Friday, December 27, 2019

Metode Pelaksanaan Konstruksi


METODE PELAKSANAAN


4.1      UMUM

Pada pasal ini menjelaskan garis besar metode pelaksanaan yang diusulkan untuk pekerjaan utama sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi. Selain itu juga disebutkan pekerjaan persiapan dan segala fasilitas yang menunjang pelaksanaan proyek Bendungan Raknamo.

Metode pelaksanaan dan urutan pekerjaannya direncanakan berdasarkan jenis pekerjaan dan waktu yang telah ditentukan untuk pelaksanaannya. Dengan pertimbangan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan maksimal, sesuai dengan keadaan cuaca dan kondisi geologi yang ada, kondisi topografi di lapangan dan metode yang lazim dipergunakan. Selain itu juga dijelaskan mengenai penggunaan alat-alat berat.


4.2      KONDISI DASAR

Untuk menganalisa metode pelaksanaan dan urutan pekerjaan, telah dipertimbangkan kondisi dasar, data dan asumsi yang diambil sebagai mana item berikut :

4.2.1   Waktu yang Direncanakan untuk Pelaksanaan Pekerjaan

(a)  Pelelangan termasuk prakualifikasi untuk pekerjaan ini yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan proyek, yaitu setelah selesainya pengaturan keuangan (biaya proyek).

(b)  Pelaksanaan pekerjaan, termasuk pekerjaan persiapan, yang diselesaikan selama 5 (lima) tahun.

4.2.2   Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Raknamo dan Bangunan Fasilitasnya dibagi dalam empat tahapan yang nantinya disesuaikan dengan metode pengelakan air  sungai.

Tahap pertama diprioritaskan pada pekerjaan persiapan dalam pelaksanaan yang meliputi pembebasan tanah, penyiapan kantor lapangan, barak kerja dan laboratorium lapangan. Dan sebelumnya, pekerjaan galian harus telah diselesaikan untuk pembuatan jalan masuk yang akan dilewati oleh alat berat untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Tahap kedua, sementara pekerjaan jalan dilanjutkan, pekerjaan konstruksi harus sudah dimulai, meliputi bangunan Terowong Pengelak dan Bangunan Pelimpah.



Tahap ketiga setelah pekerjaan Terowong Pengelak selesai, aliran sungai dialihkan melalui mulut inlet channel dan pekerjaan coffering dan dewatering dapat diselesaikan. Setelah selesai, pekerjaan Bendungan Pengelak Hulu (cofferdam) dan Bendungan Utama dapat dimulai bersamaan dengan Bangunan Pengambilan dan Outlet.

Tahap terakhir adalah pekerjaan hidromekanikal dan operation test dan impounding / penggenangan waduk.

4.2.3   Jumlah Hari untuk Dapat Bekerja pada Pelaksanaan Proyek

Curah hujan di lokasi proyek diambil dari curah hujan harian di stasiun Raknamo. Menurut analisa, musim kering dimulai bulan April sampai bulan Oktober, sedangkan musim hujan mulai bulan Nopember sampai bulan Maret.

Perkiraan jumlah hari untuk dapat bekerja pada proyek ini didasarkan data curah hujan harian, yang dicatat pada stasiun Raknamo dari tahun 1992 sampai tahun 2004. Curah hujan bulanan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4-1 berikut.

Tabel 4-1. Curah Hujan Bulanan di Stasiun Raknamo

No.
Bulan
0 – 2 mm
3 - 5 mm
6 - 10 mm
11 - 30 mm
> 30 mm
1.
 Januari
1
4
11
15
-
2.
 Pebruari
-
-
10
18
-
3.
 Maret
5
6
11
9
-
4.
 April
21
6
2
1
-
5.
 Mei
27
1
3
-
-
6.
 Juni
29
-
1
-
-
7.
 Juli
31
-
-
-
-
8.
 Agustus
31
-
-
-
-
9.
 September
30
-
-
-
-
10.
 Oktober
27
3
1
-
-
11.
 Nopember
10
10
9
1
-
12.
 Desember
1
3
16
11
-

§  Untuk pekerjaan tanah, khususnya pekerjaan timbunan dilaksanakan secara menerus baik itu musim hujan maupun musim kemarau.
§  Pelaksanaan timbunan di musim hujan disesuaikan dengan kondisi curah hujan yang turun, yaitu : pekerjaan tanah harus dihentikan apabila terjadi hujan lebih dari 3 mm.
§  Sementara itu pekerjaan beton harus dihentikan apabila terjadi hujan lebih 10 mm.

Jumlah hari untuk masing-masing pekerjaan, dinyatakan dalam koefisien, yang diperkirakan sebagaimana pada Tabel 4-2.

Berdasarkan kondisi yang tersebut di atas, maka jumlah hari dalam 1 (satu) tahun agar bisa bekerja untuk masing-masing pekerjaan adalah sebagai berikut :

§  Pekerjaan timbunan batu             :   166 hari
§  Pekerjaan timbunan filter            :   213 hari
§  Pekerjaan galian tanah                :   226 hari
§  Pekerjaan beton                        :   251 hari


4.2.4   Koefisien Konversi Volume Tanah

Perkiraan Koefisien konversi volume tanah didasarkan asumsi yang  disajikan sebagaimana pada tabel berikut :
 
Tabel 4-3. Koefisien Konversi Volume Tanah
                    

Jenis Tanah

Kondisi

Awal
Faktor Konversi (Fk)
Asli
Lepas
Padat

Pasir (Sand)

Asli
Lepas
Padat

1,00
0,90
1,05

1,11
1,00
1,17

0,95
0,86
1,00

Common Casth

Asli
Lepas
Padat

1,00
0,80
1,11

1,25
1,00
1,39

0,90
0,72
1,00

Lempung (Clay)


Asli
Lepas
Padat

1,00
0,70
1,11

1,43
1,00
1,59

0,90
0,63
1,00

Kerikil (Gravels)

Asli
Lepas
Padat

1,00
0,88
0,97

1,13
1,00
1,10

1,03
0,91
1,00

Random

Asli
Lepas
Padat

1,00
0,59
0,76

1,70
1,00
1,30

1,31
0,77
1,00

Batu Keras (Broken rocks)


Asli
Lepas
Padat


1,00
0,57
0,71

1,75
1,00
1,24

1,40
0,80
1,00
Sumber :     Pedoman Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dengan menggunakan Peralatan (P2HSPP) Suplemen P.5

4.2.5   Produksi Alat Rata-rata per Jam

Material tanah diambil dari Borrow Area di sekitar rencana lokasi bendungan. Material timbunan random diambil dari Borrow Area dan hasil galian pondasi bendungan utama. Material filter halus diambil dari endapan sungai Noel Puemas (Airkom), sedangkan material batuan untuk timbunan bendungan diambil dari Quarry Area. Agregat kasar dan halus untuk campuran beton diambil dari endapan sungai Noel Puemas (Airkom) dengan jarak masing-masing disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4-4.  Jarak Borrow Area dan Quarry Site

No.
Lokasi
Jarak (m)

1.

2.

3.


Borrow Area VI (hilir kiri As Bendungan)

Borrow Area I – V (hulu kanan As Bendungan)

Quarry Site (arah utara As Bendungan)


498

415 –1.992

642,5


Selanjutnya material-material tersebut disimpan di Stockpile untuk diproses terlebih dahulu sebelum ditempatkan di daerah timbunan.

Perhitungan produksi alat rata-rata per jam berdasarkan rumus-rumus alat berat diperhitungkan pada Lampiran Produksi Alat Berat.

Produksi rata-rata ini dihitung berdasarkan kondisi lapangan dan koefisien dari konversi volume tanah. Sedang jarak angkut rata-rata dapat diasumsikan  pada tabel berikut.

 

Tabel 4-5. Jarak Angkut Rata-Rata


No.

Material

Asal-Tujuan Material
Jarak Angkut Rata-rata (m)

1.


2.







3.


4.

Pengelak Sungai
-   Galian

Timbunan Dam
-   Galian Main Dam
-   Galian Cofferdam
-   Inti
-   Filter Halus (sand)
-   Batuan
-   Riprap

Spillway
-   Galian

Acces Road
-   Galian


Ke Spoil bank I



Ke Spoil bank II
Ke Spoil bank II
Dari Stockpile
Dari Stockpile
Dari Stockpile
Dari Stockpile


Ke Spoil bank I


Ke Spoil bank II

57



342,5
342,5
63
63
63
63


57


342,5

4.2.6   Pemilihan Pemakaian Alat Berat dan Metode Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor yang terpilih harus membuat rencana kerja pelaksanaan dan peralatan berat yang digunakan berdasarkan pertimbangannya sendiri.

Untuk mendapatkan masa pelaksanaan yang efisien perlu menggunakan sistem pelaksanaan secara konvensional maupun menggunakan alat-alat berat dengan mempertimbangkan besarnya pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan kondisi di lapangan.

4.2.7   Bahan-bahan Bangunan

Lokasi bahan bangunan disajikan pada Gambar Lampiran

§  Timbunan Impervious Core (Zona 1)    :    Lempung (Clay)
§  Timbunan Filter Halus (Zona 2)            :    Pasir (Sand)
§  Timbunan Filter Kasar (Zona3)            :    Pasir (Sand)       
§  Random (Zona 4)                              :    Random (Random Rock)
§  Timbunan Batu dan Riprap
              (Zona 5 dan Zona 6)                         :    Batu (Rock)




1.    Material tanah

Investigasi dilapangan akan menghasilkan kesimpulan pokok untuk material tanah.

Ø  Material galian di lokasi Bendungan yang tidak dapat dipergunakan lagi dibuang pada spoil bank, dan hasil galian yang masih bisa dipergunakan untuk timbunan Bendungan Utama dan Bendungan Pengelak Hulu (cofferdam), ditimbun di stockpile.

Ø  Timbunan tanah kembali dan urugan tanah sembarang bisa diambil dari tanah galian pada pekerjaan di lapangan. Material ini akan disimpan di Stockpile.

Ø  Material Timbunan Inti kedap air (Zona 1) diperoleh dari Borrow Area masing-masing terletak di sebelah hulu as bendungan  yaitu di sekitar genangan waduk dan Borrow Area di sebelah hilir yaitu sekitar 500 m dari as bendungan

Volume Timbunan Inti kedap air (Zona 1) diperkirakan sebesar 270 ribu m3 (timbunan Bendungan Utama dan Cofferdam).

2.    Material Filter

Material Timbunan Filter Halus dan Filter kasar (pasir) untuk Zona 2 dan Zona 3, diperoleh endapan Sungai Noel Puames. Dengan mengambil bahan pasir di endapan Sungai Noel Puames dengan jarak sekitar 4 km ke arah hulu dan hilir as bendungan maka perkiraan volume material Pasir adalah :

A.    Daerah Genangan Waduk 50.400 m3
B.    Hilir Bendungan 125.400 m3

Diluar jarak di atas, material pasir dapat dijumpai di sepanjang Sungai Noel Puames dan dapat dipakai sebagai material cadangan.

3.   Material Random

Material untuk Timbunan Zona 4 diambil dari Quarry Areal yang terletak di sebelah kanan As Bendungan Raknamo. Selain itu Material Random dapat diperoleh dari hasil galian pondasi Bendungan, Spillway, Terowong Pengelak atau dari galian tebing sungai kiri dan kanan sungai Noel Puemas (Airkom).

Volume Timbunan Random diperkirakan sebesar 263 ribu m3, sedangkan  cadangan material random di lokasi Quarry area sekitar 600 ribu m3.

4.    Material Batu

Material untuk Timbunan Random Rock (Zona 5) dan Rip-Rap (Zona 6) pada bendungan diambil dari endapan sungai berupa gravel sampai bolder di sepanjang sungai Noel Puames, baik di daerah waduk maupun di sebelah hilir Bendungan Raknamo.

Endapan sungai yang bisa dimanfaatkan untuk timbunan batu adalah gravel ukuran 10 sampai 40 cm, yang terdapat di sepanjang sungai Noel Puames.
Sedangkan endapan sungai yang dapat dimanfaatkan untuk bahan rip-rap adalah bolder ukuran lebih besar 40 cm, yang terdapat di sepanjang sungai Noel Puames.

Dengan mengambil bahan batu di endapan Sungai Noel Puames dengan kedalaman 3,50 m dan jarak sekitar 4 km ke arah hulu dan hilir as bendungan maka perkiraan volume material batu adalah sekitar 409.000 m3.

Bahan tersebut di atas masih dapat diexploitasi dikembangkan lagi karena ketebalan endapan sungai di daerah hilir bendungan Raknamo lebih dari 3,5 m.

Sepanjang sungai dari as bendungan ke arah hilir dengan panjang sungai 10 km masih dijumpai endapan sungai dengan jumlah melimpah.

5.   Agregat kasar dan halus untuk bahan beton

Material untuk agregat kasar pada beton dapat diperoleh dari endapan sungai Noel Puemas (Airkom), yang sebelumnya diproses terlebih dahulu.

4.2.8   Lokasi Stockpile dan Spoil Bank 

1.   Stockpile

Stock Pile direncanakan terletak di hulu kanan bendungan utama, ± 63 m dari as bendungan. Dengan tinggi timbunan diperkirakan 4 m. Lokasi stockpile dapat dilihat pada Gambar  Lampiran.

2.   Spoil bank

Spoil bank I yang direncanakan merupakan curah yang dalam dan terletak di sebelah hilir kiri as bendungan berjarak ± 60 m dan Spoil bank II di hilir kiri as bendungan berjarak + 350 m. Lokasi Spoil bank  dapat dilihat pada Gambar Lampiran.


4.3    VOLUME PEKERJAAAN

Volume pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan ini telah dihitung dari gambar perencanaan. Volume pekerjaan tersebut diringkas dan disajikan pada  Lampiran Volume Pekerjaan.


4.4    PEKERJAAN PERSIAPAN DAN FASILITAS PELAKSANAAN

4.4.1   Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan ini meliputi mobilisasi peralatan dan tenaga, pembebasan lahan, jalan masuk, sistim penyediaan listrik, sistim penyediaan air, sistim telekomunikasi.

4.4.2   Jalan Masuk

Jalan masuk dari Kelurahan Naibonat merupakan jalan desa yang sudah diaspal sampai dengan km 5, selanjutnya menuju Desa Raknamo merupakan jalan makadam. Lebar bahu jalan pada jalan yang sudah ada adalah antara 3 m sampai 6 m , dan disekitarnya terdapat rumah-rumah penduduk, yaitu sampai pada km 2 di  Kelurahan Naibonat dan Desa Manusak. Selanjutnya di sebelah kiri kanan jalan merupakan hamparan tanah kering sampai Desa Raknamo.  Di Desa Raknamo berupa jalan makadam sampai Kantor Desa Raknamo.

Jalan masuk ke lokasi site bendungan direncanakan dari pertigaan Oepui sampai ke lokasi bendungan Raknamo Sepanjang 3.40 km yang merupakan jalan desa (jalan klas III), dengan Lebar 5,50 m.

Pada ruas jalan tersebut terdapat dua buah jembatan dimana panjang masing-masing jembatan adalah 20.00 m dengan klas jembatan klas I. Selama pelaksanaan konstruksi jalan ini akan menghubungkan jalan desa sampai ke rencana base camp.

4.4.3    Bangunan Sementara

(1)   Bangunan Sementara

Bangunan sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan direncanakan terletak di bagian hulu sekitar 500 m dari lokasi bendungan. Kantor PU (120 m2) dan Kantor Konsultan (300 m2) terletak berdekatan dengan Barak Kerja (300 m2).

Selain bangunan-bangunan tersebut dibangun pula laboratorium lapangan, crushing plant, screen plant dan batching plant. Total luas bangunan sementara diperkirakan sekitar 1.220 m2.

Tabel 4-6.  Luas Bangunan Sementara dan Tanah yang diperlukan


No.


Keterangan
Luas Bangunan
(m2)
Luas Tanah
(m2)

 1.
 2.
 3 .


 Kantor PU
 Kantor Konsultan
 Barak Kerja


120
300
300

    240
600
600

            Sub Total 1
         720
    1.440

 4.
 5.
 6.
 7.


Concrete Batcher Plant
 Crushing Plant
 Screen Plant
 Lain-lain

100
200
100
100


200
400
200
200

Sub Total 2
500
1000

Total
1.220
2.440

(2)     Tanah

Pembebasan tanah diperlukan untuk bangunan sementara dan fasilitas pelaksanaan yang diatur oleh Departemen Permukimam dan Prasarana Wilayah dalam ijin pelaksanaannya, di lokasi bendungan termasuk pembebasan tanah untuk daerah genangan. Areal tanah  untuk bangunan sementara diperkirakan seluas 2.440 m2.





4.4.4    Sistim Penyediaan Listrik

Sumber tenaga listrik menggunakan dari PLN 380 V, 50 Hz, 3 phase, 4 kw, 33 kVA. Sumber dari PLN hanya digunakan untuk keperluan penerangan gedung, penerangan jalan dan system kontrol pada panel penggerak motor.

Sumber tenaga listrik dari mesin diesel terdiri dari dua (2) buah mesin generator diesel yang masing-masing berkapasitas 80 kVA. Dimana salah satu mesin tersebut digunakan sebagai cadangan, system bekerjanya adalah di interlock dengan sumber dari PLN. Sehingga apabila sumber dari PLN mengalami gangguan akan dapat di suplay dari generator diesel. Kegunaan utama generator diesel hanya untuk mengoperasikan motor-motor penggerak pintu bendungan.

Tabel 4-7. Penerangan Gedung


No.

              
Keterangan

Kapasitas (VA)

1.
2.
3.
4.
5.

 Kantor Utama
 Kantor PU
 Kantor Konsultan
 Rumah Diesel Generator
 Rumah Pintu Pengeluaran

3.630
2.295
8.380
1.232
2.980
6.
7.
8.
9.
 Rumah Pintu Pengambilan
 Mushola dan Rumah Jaga
 Laboratorium dan Bengkel
 Rumah Dinas (2 unit)
1.337
885
2.584
1.115

Sub Total
24.438

10.


 Penerangan Jalan

5.523

Sub Total
5.523

Total
29.961

4.4.5    Sistim Penyediaan Air

Sistim penyediaan air untuk pelaksanaan dan base camp dipasang di hilir Bendungan Utama. Sebelum dilakukan pengelakan sungai, sumber air berasal dari Noel Puames. Setelah dibangun pengelak sungai, air diambil dari outlet waterway. Selama penggunaan pengelak air diambil dari perbaikan Noel Puames.

4.4.6    Sistim Telekomunikasi

Untuk kelancaran pekerjaan di lapangan, maka dibutuhkan sistim telekomunikasi yang menghubungkan dengan  kantor Satuan Kerja Sementara Perencanaan PSDA-NTT

4.4.7    Batching Plant, Chrushing Plant, Screening Plant

Concrete Batcher Plant, Chrushing Plant dan Screening Plant, diletakkan di dekat Aggregate Plant. Mutu beton terdiri  5 kelas yaitu :

-          K-300, agregat maksimum 10 mm
-          K-300, agregat maksimum 25 mm
-          K-175, agregat maksimum 25 mm
-          K-175, agregat maksimum 40 mm
-          K-125, agregat maksimum 25 mm


4.5    METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

4.5.1   Umum

Metode Pelaksanaan yang diusulkan telah dipersiapkan dengan pertimbangan jadwal pelaksanaan yang paling efisien diperhitungkan dari musim hujan dan peralatan yang ada. Sistim pengelak sungai yang digunakan berupa terowongan pengelak tipe modifikasi tapal kuda.

Metode Pelaksanaan untuk pekerjaan utama diuraikan di bawah ini, sedang urutan pelaksanaannya dapat dilihat pada Jadwal Pelaksanaan Tabel  3-1, Pada Bab III.

4.5.2   Sistim Pengelak Sungai

Sistim Pengelak direncanakan dengan galian terbuka untuk awalnya, dan selanjutnya dengan terowong pengelak tipe modifikasi tapal kuda dengan diameter 4,0 m.

Selama pelaksanaan diperlukan 1 (satu) sistim pengelak, adalah sebagai berikut:

§  Sistim Pengelak yang digunakan melalui terowong pengelak tipe modifikasi tapal kuda dan outlet. Pengelak sungai ini dilaksanakan mulai pada pertengahan bulan ke empat, yang di mulai pada musim akhir musim penghujan, dimulai dengan pekerjaan pembersihan.

§  River Outlet waterway untuk sistim pengelak adalah Terowong Pengelak tipe modifikasi tapal kuda. Galian terowong diperkirakan material batu yang akan digali dengan cara peledakan metode low bench cut, dengan tinggi berm kurang dari 2,6 m. Pekerjaan berikutnya adalah pekerjaan steel support, rockbolt dan shotcrete dengan tebal sekitar 10 cm. Beton dengan pembesiannya sekeliling terowong tapal kuda dengan tebal 60 cm.

§  Galian tanah biasa dilaksanakan dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 dan Bulldozer 21 ton. Galian batuan (open cut) dilaksanakan dengan ledakan menggunakan metode low bench cut, dengan tinggi berm kurang dari 2,6 m. Material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke atas Dump Truck 10 ton untuk dibawa ke spoil bank atau stockpile.

4.5.3    Bendungan Pengelak Hulu

Sistem pengelakan sungai di Bendungan Raknamo, yaitu sistem pengelak yang menyatu dengan Bendungan Utama. Pengelak ini merupakan bangunan yang menyatu dengan Bendungan Utama. Elevasi puncak Bendungan Pengelak El. 87,00  dengan tinggi 15.00 m.




a.   Galian pondasi

Galian dilaksanakan dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3, Bulldozer 21 ton, Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke atas Dump Truck 10 ton.

b.   Timbunan

Timbunan pengelak hulu dibagi dalam dua bagian, yaitu untuk tubuh Bendungan Pengelak dan timbunan pondasi penahan seepage, yang memakai bentonite concrete untuk cut off wallnya.

§ Timbunan tubuh Bendungan Pengelak

Timbunan untuk tubuh Bendungan Pengelak direncanakan dengan tipe urugan tanah dengan inti miring, timbunan random, timbunan batu dan rip- rap. Pekerjaan timbunan tubuh bendungan pengelak dilaksanakan dengan cara yang sama dengan pekerjaan timbunan pada Bendungan Utama.

§ Timbunan pondasi penahan seepage

Lapisan pasir untuk pondasi bendungan pengelak hulu setebal ± 12 m digali hanya sampai setebal  ± 7,0 m dan sisa lapisan pasir yang ada digali dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 sedalam ± 5,0 m

Pelaksanaan pekerjaan timbunan untuk Bendungan Pengelak dijadwalkan mulai bulan ke 18 (delapanbelas) selama 2,5 (dua setengah) bulan.

4.5.4    Bendungan Utama

Bendungan Utama direncanakan tipe urugan zonal dengan inti miring, filter halus, timbunan random, timbunan batu dan rip-rap, dan elevasi puncak El. 106,20, panjang puncak bendungan 406 m dan lebar puncak 10,00 m. Timbunan mempunyai 5 (lima) zona terdiri dari timbunan inti (zona 1), timbunan filter halus (zona 2), timbunan filter kasar (zona 3), timbunan batu (zona 4), timbunan rip-rap (zona 5).

Jangka waktu pelaksanaan untuk Bendungan Utama dijadwalkan selama 33 (tigapuluh tiga) bulan.

(1)     Galian Pondasi

Untuk memperpendek jangka waktu pelaksanaan bendungan, galian di sebelah kanan Bendungan Utama dilaksanakan terlebih dahulu diikuti langsung dengan pekerjaan pemboran dan grouting sebelahnya. Setelah dielakkan ke Terowong Pengelak, lokasi Cofferdam dikuras dan dilanjutkan dengan pekerjaan galian pondasi.

Galian tanah biasa pada seluruh daerah pondasi dilaksanakan dengan menggunakan Bulldozer 21 ton untuk penggarukan dan pengumpulan. Material galian diangkat  dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke dalam Dump Truck 10 ton untuk mengangkut ke spoil bank. Galian batuan hanya dilaksanakan dengan Hammer Pick Air 7 kg serta menggunakan Air Compressor. Material galian batuan akan dikumpulkan dengan Bulldozer 21 ton dan diangkat dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke Dump Truck 10 ton.

Material  buangan  disebar  dan dipadatkan dengan Bulldozer 21 ton di lokasi spoil bank, dan yang bisa dipakai sebagai material timbunan ditimbun pada stockpile.

(2)     Perbaikan Pondasi (Foundation Treatment)

Batuan dasar pada daerah parit inti akan diperbaiki dengan sub-curtain grouting, curtain grouting dan consolidation grouting sampai dicapai  kekuatan/strength dan kehampaan air/water tightness yang disyaratkan. Consolidation grouting dilaksanakan untuk menambal celah-celah, sambungan atau retakan lainnya pada pondasi batuan, dengan menggunakan semen grouting yang diinjeksikan/dimasukkan dengan  grouting bertekanan rendah.

Pekerjaan pemboran dan grouting dijadwalkan untuk dilakasanakan selama 16 (enambelas) bulan, pada bulan April sampai dengan akhir Juli, setelah sebagian galian pondasi telah selesai.

Consolidation grouting dilaksanakan sebelum pekerjaan curtain grouting. Pekerjaan grouting dilaksanakan berdasarkan 8 jam kerja, dimana pekerjaan aktualnya diperkirakan 13 jam dengan 2 shift.

Lubang grout untuk pengisian consolidation grouting dibor dengan Drilling machine. Material grouting adalah campuran semen dan air.

Semen untuk grouting dicampur di mesin utama (central plant), dikirim ke grout mixer 200 lt x 2 pada setiap lokasi pekerjaan   dan injeksi dengan Grout Pump 7,5-kW.

(3)     Timbunan

Pekerjaan timbunan dilaksanakan selama 26 (duapuluh enam) bulan pada musim kemarau.

Pekerjaan timbunan untuk Bendungan Utama meliputi :

a.    Timbunan Inti (Zona 1)

Volume timbunan diperkirakan 127 ribu m3. Material timbunan inti (zona 1) merupakan highly weathered material dan diperoleh dari borrow area, yang terletak di daerah hulu.

Setelah Cofferdam dan Terowong Pengelak selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan pekerjaan timbunan inti. Semua pekerjaan galian di borrow area  dilakukan dengan Bulldozer 21 ton, dan material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 10 ton untuk dibawa   ke lokasi timbunan Bendungan Utama.

Material disebar dengan Bulldozer 15 ton, pembentukan permukaan timbunan dengan Motor Grader 3,1 m kemudian dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton, ketebalan per lapisan padat 0,2 m. Pada bagian yang berdekatan dengan dasar dan abutmen, material timbunan dipadatkan dengan menggunakan peralatan ringan, seperti air tamper, rammer dan vibrating roller dengan tangan.


b.    Timbunan Filter Halus (Zona 2)

Pelaksanaan timbunan filter halus direncanakan bersama dengan kemajuan pekerjaan timbunan inti. Volume timbunan filter halus diperkirakan 36 ribu  m3. Material timbunan filter halus (pasir) diperoleh dari endapan Noel Puames. Pekerjaan timbunan filter halus dilaksanakan bersama dengan kemajuan pekerjaan timbunan inti.

Galian material di sungai dilakukan dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 kemudian diangkat ke Dump Truck 10 ton dan diangkut ke lokasi stockpile terdahulu baru kemudian ke lokasi timbunan. Di lokasi, material  disebar dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton per lapisan dengan tebal setelah dipadatkan 0,2 m.

c.    Timbunan Random (Zona 3)

Volume timbunan random diperkirakan sekitar 39 ribu m3. Material timbunan random diambil dari dari endapan Noel Puames. Material dikumpulkan dan diangkat dari stockpile dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke dalam Dump Truck 10 ton kemudian dibawa ke lokasi timbunan. Di lokasi timbunan material disebar dengan Bulldozer 15 ton dan dipadatkan dengan Vibrating  Roller 10 ton  per lapisan.

d.    Timbunan Batu (Zona 4)

Volume timbunan random diperkirakan sekitar 263 ribu m3. Material timbunan random diambil dari Quarry area.

Material galian yang telah diproses diangkat dengan Excavator/Tractor Shovel 1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 15 ton untuk dibawa ke stockpile, kemudian dari stockpile material diangkat Excavator/Backhoe 1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 10 ton untuk dibawa ke lokasi timbunan Bendungan Utama. Material disebar dengan Bulldozer 51 ton dan dipadatkan dengan Vibrating Roller 10 ton dengan ketebalan per lapisan.

e.    Timbunan Batu dan Rip-rap (Zona 5 dan Zona 6)

Timbunan Batu merupakan timbunan tubuh bendungan di bagian hulu. Volume material Batu sekitar 170 ribu m3.  Rip-rap direncanakan untuk melindungi kemiringan timbunan di hulu. Volume material timbunan rip-rap diperkirakan sekitar 44 ribu m3. Material timbunan batu dan rip-rap diambil endapan Noel Puames dan Quarry.

Material galian yang telah diproses diangkat dengan Excavator/Tractor Shovel 1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 15 ton untuk dibawa ke stockpile, kemudian dari stockpile material diangkat Excavator/Backhoe 1,2 m3 dimasukkan ke Dump Truck 10 ton untuk dibawa ke lokasi timbunan Bendungan Utama.

Pada bagian kaki material diatur dengan Backhoe 0,6 m3. Semua rongga-rongga yang besar diisi dengan bolder kecil atau fragmen batuan. Penyelesaian pekerjaan rip-rap dengan tangan untuk mendapatkan kemiringan dan ketebalan yang direncanakan.



4.5.5    Bangunan Pelimpah Samping/Side Spillway

Bangunan Spillway direncanakan dengan tipe Pelimpah Samping tanpa pintu, dengan panjang ambang 40,00 m dan panjang total 284,50 m. Elevasi puncak ambang adalah El. 101.00, dengan lebar saluran samping 10,00-15,00 m, lebar saluran peluncur 15,00 m. Panjang peredam energi 33,00 m.

(1)     Galian

Volume galian Spillway diperkirakan sekitar 84 ribu m3 galian tanah biasa  dan 220 ribu  m3 galian batuan keras. Rencana pekerjaan galian dilaksananakan selama 6 (enam) bulan.

Pekerjaan galian biasa dilaksanakan dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 dan Bulldozer 21 ton. Sedangkan galian batuan dilaksanakan dengan menggunakan Hammer Pick Air dan Buldozer 21 ton. 

Setelah pekerjaan tanah biasa selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan galian batuan keras. Material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke Dump Truck 10 ton untuk diangkut ke spoilbank atau ke stockpile  yang letaknya sekitar 200 m di hilir lokasi bendungan.  Material galian pilihan, digunakan sebagai urugan random, diangkut ke stockpile.

(2)     Perbaikan Pondasi

Rencana pekerjaan pemboran dan grouting dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dimulai bulan ke 6 (enam) tahun pertama. Lubang grout dibor dengan Crawler Drill 7 m3/menit dan mesin Rotary Boring 5,5 kW. Semen grout diaduk di centre plant, dikirim ke grout mixer 200 lt x 2, dipasang pada injection spot dan diinjeksi dengan grout pump.

(3)     Pekerjaan Beton

Volume beton yang diperlukan seluruhnya untuk bangunan Side Spillway diperkirakan sekitar 39 ribu m3 dan rencana pelaksanaannya selama 13 (tiga belas) bulan.

Penempatan beton pada control weir dilaksanakan setelah pekerjaan curtain grouting, dan pekerjaan beton untuk Tailrace dilaksanakan pada tahap akhir pekerjaan beton.

Beton diproduksi dengan batcher plant untuk beton , yang dipasang dekat lokasi bendungan, diangkut ke lokasi penempatan beton dengan Agitator Truck 3,2 m3. Rencana penempatan beton terbanyak per hari sekitar 45 m3/hari. Pekerjaan beton dilakukan dengan Concrete Pump. Segera setelah beton ditempatkan, beton dipadatkan dengan menggunakan Vibrator 60 mm, untuk menghindari celah-celah. Juga, permukaan beton akan dibasahi dengan dipercik atau dengan karung basah.






4.5.6    Bangunan Pengambilan/Intake

Tipe                   :    Menara Pengambilan
Tinggi                :    35,45 m
Lebar                 :    9,00 m
Panjang             :   12,0 m

Jangka waktu pelaksanaan bangunan pengambilan secara keseluruhan direncanakan selama 12 (duabelas) bulan.

Volume galian bangunan pengambilan diperkirakan 150 m3 galian tanah biasa dan 6,5 ribu m3 galian batu keras.Rencana galian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.Pekerrjaan galian tanah biasa dilaksanakan dengan mengunakan Excavator/Backhoe 0,8 m3 dan Bulldozer 32 ton. Setelah pekerjaan tanah biasa selesai,selanjutnya dengan pekerjaan galian batu keras. Material diangkut dengan menggunakan Excavator/Backhoe 1,2 m3 ke Dump Truck 10 ton untuk diangkut ke spoilbank atau ke stockpile.

Volume beton bangunan yang diperlukan untuk bangunan pengambilan diperkirakan 3,9 ribu m3 dan rebcana pelaksanaannya selama 4 (empat) bulan.Beton diproduksi dengan batcher plant untuk beton, yang dipasang dekat lokasi bendungan,diangkut ke lokasi penempatan beton dengan Agitator truck 3,2 m3. Pekerjaan beton dilakukan dengan Concrete Pump.Segera setelah beton ditempatkan, beton dipadatkan dengan menggunakan Vibrator 45 mm, untuk menghindari celah-celah dan permukaan beton akan dibasahi dengan percikan atau dengan karung basah.

Sebagai sarana penghubung ke Menara Pengambilan maka dibangun jembatan komposit, dengan mengunakan profil WF 800X300 sebagai gelagar induk jembatan dan profil WF 400X200 sebagai diafragma jembatan komposit. Jangka waktu keseluruhan pekerjaan jembatan direncanakan selama 2 (dua) bulan.

4.5.7    Pekerjaan Hidromekanikal

Secara rinci tipe dan jumlah peralatan hidromekanikal Bendungan Raknamo adalah sebagai berikut :

a. Saluran Pengelak
(1)  Saringan saluran pengelak : 4,00 m L x 4,00 m T (clear opening):  1   set
(2)  Pintu saluran pengelak      : 4,00 m L x 4,00 m T (clear opening) : 1   set

b. Saluran Pengambilan
(1) Saringan sampah pengambilan : permanen posisi vertikal          
-  Depan       : 4,00 m L x 1,00 m T (clear opening)                 : 1   set
-  Samping    : 2,00 m L x 1,00 m T (clear opening)                 : 2   set
(2) Pintu pengambilan/darurat : 2,00 m L x 2,00 m T(clear opening)  : 1   set

c. Saluran Keluaran Utama
(1)  Pipa konduit baja tanam di sumbat utama Ø 1,00 m - 16 m L     : 2   jalur
(2)  Pipa konduit baja terbuka keluaran Ø 1,00 m – 75 m L              : 2   jalur

d. Rumah Katup I
(1)  Pipa baja tanam ke arah sungai Ø 0,90 m                               : 2   jalur
(2)  Pipa baja tanam saluran irigasi dan air baku
      ke Rumah Katup I Ø 1,0 m                                                   : 1   jalur
(3)  Katup Pengaman saluran irigasi (katup butterfly)
      ke arah sungai Ø 0,90 m                                                     : 2   set
(4)  Katup Pengaman saluran irigasi dan air baku 
      ke Rumah Katup II (katup butterfly) Ø 1,00 m                         : 1   set
(5)  Katup Kontrol saluran irigasi ke arah sungai
      (katup hollow jet) Ø 0,9 m                                                   : 2   set

e. Saluran Irigasi dan Pipa Air Baku ke Rumah Katup II, terdiri atas
    pipa baja tekan terbuka dengan diameter (Ø)  1,0 m - 586 m L          :  1   jalur

f. Rumah Katup II
(1)  Pipa baja tanam arah ke Rumah Katup III Ø 0,3 m                   : 1   jalur
(2) Katup Pengaman butterflay ke arah Rumah Katup III Ø 0,3 m    : 1   set
(5)  Katup Kontrol sluice Ø 0,300 m                                             : 1   set
(3)  Pipa baja tanam untuk Saluran Irigasi Ø 0,8 m                         : 2   jalur
(4)  Katup pengaman (katup butterfly) Ø 0,80 m                           : 2   set
(5)  Katup Kontrol (katup hollow jet) Ø 0,80 m                              : 2   set

g. Rrumah Pompa
(1)  Pipa baja inlet kolam penampung Ø 0,5 m                               : 1   jalur
(2)  Katup Kontrol (katup pintu sluice) Ø 0,5 m                              : 1   set
(3)  Pompa air kapasitas 10 liter/detik, total head 100 m                 : 2   set
(4)  Katup pengaman (katup sluice) Ø 0,30 m                                : 2   set

Pemasangan perlengkapan tersebut direncanakan selesai pada akhir bulan September tahun ke empat (4).

4.5.8   Jalan Masuk

Jalan masuk yang merupakan jalan baru yang merupakan jalan klas III dengan panjang 3,40 km.  Jalan ini akan menghubungkan jalan dari Desa Raknamo sampai ke rencana base camp.

Pelaksanaan jalan masuk direncanakan mulai pada bulan Pebruari tahun pertama dan selesai pada akhir bulan Juli tahun pertama.

Galian tanah biasa dan galian batu lapuk dilaksanakan dengan menggunakan Excavator/Backhoe kapasitas 1,2 m3 dan Bulldozer kapasitas 21,0 ton untuk mengumpulkan dan menggaru. Material galian diangkat dengan Excavator/Backhoe kapasitas 1,2 m3 ke dalam Dump Truck  kapasitas 10 ton untuk diangkut ke Spoil bank atau ke stock pile untuk material yang masih dapat digunakan.

4.5.9      Gedung dan Pelengkapnya

Gedung yang diperlukan antara lain Gardu Pandang, Mushola, Pos Jaga dan Rumah Dinas, Rumah Generator dan Kantor Proyek.

4.5.10    Pekerjaan Listrik

Pekerjaan listrik meliputi penyediaan listrik yang disuplai dan dipasang oleh PLN. Penyediaan generator dengan mesin diesel diperlukan pula untuk keperluan cadangan tenaga listrik apabila sewaktu-waktu aliran listrik PLN padam. Pekerjaan listrik ini juga termasuk penyediaan dan pemasangan untuk lampu, tiang, kabel tanam, kotak panel dan pondasi peralatan yang diperlukan.

No comments:

Post a Comment

Metode Pelaksanaan Bangunan

 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni : I                PEKERJAAN PERSIAPAN II               PEKERJAAN TANAH DA...