METODE PELAKSANAAN
4.1 UMUM
Pada pasal ini menjelaskan garis besar metode
pelaksanaan yang diusulkan untuk pekerjaan utama sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar dan spesifikasi. Selain itu juga disebutkan pekerjaan persiapan dan
segala fasilitas yang menunjang pelaksanaan proyek Bendungan Raknamo.
Metode pelaksanaan dan urutan pekerjaannya direncanakan
berdasarkan jenis pekerjaan dan waktu yang telah ditentukan untuk
pelaksanaannya. Dengan pertimbangan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan maksimal,
sesuai dengan keadaan cuaca dan kondisi geologi yang ada, kondisi topografi di
lapangan dan metode yang lazim dipergunakan. Selain itu juga dijelaskan
mengenai penggunaan alat-alat berat.
4.2 KONDISI DASAR
Untuk menganalisa metode pelaksanaan dan urutan
pekerjaan, telah dipertimbangkan kondisi dasar, data dan asumsi yang diambil
sebagai mana item berikut :
4.2.1 Waktu yang Direncanakan
untuk Pelaksanaan Pekerjaan
(a)
Pelelangan termasuk
prakualifikasi untuk pekerjaan ini yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan
proyek, yaitu setelah selesainya pengaturan keuangan (biaya proyek).
(b)
Pelaksanaan
pekerjaan, termasuk pekerjaan persiapan, yang diselesaikan selama 5 (lima ) tahun.
4.2.2 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan
Pekerjaan Bendungan Raknamo dan Bangunan Fasilitasnya dibagi dalam empat
tahapan yang nantinya disesuaikan dengan metode pengelakan air sungai.
Tahap pertama diprioritaskan pada pekerjaan persiapan
dalam pelaksanaan yang meliputi pembebasan tanah, penyiapan kantor lapangan,
barak kerja dan laboratorium lapangan. Dan sebelumnya, pekerjaan galian harus
telah diselesaikan untuk pembuatan jalan masuk yang akan dilewati oleh alat
berat untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Tahap kedua, sementara pekerjaan jalan dilanjutkan,
pekerjaan konstruksi harus sudah dimulai, meliputi bangunan Terowong Pengelak
dan Bangunan Pelimpah.
Tahap ketiga setelah pekerjaan Terowong Pengelak
selesai, aliran sungai dialihkan melalui mulut inlet channel dan pekerjaan
coffering dan dewatering dapat diselesaikan. Setelah selesai, pekerjaan
Bendungan Pengelak Hulu (cofferdam) dan Bendungan Utama dapat dimulai bersamaan
dengan Bangunan Pengambilan dan Outlet.
Tahap terakhir adalah pekerjaan hidromekanikal dan
operation test dan impounding / penggenangan waduk.
4.2.3 Jumlah Hari untuk Dapat
Bekerja pada Pelaksanaan Proyek
Curah hujan di lokasi proyek diambil dari curah hujan
harian di stasiun Raknamo. Menurut analisa, musim kering dimulai bulan April
sampai bulan Oktober, sedangkan musim hujan mulai bulan Nopember sampai bulan
Maret.
Perkiraan jumlah hari untuk dapat bekerja pada proyek
ini didasarkan data curah hujan harian, yang dicatat pada stasiun Raknamo dari
tahun 1992 sampai tahun 2004. Curah hujan bulanan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4-1 berikut.
Tabel 4-1.
Curah Hujan Bulanan di Stasiun Raknamo
No.
|
Bulan
|
0 – 2 mm
|
3 - 5 mm
|
6 - 10 mm
|
11 - 30 mm
|
> 30 mm
|
|
1.
|
Januari
|
1
|
4
|
11
|
15
|
-
|
|
2.
|
Pebruari
|
-
|
-
|
10
|
18
|
-
|
|
3.
|
Maret
|
5
|
6
|
11
|
9
|
-
|
|
4.
|
April
|
21
|
6
|
2
|
1
|
-
|
|
5.
|
Mei
|
27
|
1
|
3
|
-
|
-
|
|
6.
|
Juni
|
29
|
-
|
1
|
-
|
-
|
|
7.
|
Juli
|
31
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
8.
|
Agustus
|
31
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
9.
|
September
|
30
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
10.
|
Oktober
|
27
|
3
|
1
|
-
|
-
|
|
11.
|
Nopember
|
10
|
10
|
9
|
1
|
-
|
|
12.
|
Desember
|
1
|
3
|
16
|
11
|
-
|
§ Untuk pekerjaan tanah, khususnya pekerjaan timbunan
dilaksanakan secara menerus baik itu musim hujan maupun musim kemarau.
§ Pelaksanaan timbunan di musim hujan disesuaikan dengan
kondisi curah hujan yang turun, yaitu : pekerjaan tanah harus dihentikan
apabila terjadi hujan lebih dari 3 mm.
§ Sementara itu pekerjaan beton harus dihentikan apabila
terjadi hujan lebih 10 mm.
Jumlah hari untuk masing-masing pekerjaan, dinyatakan
dalam koefisien, yang diperkirakan sebagaimana pada Tabel 4-2.
Berdasarkan kondisi yang tersebut di atas, maka jumlah
hari dalam 1 (satu) tahun agar bisa bekerja untuk masing-masing pekerjaan adalah
sebagai berikut :
§ Pekerjaan timbunan batu : 166 hari
§ Pekerjaan timbunan filter : 213 hari
§ Pekerjaan galian tanah : 226 hari
§ Pekerjaan beton : 251 hari
4.2.4 Koefisien Konversi Volume
Tanah
Perkiraan
Koefisien konversi volume tanah didasarkan asumsi yang disajikan sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel
4-3. Koefisien Konversi Volume Tanah
Jenis Tanah |
Kondisi
Awal
|
Faktor Konversi
(Fk)
|
||
Asli
|
Lepas
|
Padat
|
||
Pasir
(Sand)
|
Asli
Lepas
Padat
|
1,00
0,90
1,05
|
1,11
1,00
1,17
|
0,95
0,86
1,00
|
Common
Casth
|
Asli
Lepas
Padat
|
1,00
0,80
1,11
|
1,25
1,00
1,39
|
0,90
0,72
1,00
|
Lempung
(Clay)
|
Asli
Lepas
Padat
|
1,00
0,70
1,11
|
1,43
1,00
1,59
|
0,90
0,63
1,00
|
Kerikil
(Gravels)
|
Asli
Lepas
Padat
|
1,00
0,88
0,97
|
1,13
1,00
1,10
|
1,03
0,91
1,00
|
Random
|
Asli
Lepas
Padat
|
1,00
0,59
0,76
|
1,70
1,00
1,30
|
1,31
0,77
1,00
|
Batu
Keras (Broken rocks)
|
Asli
Lepas
Padat
|
1,00
0,57
0,71
|
1,75
1,00
1,24
|
1,40
0,80
1,00
|
Sumber
: Pedoman Perhitungan Harga Satuan
Pekerjaan dengan menggunakan Peralatan (P2HSPP) Suplemen P.5
4.2.5 Produksi Alat Rata-rata per
Jam
Material
tanah diambil dari Borrow Area di sekitar rencana lokasi bendungan. Material
timbunan random diambil dari Borrow Area dan hasil galian pondasi bendungan
utama. Material filter halus diambil dari endapan sungai Noel Puemas (Airkom),
sedangkan material batuan untuk timbunan bendungan diambil dari Quarry Area.
Agregat kasar dan halus untuk campuran beton diambil dari endapan sungai Noel
Puemas (Airkom) dengan jarak masing-masing disajikan pada tabel berikut :
Tabel
4-4. Jarak Borrow Area dan Quarry Site
No.
|
Lokasi
|
Jarak (m)
|
1.
2.
3.
|
Borrow
Area VI (hilir kiri As Bendungan)
Borrow
Area I – V (hulu kanan As Bendungan)
Quarry
Site (arah utara As Bendungan)
|
498
415 –1.992
642,5
|
Selanjutnya
material-material tersebut disimpan di Stockpile untuk diproses terlebih dahulu
sebelum ditempatkan di daerah timbunan.
Perhitungan
produksi alat rata-rata per jam berdasarkan rumus-rumus alat berat
diperhitungkan pada Lampiran Produksi
Alat Berat.
Produksi
rata-rata ini dihitung berdasarkan kondisi lapangan dan koefisien dari konversi
volume tanah. Sedang jarak angkut rata-rata dapat diasumsikan pada tabel berikut.
Tabel 4-5. Jarak
Angkut Rata-Rata
No.
|
Material
|
Asal-Tujuan
Material
|
Jarak
Angkut Rata-rata (m)
|
1.
2.
3.
4.
|
Pengelak
Sungai
-
Galian
Timbunan
Dam
-
Galian Main Dam
-
Galian
Cofferdam
-
Inti
-
Filter Halus (sand)
-
Batuan
-
Riprap
Spillway
-
Galian
-
Galian
|
Ke
Spoil bank I
Ke
Spoil bank II
Ke
Spoil bank II
Dari
Stockpile
Dari
Stockpile
Dari
Stockpile
Dari
Stockpile
Ke
Spoil bank I
Ke
Spoil bank II
|
57
342,5
342,5
63
63
63
63
57
342,5
|
4.2.6 Pemilihan Pemakaian Alat
Berat dan Metode Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor yang
terpilih harus membuat rencana kerja pelaksanaan dan peralatan berat yang
digunakan berdasarkan pertimbangannya sendiri.
Untuk mendapatkan masa pelaksanaan yang efisien perlu
menggunakan sistem pelaksanaan secara konvensional maupun menggunakan alat-alat
berat dengan mempertimbangkan besarnya pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan
kondisi di lapangan.
4.2.7 Bahan-bahan Bangunan
Lokasi bahan bangunan disajikan pada Gambar Lampiran
§ Timbunan
Impervious Core (Zona 1) : Lempung (Clay)
§ Timbunan Filter
Halus (Zona 2) : Pasir
(Sand)
§ Timbunan Filter
Kasar (Zona3) : Pasir (Sand)
§ Random (Zona 4) : Random (Random Rock)
§ Timbunan Batu dan
Riprap
(Zona
5 dan Zona 6) : Batu
(Rock)
1.
Material tanah
Investigasi dilapangan akan
menghasilkan kesimpulan pokok untuk material tanah.
Ø Material galian
di lokasi Bendungan yang tidak dapat dipergunakan lagi dibuang pada spoil bank,
dan hasil galian yang masih bisa dipergunakan untuk timbunan Bendungan Utama
dan Bendungan Pengelak Hulu (cofferdam), ditimbun di stockpile.
Ø Timbunan tanah
kembali dan urugan tanah sembarang bisa diambil dari tanah galian pada
pekerjaan di lapangan. Material ini akan disimpan di Stockpile.
Ø Material Timbunan
Inti kedap air (Zona 1) diperoleh dari Borrow Area masing-masing terletak di
sebelah hulu as bendungan yaitu di
sekitar genangan waduk dan Borrow Area di sebelah hilir yaitu sekitar 500 m
dari as bendungan
Volume Timbunan
Inti kedap air (Zona 1) diperkirakan sebesar 270 ribu m3 (timbunan
Bendungan Utama dan Cofferdam).
2.
Material Filter
Material Timbunan Filter
Halus dan Filter kasar (pasir) untuk Zona 2 dan Zona 3, diperoleh endapan
Sungai Noel Puames. Dengan mengambil bahan pasir di endapan Sungai Noel Puames
dengan jarak sekitar 4 km ke arah hulu dan hilir as bendungan maka perkiraan
volume material Pasir adalah :
A.
Daerah Genangan Waduk 50.400 m3
B.
Hilir Bendungan 125.400 m3
Diluar jarak di atas,
material pasir dapat dijumpai di sepanjang Sungai Noel Puames dan dapat dipakai
sebagai material cadangan.
3. Material Random
Material untuk
Timbunan Zona 4 diambil dari Quarry Areal yang terletak di sebelah kanan As
Bendungan Raknamo. Selain itu Material Random dapat diperoleh dari hasil galian
pondasi Bendungan, Spillway, Terowong Pengelak atau dari galian tebing sungai
kiri dan kanan sungai Noel Puemas (Airkom).
Volume Timbunan Random diperkirakan
sebesar 263 ribu m3,
sedangkan cadangan material random di
lokasi Quarry area sekitar 600 ribu m3.
4.
Material Batu
Material
untuk Timbunan Random Rock (Zona 5) dan Rip-Rap (Zona 6) pada bendungan diambil
dari endapan
sungai berupa gravel sampai bolder di sepanjang sungai Noel Puames,
baik di
daerah waduk maupun di sebelah hilir Bendungan Raknamo.
Endapan sungai yang bisa
dimanfaatkan untuk timbunan batu adalah gravel ukuran 10 sampai 40 cm, yang
terdapat di sepanjang sungai Noel Puames.
Sedangkan endapan sungai
yang dapat dimanfaatkan untuk bahan rip-rap adalah bolder ukuran lebih besar 40
cm, yang terdapat di sepanjang sungai Noel Puames.
Dengan mengambil bahan batu di
endapan Sungai Noel Puames dengan kedalaman 3,50 m dan jarak sekitar 4 km ke
arah hulu dan hilir as bendungan maka perkiraan volume material batu adalah
sekitar 409.000 m3.
Bahan tersebut di atas
masih dapat diexploitasi dikembangkan lagi karena ketebalan endapan sungai di
daerah hilir bendungan Raknamo lebih dari 3,5 m.
Sepanjang sungai dari as
bendungan ke arah hilir dengan panjang sungai 10 km masih dijumpai endapan
sungai dengan jumlah melimpah.
5. Agregat kasar dan halus untuk bahan beton
Material untuk
agregat kasar pada beton dapat diperoleh dari endapan sungai Noel Puemas
(Airkom), yang sebelumnya diproses terlebih dahulu.
4.2.8 Lokasi Stockpile dan Spoil
Bank
1. Stockpile
Stock Pile direncanakan
terletak di hulu kanan bendungan utama, ± 63 m dari as bendungan. Dengan tinggi timbunan diperkirakan 4 m.
Lokasi stockpile dapat dilihat pada Gambar
Lampiran.
2. Spoil bank
Spoil bank I yang direncanakan
merupakan curah yang dalam dan terletak di sebelah hilir kiri as bendungan
berjarak ± 60 m dan Spoil
bank II di hilir kiri as bendungan berjarak + 350 m. Lokasi Spoil
bank dapat dilihat pada Gambar Lampiran.
4.3 VOLUME PEKERJAAAN
Volume pekerjaan
yang diperlukan untuk pembangunan ini telah dihitung dari gambar perencanaan.
Volume pekerjaan tersebut diringkas dan disajikan pada Lampiran
Volume Pekerjaan.
4.4 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN
FASILITAS PELAKSANAAN
4.4.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan
ini meliputi mobilisasi peralatan dan tenaga, pembebasan lahan, jalan masuk,
sistim penyediaan listrik, sistim penyediaan air, sistim telekomunikasi.
4.4.2 Jalan Masuk
Jalan masuk dari Kelurahan Naibonat merupakan jalan
desa yang sudah diaspal sampai dengan km 5, selanjutnya menuju Desa Raknamo
merupakan jalan makadam. Lebar bahu jalan pada jalan yang sudah ada adalah
antara 3 m sampai 6 m , dan disekitarnya terdapat rumah-rumah penduduk, yaitu
sampai pada km 2 di Kelurahan Naibonat
dan Desa Manusak. Selanjutnya di sebelah kiri kanan jalan merupakan hamparan
tanah kering sampai Desa Raknamo. Di
Desa Raknamo berupa jalan makadam sampai Kantor Desa Raknamo.
Jalan masuk ke lokasi site bendungan direncanakan dari
pertigaan Oepui sampai ke lokasi bendungan Raknamo Sepanjang 3.40 km yang
merupakan jalan desa (jalan klas III), dengan Lebar 5,50 m.
Pada ruas jalan tersebut terdapat
dua buah jembatan dimana panjang masing-masing jembatan adalah 20.00 m dengan
klas jembatan klas I. Selama pelaksanaan konstruksi jalan ini akan menghubungkan jalan desa sampai ke
rencana base camp.
4.4.3
Bangunan
Sementara
(1) Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan direncanakan terletak di bagian hulu sekitar 500 m
dari lokasi bendungan. Kantor PU (120 m2) dan Kantor Konsultan (300
m2) terletak berdekatan dengan Barak Kerja (300 m2).
Selain bangunan-bangunan
tersebut dibangun pula laboratorium lapangan, crushing plant, screen plant dan
batching plant. Total luas bangunan sementara diperkirakan sekitar 1.220 m2.
Tabel
4-6. Luas Bangunan Sementara dan Tanah
yang diperlukan
No.
|
Keterangan
|
Luas Bangunan
(m2)
|
Luas Tanah
(m2)
|
1.
2.
3 .
|
Kantor PU
Kantor Konsultan
Barak Kerja
|
120
300
300
|
240
600
600
|
Sub Total 1
|
720
|
1.440
|
|
4.
5.
6.
7.
|
Concrete Batcher Plant
Crushing Plant
Screen Plant
Lain-lain
|
100
200
100
100
|
200
400
200
200
|
Sub Total 2
|
500
|
1000
|
|
Total
|
1.220
|
2.440
|
(2)
Tanah
Pembebasan tanah diperlukan
untuk bangunan sementara dan fasilitas pelaksanaan yang diatur oleh Departemen
Permukimam dan Prasarana Wilayah dalam ijin pelaksanaannya, di lokasi bendungan
termasuk pembebasan tanah untuk daerah genangan. Areal tanah untuk bangunan sementara diperkirakan seluas 2.440 m2.
4.4.4
Sistim
Penyediaan Listrik
Sumber tenaga listrik
menggunakan dari PLN 380 V, 50 Hz, 3 phase, 4 kw, 33 kVA. Sumber dari PLN hanya
digunakan untuk keperluan penerangan gedung, penerangan jalan dan system
kontrol pada panel penggerak motor.
Sumber tenaga listrik dari
mesin diesel terdiri dari dua (2) buah mesin generator diesel yang
masing-masing berkapasitas 80 kVA. Dimana salah satu mesin tersebut digunakan
sebagai cadangan, system bekerjanya adalah di interlock dengan sumber dari PLN.
Sehingga apabila sumber dari PLN mengalami gangguan akan dapat di suplay dari
generator diesel. Kegunaan utama generator diesel hanya untuk mengoperasikan
motor-motor penggerak pintu bendungan.
Tabel
4-7. Penerangan Gedung
No.
|
Keterangan
|
Kapasitas (VA)
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Kantor Utama
Kantor PU
Kantor Konsultan
Rumah Diesel Generator
Rumah Pintu Pengeluaran
|
3.630
2.295
8.380
1.232
2.980
|
6.
7.
8.
9.
|
Rumah Pintu Pengambilan
Mushola dan Rumah Jaga
Laboratorium dan Bengkel
Rumah Dinas (2 unit)
|
1.337
885
2.584
1.115
|
Sub Total
|
24.438
|
|
10.
|
Penerangan Jalan
|
5.523
|
Sub Total
|
5.523
|
|
Total
|
29.961
|
4.4.5
Sistim
Penyediaan Air
Sistim penyediaan air untuk
pelaksanaan dan base camp
dipasang di hilir
Bendungan Utama. Sebelum dilakukan pengelakan sungai, sumber air berasal dari Noel
Puames. Setelah dibangun pengelak sungai, air diambil dari outlet waterway.
Selama penggunaan pengelak air diambil dari perbaikan Noel Puames.
4.4.6
Sistim
Telekomunikasi
Untuk kelancaran pekerjaan di lapangan, maka dibutuhkan
sistim telekomunikasi yang menghubungkan dengan kantor Satuan Kerja Sementara
Perencanaan PSDA-NTT
4.4.7
Batching
Plant, Chrushing Plant, Screening Plant
Concrete Batcher
Plant, Chrushing Plant dan Screening
Plant, diletakkan di dekat Aggregate Plant. Mutu beton terdiri 5 kelas yaitu :
-
K-300, agregat maksimum 10 mm
-
K-300, agregat maksimum 25 mm
-
K-175, agregat maksimum 25 mm
-
K-175, agregat maksimum 40 mm
-
K-125, agregat maksimum 25 mm
4.5 METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
4.5.1 Umum
Metode Pelaksanaan yang
diusulkan telah dipersiapkan dengan pertimbangan jadwal pelaksanaan yang paling
efisien diperhitungkan dari musim hujan dan peralatan yang ada. Sistim pengelak
sungai yang digunakan berupa terowongan pengelak tipe modifikasi tapal kuda.
Metode Pelaksanaan untuk
pekerjaan utama diuraikan di bawah ini, sedang urutan pelaksanaannya dapat
dilihat pada Jadwal Pelaksanaan Tabel 3-1, Pada Bab III.
4.5.2 Sistim Pengelak Sungai
Sistim Pengelak direncanakan
dengan galian terbuka untuk awalnya, dan selanjutnya dengan terowong pengelak
tipe modifikasi tapal kuda dengan diameter 4,0 m.
Selama pelaksanaan
diperlukan 1 (satu) sistim pengelak, adalah sebagai berikut:
§ Sistim Pengelak
yang digunakan melalui terowong pengelak tipe modifikasi tapal kuda dan outlet. Pengelak sungai ini dilaksanakan mulai pada pertengahan bulan ke empat,
yang di mulai pada musim akhir musim penghujan, dimulai dengan pekerjaan
pembersihan.
§ River Outlet waterway untuk sistim pengelak adalah
Terowong Pengelak tipe modifikasi tapal kuda. Galian terowong diperkirakan
material batu yang akan digali dengan cara peledakan metode low bench cut, dengan tinggi berm kurang
dari 2,6 m. Pekerjaan berikutnya adalah pekerjaan steel support, rockbolt dan
shotcrete dengan tebal sekitar 10 cm. Beton dengan pembesiannya sekeliling
terowong tapal kuda dengan tebal 60 cm.
§ Galian tanah
biasa dilaksanakan dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 dan
Bulldozer 21 ton. Galian batuan (open cut) dilaksanakan dengan ledakan
menggunakan metode low bench cut,
dengan tinggi berm kurang dari 2,6 m. Material galian diangkat dengan
Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke atas Dump Truck 10 ton untuk dibawa ke
spoil bank atau stockpile.
4.5.3
Bendungan
Pengelak Hulu
Sistem pengelakan sungai di
Bendungan Raknamo, yaitu sistem pengelak yang menyatu dengan Bendungan Utama. Pengelak
ini merupakan bangunan yang menyatu dengan Bendungan Utama. Elevasi puncak
Bendungan Pengelak El. 87,00 dengan
tinggi 15.00 m.
a. Galian pondasi
Galian dilaksanakan dengan
menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3, Bulldozer 21 ton,
Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke atas Dump Truck 10 ton.
b. Timbunan
Timbunan pengelak hulu
dibagi dalam dua bagian, yaitu untuk tubuh Bendungan Pengelak dan timbunan
pondasi penahan seepage, yang memakai bentonite concrete untuk cut off wallnya.
§ Timbunan tubuh
Bendungan Pengelak
Timbunan untuk tubuh
Bendungan Pengelak direncanakan dengan tipe urugan tanah dengan inti miring,
timbunan random, timbunan batu dan rip- rap. Pekerjaan timbunan tubuh bendungan
pengelak dilaksanakan dengan cara yang sama dengan pekerjaan timbunan pada
Bendungan Utama.
§ Timbunan pondasi
penahan seepage
Lapisan pasir untuk pondasi
bendungan pengelak hulu setebal ± 12 m digali
hanya sampai setebal ± 7,0 m dan sisa lapisan pasir yang ada digali dengan Excavator/Backhoe
1,2 m3 sedalam ± 5,0 m
Pelaksanaan pekerjaan
timbunan untuk Bendungan Pengelak dijadwalkan mulai bulan ke 18 (delapanbelas)
selama 2,5 (dua setengah) bulan.
4.5.4
Bendungan
Utama
Bendungan Utama direncanakan
tipe urugan zonal dengan inti miring, filter halus, timbunan random, timbunan batu
dan rip-rap, dan elevasi puncak El. 106,20, panjang puncak bendungan 406 m dan
lebar puncak 10,00 m. Timbunan mempunyai 5 (lima) zona terdiri dari timbunan
inti (zona 1), timbunan filter halus (zona 2), timbunan filter kasar (zona 3),
timbunan batu (zona 4), timbunan rip-rap (zona 5).
Jangka waktu pelaksanaan
untuk Bendungan Utama dijadwalkan selama 33 (tigapuluh tiga) bulan.
(1)
Galian Pondasi
Untuk memperpendek jangka
waktu pelaksanaan bendungan, galian di sebelah kanan Bendungan Utama
dilaksanakan terlebih dahulu diikuti langsung dengan pekerjaan pemboran dan
grouting sebelahnya. Setelah dielakkan ke Terowong Pengelak, lokasi Cofferdam
dikuras dan dilanjutkan dengan pekerjaan galian pondasi.
Galian tanah biasa pada
seluruh daerah pondasi dilaksanakan dengan menggunakan Bulldozer 21 ton untuk
penggarukan dan pengumpulan. Material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe
1,2 m3 ke dalam Dump Truck 10 ton
untuk mengangkut ke spoil bank. Galian batuan
hanya dilaksanakan dengan Hammer Pick Air 7 kg serta menggunakan Air
Compressor. Material galian batuan akan dikumpulkan dengan Bulldozer 21 ton dan
diangkat dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke Dump Truck 10 ton.
Material buangan
disebar dan dipadatkan dengan
Bulldozer 21 ton di lokasi spoil bank, dan yang bisa dipakai sebagai material
timbunan ditimbun pada stockpile.
(2)
Perbaikan Pondasi
(Foundation Treatment)
Batuan dasar pada daerah
parit inti akan diperbaiki dengan sub-curtain grouting, curtain grouting dan
consolidation grouting sampai dicapai
kekuatan/strength dan kehampaan air/water tightness yang disyaratkan.
Consolidation grouting dilaksanakan untuk menambal celah-celah, sambungan atau
retakan lainnya pada pondasi batuan, dengan menggunakan semen grouting yang
diinjeksikan/dimasukkan dengan grouting
bertekanan rendah.
Pekerjaan pemboran dan
grouting dijadwalkan untuk dilakasanakan selama 16 (enambelas) bulan, pada
bulan April sampai dengan akhir Juli, setelah sebagian galian pondasi telah
selesai.
Consolidation grouting
dilaksanakan sebelum pekerjaan curtain grouting. Pekerjaan grouting
dilaksanakan berdasarkan 8 jam kerja, dimana pekerjaan aktualnya diperkirakan
13 jam dengan 2 shift.
Lubang grout untuk pengisian
consolidation grouting dibor dengan Drilling machine. Material grouting adalah
campuran semen dan air.
Semen untuk grouting
dicampur di mesin utama (central plant),
dikirim ke grout mixer 200 lt x 2 pada setiap lokasi pekerjaan dan injeksi dengan Grout Pump 7,5-kW.
(3)
Timbunan
Pekerjaan timbunan
dilaksanakan selama 26 (duapuluh enam) bulan pada musim kemarau.
Pekerjaan timbunan untuk
Bendungan Utama meliputi :
a.
Timbunan Inti
(Zona 1)
Volume timbunan diperkirakan
127 ribu m3. Material timbunan inti (zona 1) merupakan highly weathered material dan diperoleh
dari borrow area, yang terletak di daerah hulu.
Setelah Cofferdam dan
Terowong Pengelak selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan pekerjaan timbunan
inti. Semua pekerjaan galian di borrow area
dilakukan dengan Bulldozer 21 ton, dan material galian diangkat dengan
Excavator/Backhoe1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 10 ton untuk
dibawa ke lokasi timbunan Bendungan
Utama.
Material disebar dengan
Bulldozer 15 ton, pembentukan permukaan timbunan dengan Motor Grader 3,1 m
kemudian dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton, ketebalan per lapisan padat
0,2 m. Pada bagian yang berdekatan dengan dasar dan abutmen, material timbunan
dipadatkan dengan menggunakan peralatan ringan, seperti air tamper, rammer dan
vibrating roller dengan tangan.
b.
Timbunan Filter
Halus (Zona 2)
Pelaksanaan timbunan filter
halus direncanakan bersama dengan kemajuan pekerjaan timbunan inti. Volume
timbunan filter halus diperkirakan 36 ribu m3. Material timbunan filter halus
(pasir) diperoleh dari endapan Noel Puames. Pekerjaan timbunan filter halus
dilaksanakan bersama dengan kemajuan pekerjaan timbunan inti.
Galian material di sungai
dilakukan dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 kemudian diangkat ke Dump
Truck 10 ton dan diangkut ke lokasi stockpile terdahulu baru kemudian ke lokasi
timbunan. Di lokasi, material disebar
dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton per
lapisan dengan tebal setelah dipadatkan 0,2 m.
c.
Timbunan Random
(Zona 3)
Volume timbunan random
diperkirakan sekitar 39 ribu m3. Material timbunan random diambil
dari dari endapan Noel Puames. Material dikumpulkan dan diangkat dari stockpile
dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke dalam Dump Truck 10
ton kemudian dibawa ke lokasi timbunan. Di lokasi timbunan material disebar
dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton
per lapisan.
d.
Timbunan Batu
(Zona 4)
Volume timbunan random diperkirakan
sekitar 263 ribu m3. Material timbunan random diambil dari Quarry area.
Material galian yang telah
diproses diangkat dengan Excavator/Tractor Shovel 1,2 m3 dimasukkan
ke Dump Truck 15 ton untuk dibawa ke stockpile, kemudian dari stockpile
material diangkat Excavator/Backhoe 1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck
10 ton untuk dibawa ke lokasi timbunan Bendungan Utama. Material disebar dengan
Bulldozer 51 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton dengan ketebalan
per lapisan.
e.
Timbunan Batu dan
Rip-rap (Zona 5 dan Zona 6)
Timbunan Batu merupakan
timbunan tubuh bendungan di bagian hulu. Volume material Batu sekitar 170 ribu
m3. Rip-rap direncanakan
untuk melindungi kemiringan timbunan di hulu. Volume material timbunan rip-rap
diperkirakan sekitar 44 ribu m3. Material timbunan batu dan rip-rap
diambil endapan Noel Puames dan Quarry.
Material galian yang telah
diproses diangkat dengan Excavator/Tractor Shovel 1,2 m3 dimasukkan
ke Dump Truck 15 ton untuk dibawa ke stockpile, kemudian dari stockpile
material diangkat Excavator/Backhoe 1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck
10 ton untuk dibawa ke lokasi timbunan Bendungan Utama.
Pada bagian kaki material
diatur dengan Backhoe 0,6 m3. Semua rongga-rongga yang besar diisi
dengan bolder kecil atau fragmen batuan. Penyelesaian pekerjaan rip-rap dengan
tangan untuk mendapatkan kemiringan dan ketebalan yang direncanakan.
4.5.5
Bangunan
Pelimpah Samping/Side Spillway
Bangunan Spillway
direncanakan dengan tipe Pelimpah Samping tanpa pintu, dengan panjang ambang 40,00
m dan panjang total 284,50 m. Elevasi puncak ambang adalah El. 101.00, dengan
lebar saluran samping 10,00-15,00 m, lebar saluran peluncur 15,00 m. Panjang
peredam energi 33,00 m.
(1)
Galian
Volume galian Spillway
diperkirakan sekitar 84 ribu m3 galian tanah biasa dan 220 ribu m3 galian batuan keras. Rencana
pekerjaan galian dilaksananakan selama 6 (enam) bulan.
Pekerjaan galian biasa
dilaksanakan dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 dan
Bulldozer 21 ton. Sedangkan galian batuan dilaksanakan dengan menggunakan
Hammer Pick Air dan Buldozer 21 ton.
Setelah pekerjaan tanah
biasa selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan galian batuan keras. Material
galian diangkat dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke Dump Truck 10 ton
untuk diangkut ke spoilbank atau ke stockpile
yang letaknya sekitar 200 m di hilir lokasi bendungan. Material galian pilihan, digunakan sebagai
urugan random, diangkut ke stockpile.
(2)
Perbaikan Pondasi
Rencana pekerjaan pemboran
dan grouting dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dimulai bulan ke 6 (enam)
tahun pertama. Lubang grout dibor dengan Crawler Drill 7 m3/menit
dan mesin Rotary Boring 5,5 kW. Semen grout diaduk di centre plant, dikirim ke grout mixer 200 lt x 2, dipasang pada injection spot dan diinjeksi dengan
grout pump.
(3)
Pekerjaan Beton
Volume beton yang diperlukan
seluruhnya untuk bangunan Side Spillway diperkirakan sekitar 39 ribu m3
dan rencana pelaksanaannya selama 13 (tiga belas) bulan.
Penempatan beton pada
control weir dilaksanakan setelah pekerjaan curtain grouting, dan pekerjaan
beton untuk Tailrace dilaksanakan pada tahap akhir pekerjaan beton.
Beton diproduksi dengan
batcher plant untuk beton , yang dipasang dekat lokasi bendungan, diangkut ke
lokasi penempatan beton dengan Agitator Truck 3,2 m3. Rencana
penempatan beton terbanyak per hari sekitar 45 m3/hari. Pekerjaan
beton dilakukan dengan Concrete Pump. Segera setelah beton ditempatkan, beton
dipadatkan dengan menggunakan Vibrator 60 mm, untuk menghindari celah-celah. Juga,
permukaan beton akan dibasahi dengan dipercik atau dengan
karung basah.
4.5.6
Bangunan Pengambilan/Intake
Tipe : Menara Pengambilan
Tinggi : 35,45 m
Lebar : 9,00 m
Panjang :
12,0 m
Jangka waktu pelaksanaan bangunan pengambilan secara
keseluruhan direncanakan selama 12 (duabelas) bulan.
Volume galian bangunan pengambilan diperkirakan 150 m3
galian tanah biasa dan 6,5 ribu m3 galian batu keras.Rencana galian
dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.Pekerrjaan galian tanah biasa dilaksanakan
dengan mengunakan Excavator/Backhoe 0,8 m3 dan Bulldozer 32 ton.
Setelah pekerjaan tanah biasa selesai,selanjutnya dengan pekerjaan galian batu
keras. Material diangkut dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3
ke Dump Truck 10 ton untuk diangkut ke spoilbank atau ke stockpile.
Volume beton bangunan yang diperlukan untuk bangunan
pengambilan diperkirakan 3,9 ribu m3 dan rebcana pelaksanaannya
selama 4 (empat) bulan.Beton diproduksi dengan batcher plant untuk beton, yang
dipasang dekat lokasi bendungan,diangkut ke lokasi penempatan beton dengan
Agitator truck 3,2 m3. Pekerjaan beton dilakukan dengan Concrete
Pump.Segera setelah beton ditempatkan, beton dipadatkan dengan menggunakan
Vibrator 45 mm, untuk menghindari celah-celah dan permukaan beton akan dibasahi
dengan percikan atau dengan karung basah.
Sebagai sarana penghubung ke Menara Pengambilan maka
dibangun jembatan komposit, dengan mengunakan profil WF 800X300 sebagai gelagar
induk jembatan dan profil WF 400X200 sebagai diafragma jembatan komposit.
Jangka waktu keseluruhan pekerjaan jembatan direncanakan selama 2 (dua) bulan.
4.5.7
Pekerjaan Hidromekanikal
Secara rinci tipe dan jumlah
peralatan hidromekanikal Bendungan Raknamo adalah sebagai berikut :
a. Saluran
Pengelak
(1)
Saringan
saluran pengelak : 4,00 m L x 4,00 m T (clear opening): 1 set
(2)
Pintu
saluran pengelak : 4,00 m L x 4,00 m
T (clear opening) : 1 set
b. Saluran
Pengambilan
(1) Saringan
sampah pengambilan : permanen posisi vertikal
- Depan
: 4,00 m L x 1,00 m T (clear
opening) : 1 set
- Samping
: 2,00 m L x 1,00 m T (clear opening) : 2 set
(2) Pintu
pengambilan/darurat : 2,00 m L x 2,00 m T(clear opening) : 1 set
c. Saluran
Keluaran Utama
(1) Pipa
konduit baja tanam di sumbat utama Ø 1,00 m - 16 m L : 2 jalur
(2) Pipa
konduit baja terbuka keluaran Ø 1,00 m – 75 m L : 2 jalur
d. Rumah
Katup I
(1) Pipa
baja tanam ke arah sungai Ø 0,90 m : 2 jalur
(2) Pipa
baja tanam saluran irigasi dan air baku
ke
Rumah Katup I Ø 1,0 m : 1 jalur
(3) Katup
Pengaman saluran irigasi (katup butterfly)
ke
arah sungai Ø 0,90 m : 2 set
(4) Katup
Pengaman saluran irigasi dan air baku
ke
Rumah Katup II (katup butterfly) Ø 1,00 m : 1 set
(5) Katup
Kontrol saluran irigasi ke arah sungai
(katup
hollow jet) Ø 0,9 m : 2 set
e. Saluran
Irigasi dan Pipa Air Baku ke Rumah Katup II, terdiri atas
pipa baja
tekan terbuka dengan diameter (Ø) 1,0 m
- 586 m L : 1 jalur
f. Rumah
Katup II
(1) Pipa
baja tanam arah ke Rumah Katup III Ø 0,3 m : 1 jalur
(2) Katup
Pengaman butterflay ke arah Rumah Katup III Ø 0,3 m : 1 set
(5) Katup
Kontrol sluice Ø 0,300 m : 1 set
(3) Pipa
baja tanam untuk Saluran Irigasi Ø 0,8 m : 2 jalur
(4) Katup
pengaman (katup butterfly) Ø 0,80 m : 2 set
(5) Katup
Kontrol (katup hollow jet) Ø 0,80 m : 2 set
g. Rrumah
Pompa
(1) Pipa
baja inlet kolam penampung Ø 0,5 m : 1 jalur
(2) Katup
Kontrol (katup pintu sluice) Ø 0,5 m : 1 set
(3) Pompa
air kapasitas 10 liter/detik, total head 100 m : 2 set
(4) Katup
pengaman (katup sluice) Ø 0,30 m : 2 set
Pemasangan perlengkapan tersebut
direncanakan selesai pada akhir bulan September tahun ke empat (4).
4.5.8 Jalan Masuk
Jalan masuk yang merupakan
jalan baru yang merupakan jalan klas III dengan panjang 3,40 km. Jalan ini akan menghubungkan jalan dari Desa
Raknamo sampai ke rencana base camp.
Pelaksanaan jalan
masuk direncanakan mulai pada bulan Pebruari tahun pertama dan selesai pada
akhir bulan Juli tahun pertama.
Galian tanah
biasa dan galian batu lapuk dilaksanakan dengan menggunakan Excavator/Backhoe
kapasitas 1,2 m3 dan Bulldozer kapasitas 21,0 ton untuk mengumpulkan
dan menggaru. Material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe kapasitas 1,2 m3
ke dalam Dump Truck kapasitas 10 ton
untuk diangkut ke Spoil bank atau ke stock pile untuk material yang masih dapat
digunakan.
4.5.9 Gedung dan Pelengkapnya
Gedung yang diperlukan
antara lain Gardu Pandang, Mushola, Pos Jaga dan Rumah Dinas, Rumah Generator
dan Kantor Proyek.
4.5.10 Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik meliputi penyediaan listrik yang disuplai dan dipasang
oleh PLN. Penyediaan generator dengan mesin diesel diperlukan pula untuk
keperluan cadangan tenaga listrik apabila sewaktu-waktu aliran listrik PLN
padam. Pekerjaan listrik ini juga termasuk penyediaan dan pemasangan untuk
lampu, tiang, kabel tanam, kotak panel dan pondasi peralatan yang diperlukan.
No comments:
Post a Comment