Pada penampang coronal ginjal, dapat terlihat bangunan-bangunan pada ginjal, yaitu:
1.
Cortex renalis : bagian superficial ginjal yang lebih
gelap dan berkontak dengan kapsula fibrosa.
2.
Medula renalis : bagian di bawah cortex yang lebih
terang dan terdiri atas 9-14 struktur triangular atau conical yang jelas yang
disebut Piramid renalis. Hilus Renalis : cekungan pada 1/3 tengah batas medial
ginjal.
3.
Papilla renalis : apex dari medulla yang berproyeksi ke
calyx minor
4.
Processus renalis/medulla arrays : Bagian medula yang
menjorok ke korteks
5.
Columna renalis Bertini : Bagian korteks yang masuk ke
medulla
6.
Sinus renalis : bagian hilus renalis yang tidak berisi
struktur (hanya berisi lemak)
7.
Lobus renalis : terdiri atas pyramid renalis, korteks
renalis di sekitarnya, dan setengah dari tiap kolumna renalis di samping
pyramid renalis tersebut
8.
Calix minor (7-14): duktus yang merupakan muara papilla
renalis keluarkan urin
9.
Calix major (2-1): 3-5 calix minor yang menyatu
membentuk struktur ini
10.
Pelvis renalis : 2-3 calix major membentuk struktur ini
11.
Ureter : lanjutan dari pelvis renalis ke arah vesica
urinaria
Darah masuk ke ginjal melalui arteri renalis.Arteri
renalis ini mendapatkan aliran darah dari aorta abdominal.Arteri renalis
bercabang menjadi arteri segmental.Kemudian arteri segmental bercabang menjadi
arteri interlobar yang berjalan di bagian luar medulla.Arteri interlobar yang
berjalan ke perbatasan korteks dan medulla disebut arteri arkuata Arteri
arkuata bercabang-cabang membentuk arteri interlobular yang berada di antara
lobus renalis. Arteri interlobular akan bercabang menjadi arteriola afferent
yang akan masuk ke corpuscle renalis menjadi kapiler glomerular lalu keluar
dari corpuscle renalis sebagai arteriola efferent. Kemudian arteriola efferent
terbagi-bagi untuk membentuk kapiler peritubular.Kalpiler ini berlanjut menjadi
vena interlobular, lalu darah keluar ke vena arkuata, kemudian ke vena
interlobar dan darah dari ginjal keluar melalui vena renalis ke vena cava
inferior.
b.
Ureter
Merupakan sepasang saluran muscular yang keluar dari
ginjal ke vesica urinaria.Panjangnya 25-30 cm. Ureter dimulai pada bagian renal
pervis yang berbentuk corong.Ureter berjalan inferior dan medial, di atas
permukaan anterior otot psoas major.Ureter terletak retroperitoneal.Pada
laki-laki, basis vesica urinaria berada di antara rectum dan simfisis pubis,
sedangkan pada perempuan, basis vesica urinaria menduduki inferior uterus dan
anterior vagina.Pada basis vesica urinaria, ureter membelok medial dan berjalan
oblik dan berakhir pada dinding dari aspek posterior vesica urinaria.
Ureter terdiri atas dua bagian yaitu bagian abdominal dan bagian panggul.Pada bagian abdominal, ureter berjalan vertikal dari batas pelvis renalis yang kemudian bifurkasi (melintas melewati) A. illiaca communis dan turun pada M. Psoas Major.Pada bagian panggul, perjalanan ureter dimulai ketika masuk PAP (Pintu Panggul Atas).Ketika memasuki area ini, ureter membentuk flexura marginalis.Kemuadian ureter menyilang bifurkasi A. iliaca communis, di sebelah ventral articulation sacroilliaca.Lalu ke tepi incissura ischiadica major.Ureter kemudian berjalan di sebelah medial arteri/vena/ nervus obturatoria, lalu turun ke bawah berjalan di sebelah ventral arteri illiaca interna.
Selama melintas dari pelvis renalis sampai vesica urinaria, ureter memiliki tiga tempat penyempitan, yaitu (1) di tempat peralihan pelvis renalis dengan ureter, (2) pada flexura marginalis ureter, (3) pada muara ureter ke dalam vesica urinaria. Pada muara ureter ke dalam vesica urinaria, ureter menembus aspek vesica urinasia dan melintas serong/oblik sehingga mencegah aliran balik urin ke ureter, karena ureter intramural tertutup sewaktu tekanan vesica urinaria meningkat.
Pendarahan Ureter
Ureter diperdarahi oleh cabang A. renalis, cabang aorta
abdominalis, cabang A. testicularis/ A. ovarica, cabang arteri illiaca
communis, cabang arteri vesicalis inferior.
Persarafan
Ginjal dan Ureter
Ginjal dan ureter dipersarafi oleh nn renalis.
Persarafan simpatis ini berasal dari segmen T10-L1 atau 2 yang melewati Nn
splanchnicus minor, Nn splanchnicus imus, dan Nn splanchnicus lumbalis menuju
pleksus coeliacus dan selanjutnya plexus renalis. Persarafan simpatis ini akan
mengatur kecepatan pembentukan urin dengan mengubah aliran darah dan tekanan
darah pada nephron, menstimulasi pengeluaran rennin, yang akan membatasi
kehilangan air dan garam pada urin dengan menstimulasi reabsorbsi pada nephron.
Sedangkan persarafan parasimpatisnya berasal dari N. Vagus.
c.
Vesika Urinaria
Vesica urinaria merupakan organ muscular berbentuk
kantong yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara urin.Bagian
superior vesica urinaria di lapisi oleh selapis peritoneum. Terdapatt beberapa
ikat pada vesica urinaria, yaitu Ligamentum umbilicalemedianus, mediale,
lateral dan ligamentum pubovesical. Ligamentum umbilicale medianus yang berasal
dari urakus, terdapat pada anterior, batas superior ke arah umbilicus.
Ligamentum umbilicale lateral berjalan sepanjang tepi vesica urinaria ke
umbilicus. Selain itu juga terdapat ligamentum umbilicale mediale (lebih
lateral dari ligamentum umbilicale medianus) yang berasal dari a.
umbilikalis.Terdapat pula ligamentum pubovesical yang disertai dengan
pubouretrhral pada perempuan dan puboprostatica pada laki-laki.
Pada penampang sectional, mukosa vesica urinaria membentuk rugae, yang akan menghilang ketika vesica urinaria terisi penuh. Area triangular yang membatasi pintu masuk ureter (orificium ureteris dextra dan sinistra) ke vesica urinaria dan pintu masuk ke uretra dari vesica urinaria (orificium urethral internus) disebut trigonum vesicae yang terletak di mukosa permukaan posteroinferior.Area yang mengelilingi orificium urethral internus disebut collum vesicae/neck vesia urinaria.
Collum vesiae mempunyai otot polos yang berbeda dengan M. detrusor (muskulus utama pada vesica urinaria).Pada laki-laki, sel-sel otot polos membentuk lingkar sempurna.Sedangkan pada perempuan, sel-sel otot polos membentang serong atau memanjang menuju dinding urethra sehingga tidak memiliki sphincter otot polos dan tidak berperan aktif menahan urin.
Perdarahan Vesica Urinaria
A. vesicalis superior mensuplai banyak cabang menuju
fundus vesicae, ductus deferens, dan testis serta ureter.Pangkal A. vesicalis
superior merupakan bagian paten A. umbilicalis janin.
A. vesicalis inferior seringkali muncul bersama A. rectalis media, mendarahi fundus vesicae, gl. prostate, gl. vesiculosa dan bagian bawah ureter.Kadang-kadang mempercabangkan A. deferentialis.
A. vesicalis inferior seringkali muncul bersama A. rectalis media, mendarahi fundus vesicae, gl. prostate, gl. vesiculosa dan bagian bawah ureter.Kadang-kadang mempercabangkan A. deferentialis.
Pada perempuan, tidak terdapat a. vesikalis inferior.Arteri ini diganti dengan a. vaginalis.A. vaginalis, seringkali berjumlah 2 atau tiga, turun pada vagina, mendarahi membrana mukosa dan mengirimkan cabang-cabangnya menuju bulbus vestibuli, fundus vesicae dan bagian-bagian berdekatan dari rectum.
d.
Uretra
Merupakan saluran kecil dari orificium urethral
internus ke bagian eksterior tubuh.Ureter pada laki-laki selain berperan
sebagai alat ekskresi urin, juga berperan untuk mentransport semen.
Pada perempuan, urethra berjalan dari orificium urethrae internum setinggi pertengahan symphysis pubis secara langsung posterior terhadap simfisis pubis, lalu secara langsung oblik, inferior, dan anterior dan memiliki panjang 4 cm. Pembukaan urethra ke bagian eksterior tubuh disebut orificium urethral eksternus yang berada diantara clitoris dengan lubang vagina.
Pada laki-laki, urethra juga berjalan dari orificium urethral internus ke eksterior, tetapi urethra pada laki-laki lebih panjang, sekitar 20 cm. Urethra awalnya melalui prostat kemudian ke otot-otot dalam dari perineum, lalu berakhir di penis. Urethra pada laki-laki melintasi masa gl. Prostata, menembus diaphragma urogenitale, bulbus penis, corpus spongiosum penis dan glans penis.
Urethra pada pria terdiri dari empat region anatomical, yaitu: (1) Urethra pars pre prostatica, (2) Urethra pars prostatica, (3) urethra pars membranacea, dan (4) urethra pars cavernosa/spongiosa (lewat bulbus, corpus spongiosum dan glans penis)
Urethra pars preprostatica panjangnya 1-1,5 cm, berjalan vertikal , dari collum vesicae sampai dengan aspek superior gl. Prostata, dikelilingi otot polos sphincter vesicae (sphincter internal) yang berlanjut dengan capsula gl. Prostata, dan disuplai oleh saraf simpatik.
Urethra pars prostatica panjangnya 3-4 cm, menembus gl prostata yang lebih dekat ke permukaan anterior, dinding posteriornya memiliki rigi: crista urethralis., terdapat bangunan: sinus prostaticus; colliculus seminalis (verumontanum); utriculus prostaticus; dan muara ductus ejaculatorius.
Urethra pars membranacea merupakan bagian terpendek, tersempit, berjalan dari prostat menuju bulbus penis; melintasi diaphragma urogenitale, 2,5 cm postero-inferior symphysis pubis. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh M. sphincter urethrae; disarafi oleh N. splanchnicus pelvicus
Urethra pars spongiosa panjangnya 15 cm, berjalan dari ujung urethra pars membranacea sampai dengan orificium urethrae externum di ujung glans penis. Melebar di bulbus penis: fossa intrabulbar dan di glans penis: fossa navicularis. Orificium urethrae externumnya tersempit.
2. Histologi Sistem Kemih
a.
Ginjal
Ginjal
dapat dibagi menjadi korteks di luar dan medulla di dalam.Pada
manusia, struktur ginjal terbagi atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau
pyramid, yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid medulla,
terjulur berkas-berkas tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla /
prosesus Ferreini, yang menyusup ke dalam korteks. Sebaliknya, terdapat
bagian korteks yang menjorok ke arah medulla disebut kolumna renalis
Bertini.
Tiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron.Setiap nefron terdiri atas
bagian yang melebar yaitu korpuskel
renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan tebal ansa Henle,
tubulus kontortus distal, dan tubulus dan duktus
koligens. Terdapat dua jenis nefron: nefron kortikal dannefron
jukstamedullar.
Nefron terdiri dari korpus Malphigi dan tubulus-tubulus. Korpus Malphigi terdiri
atas glomerulusdan kapsula Bowman.Lapisan dalam kapsul
ini menyelubungi kapiler glomerulus disebut lapisan visceral.Lapisan luar membentuk batas luar korpuskel
renalis dan disebut lapisan
parietal kapsula Bowman.Antara kedua lapis ini terdapat ruang urinarius yang menampung
cairan yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan visceral.
Setiap korpuskel ginjal memiliki kutub vasculartempat masuknya arteriol
aferen dan keluarnya arteriol eferen, dan memiliki kutub urinarius, tempat tubulus kontortus proksimal
berasal.Lapisan parietal kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng yang
ditunjang lamina basalisdan selapis tipis serat retikulin.Pada kutub
urinarius epitelnya berubah menjadi selapis kuboid atau silindris rendah.
Sel-sel lapisan visceral disebut podosit. Di antara sel-sel
endotel bertingkap dan kapiler glomerulus dan podosit yang menutup permukaan
luarnya, terdapat membrane basal yang
tebal.Lapisan ini berupa sawar filtrasi yang memisahkan darah dalam kapiler
dari ruang urinarius.Dengan bantuan mikroskop electron dapat dibedakan lapisan
tengah yang padat electron (lamina
densa) dan lapisan electron yang lebih lusen pada masing-masing sisi (lamina rara).Selain sel endotel dan
podosit, kapiler glomerulus mempunyai sel mesangial yang melekat pada dindingnya.
Tubulus-tubulus nefron yang terdapat pada
korteks antara lain tubulus
kontortus proksimal dantubulus
kontortus distal. Tubulus
kontortus proksimal berukuran lebih besar dengan inti sel epitelnya
tersusun berjarak.Tubulus ini memiliki banyak mikrovili pada lumennya yang
membentukbrush border. Tubulus kontortus distal memiliki
bentuk yang lebih bulat dengan inti sel epitelnya tersusun rapat yang terkadang
akan membentuk suatu bentukan yang disebut macula densa padaapparatus
juxtaglomerular.
Pada bagian medulla dapat ditemui ansa Henle segmen tipis, ansa Henle segmen
tebal pars asendens, ansa Henle segmen tebal pars desendens, dan duktus koligens.
b.
Vesika urinaria
Kaliks, pelvis renalis, ureter, dan vesika
urinaria memiliki struktur histologi dasar yang serupa dengan dinding ureter
yang secara berangsur menebal sewaktu mendekati vesika urinaria.Mukosa
organ-organ ini terdiri atas epitel
transisional dan lamina propria di jaringan ikat yang padat sampai
longgar.Suatu selubung anyaman otot polos padat mengelilingi lamina propria dan
organ-organ tersebut.
Epitel transisional kandung kemih dalam
keadaan tidak teregang memiliki tebal lima atau enam sel, dengan sel
superficial membulat dan menonjol ke dalam lumen. Sel-sel ini seringkali
berbentuk poliploid atau binukleus.Bila epitel ini teregangkan ketika kandung
kemih penuh dengan urin, epitel transisional hanya setebal tiga atau empat sel
dan superfisialnya menjadi gepeng.
c.
Uretra
Uretra merupakan suatu saluran yang
membawa urin dari kandung kemih ke luar.Uretra pria berbeda dengan wanita. Pada
pria uretra terdiri atas 4 bagian: pars
prostatika, pars membranosa, pars bulosa, pars pendulosa. Uretra pars
prostatika dilapisi epitel transisional. Uretra pars membranosa dilapisi epitel
berlapis atau bertingkat silindris. Uretra pars bulbosa dan pendulosa dilapisi
epitel bertingkat dan silindris dengan daerah epitel gepeng dan berlapis.
Sedangkan uretra wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang
dilapisi dengan epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel
silindris bertingkat.
3. Embriologi Sistem Kemih
a.
Pembentukan Unit Ekskresi
Pada
permulaan minggu ke 4, mesoderm intermedia di daerah servical terputus
hubungannya dengan somit, sehingga membentuk kelompok-kelompok sel yang
tersusun secara segmental (nefrotom).Di daerah thoraks, lumbal, dan sakral.
Mesoderm intermedia:
1.
Terputus hubungan dengan rongga selom
2.
Sistem segmental menghilang
3.
Membentuk 2, 3 atau lebih saluran ekskresi pada setiap segmen
Mesoderm
intermedia yang tidak mengalami segmentasi akan membentuk korda jaringan
nefrogenik, yang akan menghasilkan tubulus ekskretorius (ginjal) pada semua
sistem ginjal dan membentuk rigi-rigi longitudinal bilateral => rigi-rigi
urogenital, pada dinding dorsal rongga selom.
b.
Sistem Ginjal
Terdapat 3 proses
pembentukan ginjal:
1.
Pronefros
Proses yang digambarkan oleh 7-10 kelompok sel padat di daerah leher.
kelompok yang pertama membentuk nefrotom vestigium yang menghilang sebelum
nefrotom yang di sebelah kaudal terbentuk. pada akhir minggu 4, semua tanda
sistem pronefros menghilang.
2.
Mesonefros
Mesonefros
dan salurannya berasal dari mesoderm intermedia (dari segmen dada bagian atas
lumbal bagian atas L3).Pada minggu ke 4, sistem mesonefros mulai tampak.Saluran
ini memanjang dengan cepat, membentuk sebuah gelung yang berbentuk huruf S dan
terdapat glomerolus diujung medialnya dan membentuk simpai bowman. Simpai
bowman + glomerolus => korpuskulus mesonefrikus (ginjal). Di sebelah
lateral, saluran yang bermuara pada saluran pengumpul memanjang => duktus
mesonefrikus/duktus wolf.Pada pertengahan minggu ke 2, mesonefros membentuk
organ bulat telur yang besar (terdapat di kiri dan kanan garis tengah).Pada
medial mesonefros terdapat gonad, sehingga rigi-rigi yang dibentuk ke 2 organ
besar tadi disebut rigi urogenital.
3.
Metanefros
Proses ini
tampak minggu ke 5. Satuan-satuan ekskresi berkembang dari mesonefros
metanefros dan akan berfungsi pada trimester pertama.
c.
Sistem Pengumpul
Berkembang
dari tunas ureter (tonjolan saluran mesonefros yang di dekat muara kloaka).
Tunas ureter menembus jaringan metanefros yang menutup ujung distalnya sebagai
topi. Tunas melebar membentuk piala ginjal(pelvis renalis) primitif dan terbagi
menjadi kranial dan kaudal membentuk kalises mayores.
Sambil
terus menembus lebih jauh ke dalam jaringan metanefros, tiap-tiap kaliks akan
membentuk 2 tunas baru, dan akan terus membelah hingga terbentuk 12 generasi
saluran atau lebih. Sementara itu, di bagian tepi, terbentuk lebih banyak
saluran hingga akhir bulan ke 5.Saluran generasi ke 2 membesar dan menyerap
masuk saluran generasi ke 3 dan ke 4, sehingga terbentuklah kalises minor piala
ginjal.Pada perkembangan selanjutnya, saluran generasi ke 5 dan seterusnya
sangat memanjang dan menyebar dari kaliks minor dan membentuk piramida ginjal.
Dengan demikian, tunas ureter membentuk ureter, piala ginjal, kalises mayor dan
minor, dan kurang lebih 1-3 juta saluran pengumpul.
d.
Sistem Ekskresi
Tiap-tiap
saluran yang baru terbentuk akan ditutupi topi jaringan metanefrik diujungnya.
Sel-sel topi jaringan ini membentuk gelembung-gelembung kecil vesikel renalis,
yang akan menjadi saluran-saluran kecil, yang bersama-sama berkas kapiler
dikenal sebagai glomeruli, membentuk nefron/ satuan eksresi. ujung proksimal
masing-masing nefron membentuk simpai bowman, yang didalamnya berisi
glomerulus. sedangkan ujung distalnya membentuk hubungan terbuka dengan salah
satu saluran pengumpul, sehingga terbentuk jalan penghubung dari glomerulus ke
salah satu saluran pengumpul. pemanjangan saluran ekskresi terus menerus
mengakibatkan pembentukan tubulus kontortus proksimal, ansa henle, dan tubulus
kontortus distal. Ginjal berkembang dari 2 sumber yang berbeda :
1.
Mesoderm metanefros yang akan membentuk satuan eksresi.
2.
Tunas ureter yang membentuk sistem pengumpul.
Pada
saat lahir, ginjal berlobulasi.Selama masa anak-anak, gambaran lobulasi menghilang
karena pertumbuhan nefron lebih lanjut.Akan tetapi, jumlahnya tidak bertambah.
e.
Perubahan Posisi Ginjal
Ginjal yang semula terletak di daerah panggul akan bergeser
kedudukannya lebih ke kranial ke rongga perut. Naiknya ginjal disebabkan oleh
kurangnya kelengkungan maupun pertumbuhan tubuh di daerah lumbal dan sakral.Di
panggul, metanefros menerima aliran darah dari sebuah cabang panggul dari
aorta.Dalam perjalanan naik ke rongga perut, ginjal diperdarahi oleh
pembuluh-pembuluh nadi yang berasal dari aorta yang letaknya semakin meninggi.
Pembuluh-pembuluh yang lebih rendah biasanya akan berdegenerasi.
f.
Fungsi Ginjal
Metanefros
baru berfungsi pada akhir trimester pertama.Air kemih mengalir ke rongga amnion
dan bercampur dengan cairan amnion.cairan ini ditelan oleh janin dan memasuki
saluran pencernaan untuk diserap ke dalam aliran darah dan berjalan melewati
ginjal untuk kembali diekskresi ke dalam cairan amnion. Selama masa janin,
ginjal tidak berfungsi untuk ekskresi bahan-bahan sisa, karena plasenta
menjalankan fungsi ini.
g.
Kandung Kemih dan Urethra
Selama
perkembangan minggu 4 sampai 7, septum urorektal membagi kloaka menjadi saluran
anorektal dan sinus urogenitalis.Selaput kloaka terbagi menjadi membrana
urogenitalis di anterior dan membrana analis di posterior. Tiga bagian sinus
urogenitalis primitif dapat dibagi menjadi:
1.
Kandung kemih : Pada awalnya, kandung kemih berhubungan langsung
dengan allantois, tetapi setelah allantois tertutup, maka yang tersisa hanya
korda fibrosa yang tebal (urakus) dan korda ini menghubungkan puncak kandung
kemih dengan umbilikus. Pada orang dewasa, dikenal sebagai ligamentum umbilikus
medial.
2.
Sinus urogenitalis bagian panggul : Berupa saluran yang agak sempit
yang pada pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranosa.
3.
Sinus Urogenitalis Tetap (sinus urogenitalis bagian penis) : merupakan
bagian yang sangat memipih ke samping dan terpisah dari dunia luar oleh
membrana urogenitalis (perkembangan urogenitalis berbeda pada kedua jenis
kelamin).
Selama pembagian kloaka, bagian
kaudal duktus mesonefros berangsur-angsur diserap ke dalam dinding kandung kemih,
sehingga ureter masuk ke kandung kemih secara tersendiri. Sebagai akibatnya,
ginjal naik, muara ureter bergerak lebih ke kranial, duktus mesonefros bergerak
saling mendekat masuk ke uretra pars prostatika dan pada pria menjadi duktus
ejakulatorius. Duktus mesonefros dan ureter berasal dari mesoderm, sehingga
selaput lendir kandung kemih yang di bentuk kedua saluran itu juga berasal dari
mesoderm.lalu, lapisan mesoderm segitiga tadi diganti oleh epitel endoderm,
sehingga seluruh permukaan dalam kandung kemih dilapisi oleh epitel endoderm.
Epitel uretra pria dan wanita
berasal dari endoderm,.Sedangkan jaringan penyambung dan jaringan otot polosnya
berasal dari mesoderm splangnik. Pada akhir bulan ketiga, epitel pars
prostatika mulai berploriferasi dan membentuk sejumlah tonjol keluar yang
menembus mesenkim di sekitarnya. Pada pria, tunas-tunas ini membentuk kelenjer
prostat dan pada wanita membentuk kelenjer uretra dan kelenjer parauretra.
4.
Fisiologi Sistem Kemih
a. Sirkulasi pada Ginjal (Tahap Pembentukan Urine)
1. Filtrasi
Proses ini terjadi di glomerulus.
Cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh urea,
glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium kalium, kalsium, dan
klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena
tidak dapat menembus pori–pori glomerulus.Cairan yang tertampung di kapsula Bowman disebut
urine primer. Selama 24 jam darah yang tersaring dapat mencapai 170
liter.Penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2. Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan
kembali sebagian besar glukosa,natrium,klorida, fosfat, dan ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal denga obligator reabsorbsi terjadi
pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke
dalam tubulus bagian bawah. Penyerapanya terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorbsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
3. Sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang
pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter
masuk ke vesika urinaria.
4. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat
sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Urine yg telah terbentuk (urine
sekunder), dari tubulus kontortus distal akan turun
menuju saluran pengumpul (duktus kolektivus), selanjutnya urine dibawa ke pelvis renalis. Dari
pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara bagi urine. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga
timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui
uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam, urea, dan
sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan
bau pada urine. Warna urine setiap orang berbeda dan biasanya dipengaruhi
oleh jenis makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun penyakit.
Warna normal urine adalah bening hingga kuning pucat
C. Pemekatan Urine
Apabila permeabilitas terhadap air
tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui interstisium yang pekat, air
akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam kapiler
peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin.
Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan
berdifusi keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin,
urin akan encer.
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap
air ditentukan oleh kadar hormone hipofisis Posterior, hormon antidiuretik
(ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari hipofisis posterior
meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau peningkatan
osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus
pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah,
atau osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air
akan direasorbsi ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah
naik dan osmolalitas ekstrasel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu
tinggi atau cairan ekstrasel terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat
dan akan lebih banyak air yang diekskresikan melalui urin sehingga volume dan
tekanan darah menurun dan osmolalitas ekstrasel meningkat.
5. Biokimia
Urin adalah
suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur,garam-garam
anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun
secara normal banyak variasinya. Mempunyai bau yang khas untuk speciesyang
berbeda. Jumlah urin yang diekskresikan tiap harinya bervariasi, tergantung
pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan, musim dan faktor-faktor
lainnya.
Urine
merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine
dari penyaringan unsur-unsur plasma. Ginjal merupakan bagian organ dalam tubuh
yang terletak pada bagian dorsal dari rongga abdominal. Ginjal manusia
merupakan tipe metanephros, berwarna merah gelap, berbentuk seperti biji kacang
sekitar 4 inchi terletak di bagian belakang rongga tubuh sedikit ke bawah lambung
pada garis media dorsalis.
Proses
pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi),
penyerapan kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat – zat (augmentasi). Proses
filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di
tubulus proksimal, dan augmentasi terjadi di tubulus distal.Ginjal kira-kira
mengandung 1,3 x 106 nefron yang beroprasi secara paralel. Tiap
nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan darah dalam sistem
kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai untuk
mempengaruhi ultrafiltrasi material berberat molekul rendah dalam plasma.
Sistem urinary bertanggung
jawab untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-macam produk buangan dari dalam
tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk mempertahankan homeokinesis
(homeositasis), yaitu suatu keadaan relatif konstan dari lingkungan internal di
dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam seperti
keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit, dan konsentrasi
banyak zat di dalam plasma.pengendalian itu dilaksanakan dengan penyaringan
sejumlah besar plasma dan molekul-molekul kecil melalui glomerolus.
Hasil-hasil
pemecahan metabolisme, paling banyak dikelurkan dari tubuh lewat ginjal bersama
urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein yang mengandung
nitrogen. Pada keadaan sakit metabolisme terganggu, ginjal mengeluarkan
hasil-hasil pemecahan metabolisme yang terganggu tersebut asalkan fungsi ginjal
cukup baik, juga banyak racun-racun dan obat-obat yang dikeluarkan oleh urine
baik dalam keadaan tidak diubah maupun dalam hasil-hasil pemecahanya. Zat warna
urin barasal darimetabolisme endogen yang dijabarkan dari zat warna empedu.
Urin segar yang normal mempunyai warna sitrum sampai kuning batu ambar.
Senyawa-senyawa
yang terdapat dalam urine yaitu senyawa organik, senyawa anorganik, dan zat-zat
lain. Urea adalah hasil akhir utama dari metabolisme protein. Ekskresi
berhubungan langsung dengan intake protein. Biasanya urea merupakan 80-90% dari
nitrogen urine total. Ekskresi urea meningkat ketika katabolisme protein
meningkat, seperti pada diabetes dan aktivitas korteks jaringan yang
berlebihan. Asam urat adalah hasil akhir terpenting dari oksidasi purin dalam
tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein makanan, melainkan juga
dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut
dalam air, tetapi membantuk garam-garamyang larut dalam urine bila asam
dibiarkan). Asam urat ditemukan dalam urine normal sekitar 0,5-1,0 gram perhari,
tetapi jumlah ini dapat bervariasi yang besar.
Kreatinin
adalah anhidrid dari kreatin (methyl guanidino acatic acid) dan benda
yang konstan dari urine. Kreatinin dapat diukur dengan memberi alakali pikrat
pada urine, dengan adanya kreatin campuran memberi warna ambar. Warnanya
dicocokkan dengan standar yang juga telah diberi larutan alkalikiprat.
Kreatinditemukan peningkatan jumlahnya pada malnutrisi dan disintegrasi
jaringan otot. Kreatin juga ditemukan dalam keadaan patologis seperti
kelaparan, gangguan metabolisme karbohidrat, hipertiroidi, dan miopatia
tertentu dan infeksi-infeksi. Terdapatnya kreatin dalam urine disebut
kreatinuria.
Variasi
khlorida menentukan bagian dari bahan padat dalam urine. Ekskresi Cl tergantung
pada partikel, diet alami, tetapi rata-ratanya sekitar 10-15 gram sehari.
Khlorida diekskresikan sebagai natrium khlorida adalah yang utama karena
sebagian khlorida adalah yang utama.
Fosfat dalam
urine merupakan gabungan dari natrium dan kalium fosfat (alakali fosfat) serat
kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Ekskresi fosfat pada urine dapat
bervariasi secara ekstrim, tetapi rata-rata dalam sehari adalah 1,1g. Ion
fosfat dalam urine dapat berwujud dua bentuk, yaitu asam fosfat nonbasic
dan asam fosfat dibasic. Rasio keduanya mempengaruhi pH dan buffer urine.
Sulfur
urine terutama berasal dari protein karena terdapatnya asam-asam amino yang
mengandung sulfur, metionin, dan sistin dalam molekul protein. Sulfur urine
total biasanya memiliki tiga bentuk, yaitu sulfat anorganik, sulfat
terkonjugasi, dan sulfat netral. Pada kondisi normal, sekitar satu gram sulfat
dieliminasi setiap hari, sekitar 75-85 % tetap dalam sulfat. Sekitar 90% dari
ekskresi sulfat adalah dalam bentuk anorganiksulfat dan 10 % dalam bentuk
sulfat konjugasi dan sulfat netral Proteinuria adalah senyawa albumin dan
globulin dalam urine pada konsentrasi yang abnormal. Pada keadaan normal tidak
lebih dari 30-200 mg protein diekskresikan setiap hari melalui urine. Albumin
dapat ditemukan dengan pemanasan urine, kemudian ditambah sedikit asam asetat
encer. Terdapat endapan putih yang menetap setelah penambahan asam menunjukkan
bahwa terdapat protein dalam urine.
Selain
terdapat pada nefritia, darah juga terdapat dalam urine (hematuria) yang dapat
disebabkan karena kerusakan pada ginjal atau saluran urine. Hemaglobin bebas
(hemaglobinuria) terdapat dalam urine setelah hemolisis yang cepat
misalnya pada kompilasi dari malaria atau setelah kebakaran yang hebat.
Urine yang
mengandung pigmen empedu akan berwarna kunig kehijauan samapi coklat. Pigmen
empedu dalam urine jumlahnya sanagat kecil. Daxar untuk uji pigmenempedu adalah
oksidasi reagen dengan berbagai bentu seri tingkatan warna. Dengan uji gmelin
yang positif, akan menghasilkan bermacam-macam warna mulai dari warna hijau,
biru merah, dan kuning kemerah-merahan.
Didapatnya indoxyl
sulfuric acud (indikan) dalam urine menunjukkan derajat katabolisme
jaringan dan material protein adalah tidak benar, tetapi merupakan bagian besar
dari organisme putrefektif usus dlama triptofan. Pengeluaran indikan dapat
diambil sebagai petunjuk dini proses putrefektif dalam usus dan secara klinis
hal yang penting dari asam sulfat terkonjugasi. Dalam kondisi normal, 10-20
gram indikan diekskresikan setiap harinya.
6. Pemeriksaan Penunjang ISK
a. Dipstik
Pemeriksaan
dengan dipstik merupakan salah satu alternatif pemeriksaan leukosit dan bakteri
di urin dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri, dipstik akan bereaksi
dengan leucocyte esterase (suatu enzim yang terdapat dalam granul primer
netrofil). Sedangkan untuk mengetahui bakteri, dipstik akan bereaksi dengan
nitrit (yang merupakan hasil perubahan nitrat oleh enzym nitrate reductase pada
bakteri). Penentuan nitrit sering memberikan hasil false-negative karena tidak
semua bakteri patogen memiliki kemampuan mengubah nitrat atau kadar nitrat
dalam urin menurun akibat obat diuretik. Kedua pemeriksaan ini memiliki angka
sensitifitas 60-80% dan spesifisitas 70 – 98 %.Sedangkan nilai positive
predictive value kurang dari 80 % dan negative predictive value mencapai 95%.
Akan tetapi pemeriksaan ini tidak lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan
mikroskopik urin dan kultur urin. Pemeriksaan dipstik digunakan pada kasus
skrining follow up. Apabila kedua hasil menunjukkan hasil negatif, maka urin
tidak perlu dilakukan kultur.
b. Mikroskopik
Urin
Pemeriksaan
mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah leukosit dan bakteri dalam
urin.Jumlah leukosit yang dianggap bermakna adalah > 10 / lapang pandang
besar (LPB). Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu dilanjutkan
dengan pemeriksaan kultur.
Pemeriksaan
langsung kuman patogen dalam urin sangat tergantung kepada pemeriksa. Apabila
ditemukan satu atau lebih kuman pada pemeriksan langsung, perlu dilakukan
pemeriksaan kultur.
c. Kultur
Urin
Deteksi
jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur urin masih
merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah koloni yang tumbuh >
105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh merupakan
penyebab ISK.Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah < 103 koloni /
ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi
flora normal dari muara uretra.Jika diperoleh jumlah koloni antara 103 - 105
koloni / ml urin, kemungkinan kontaminasi belum dapat disingkirkan dan
sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru. Faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah kuman adalah kondisi hidrasi pasien, frekuensi berkemih dan
pemberian antibiotika sebelumnya.1,5 Perlu diperhatikan pula banyaknya jenis
bakteri yang tumbuh. Bila > 3 jenis bakteri yang terisolasi, maka
kemungkinan besar bahan urin yang diperiksa telah terkontaminasi.
Source:
1.
Junqueira
LC, Carneiro J. Teks dan Atlas Histologi Dasar Ed. 10. Penerbit buku kedokteran
EGC, 2007
No comments:
Post a Comment