Saturday, November 23, 2019

Wali Song


WALI SONGO – Kata-kata Wali Songo sudah biasa kita dengar dalam kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Julukan Wali Songo diberikan kepada 9 orang Wali yang berjasa besar dalam penyebaran ajaran agam Islam di Indonesia pada zaman dahulu.

Wali Songo terdiri dari dua kata Wali dan Songo. Kata Wali artinya adalah wakil atau menurut agama Islam ada istilah waliyullah yang berarti wali Allah dan juga mempunyai makna sahabat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan Songo artinya adalah sembilan. Sehingga secara bahasa Wali Songo berarti Sembilan Wali Allah.

Sembilan orang yang termasuk ke dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya terdapat banyak sekali Sunan yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, namun hanya terdapat 9 Sunan Wali Songo yang terkenal di masyarakat Indonesia pada zaman sekarang.

Para Wali Allah ini berdakwah di Nusantara dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam agama Islam dengan tanpa adanya paksaan. Selama berdakwah setiap Sunan memiliki wilayah dakwahnya masing-masing  dan terdapat juga beberapa peninggalan yang menjadi bukti terhadap perannya dalam tersebarnya Islam di Negeri ini.

1. Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim

Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari 9 nama-nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti pokok perjuangan Sunan Gresik adalah untuk menghapuskan sistem kasta yang ada pada masyarakat. Karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua manusia itu sama di mata Allah SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya saja.

    Nama Asli Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim.
    Wilayah Dakwah Sunan Gresik: Gresik, Jawa Timur.
    Peninggalan Sunan Gresik: Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur.
    Tahun Wafatnya: 1419 masehi
    Makam Sunan Gresik: Desa Gapura Wetan, Gresik.

Berdasarkan catatan sejarah Wali Songo, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW ke 22. Beliau pertama kali memulai menyebarkan luaskan agama Islam di pulau Jawa di akhir era kekuasaan kerajaan Majapahit.

Beliau menarik hati masyarakat pada saat itu dengan cara bertani dan menjadi pedagang. Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak rakyat jelata yang terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam.

Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan baik. Akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur. Di tempat itulah Sunan Gresik selama bertahun-tahun mengajarkan tentang ilmu agama Islam hingga akhir hayatnya.
Asal Usul Sunan Gresik

Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu.

Dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah terdapat sebagian masyarakat yang memeluk agama islam di daerah sekitar pantai utara, termasuk di desa Leran. Hal itu dapat diketahui dengan adanya bukti berupa makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 1082 M atau tahun 475 Hijriah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Islam sudah ada di pulau jawa sebelum jaman Wali Songo. Tepatnya di daerah sekitar Jepara dan Leren. Tetapi ajaran agam Islam yang ada pada saat itu masih belum berkembang secara luas.

Sejarah Sunan Gresik

Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan nama Kakek Bantal itu diprediksi pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M.

Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyat Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau Budha. Namun terdapat juga beberapa rakyat Gresik yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak memiliki agama.

Pada makamnya terdapat sebuah tulisan yang berbunyi:

Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke dalam Surga. Telah Wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H.

Selama berdakwah menyebarkan agama islam kakek bantal memakai cara yang bijaksana dan strategi yang tepat sesuai dengan tuntunan Al Quran yaitu :

“Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara yang sebaik-baiknya (QS. An Nahl ; 125)”

Sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah, dan welas asih kepada semua, baik orang muslim maupun non muslim menjadikan beliau terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani. Berkat akhlaknya yang sehingga menarik hati masyarakat untuk berbondong-bondong masuk Islam secara suka rela dan menjadi pengikutnya yang setia.
2. Sunan Ampel


Sunan Ampel termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Walisongo. Menurut sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat itu yaitu “Moh Limo“. Moh Limo merupakan bahasa jawa yang mempunyai makna Moh artinya tidak atau menolak, dan Limo memiliki arti lima.


Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu  adalah Moh Main (Tidak Berjudi), Moh Ngombe (Tidak Minum Alkohol), Moh Maling (Tidak Mencuri), Moh Madat (Tidak Menghisap Narkoba), Moh Madon (Tidak Berzina).

    Nama Asli Sunan Ampel: Raden Rahmat.
    Wilayah Dakwah Sunan Ampel: Surabaya.
    Peninggalan Sunan Ampel: Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya.
    Tahun Wafatnya: 1481 M.
    Makam Sunan Ampel: Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah pedesaan Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok pesantren untuk masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam.
3. Sunan Bonang

Sunan Bonang merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Dalam sejarah Wali Songo, Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang dalam ajarannya beliau menyampaikan “Jangan bertanya, Jangan memuja nabi dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada padahal ada, sebaiknya diam, jangan sampai di goncang kebingungan.

    Nama Asli Sunan Bonang: Maulana Makdum Ibrahim.
    Wilayah Dakwah Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
    Peninggalan Sunan Bonang: Alat musik tradisional gamelan yang berisi bonang, bende dan kenong. Juga perkenalkan gapura yang berarsitektur tema islam.
    Tahun Wafatnya: 1525 M.
    Makam Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.

Menurut sejarah Wali Songo Sunan Bonang yang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim adalah putra dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudahtelah ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan untuk belajar agama di Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai.

Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu khusus dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat banyak masyarakat tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana Beliau kembali lagi ke Tuban.

Sesampainya di Tuban Sunan Bonang mendirikan sebuah pondok pesantren di tanah kelahiran ibunya tersebut. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai hiburan. Maka dari itu Sunan Bonang pun mempunyai ide untuk membuat alat musik gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban.

Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga di saat Sunan Bonang mengadakan pertunjukan gamelan, di sela-selanya ia melakukan dakwah.
4. Sunan Drajat


Sunan Drajat merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Menurut sejarah Walisongo ajaran yang sering disampaikan oleh Sunan Drajat adalah kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya terdapat beberapa buah pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia.

    Nama Asli Sunan Drajat: Raden Qosim
    Wilayah Dakwah Sunan Drajat: Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan.
    Peninggalan Sunan Drajat: Gamelan singa mangkok.
    Tahun Wafatnya: 1522 M.
    Makam Sunan Drajat: Paciran, Lamongan.

Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan Sunan Bonang. Setelah ayahnya meninggal, Beliau belajar dan berguru tentang ilmu agama Islam dari Sunan Muria. Kemudian Beliau kembali lagi ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan.

Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai berikut:

1.    Wenehono teken wong kang wuto artinya berilah tongkat kepada orang yang buta.

2.    Wenehono mangan marang wong kan luwe artinya berilah makan kepada orang yang kelaparan.

3.    Wenehono busono marang wong kang wudo artinya berilah pakaian kepada orang yang telanjang.

4.    Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk berteduh pada orang yang kehujanan.

Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah didapatkan dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari muridnya semakin banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan mendirikan pondok pesantren yang berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan.
5. Sunan Kalijaga


Sunan Kalijaga termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo Sunan Kalijaga merupakan salah seorang Wali yang mengajarkan agama Islam secara dengan bertahap. Caranya adalah dengan  menanamkan nilai-nilai agama dalam budaya dan ideologi rakyat sekitar.

Hal ini dilakukan karena Beliau memiliki keyakinan bahwa jika agama Islam sudah dikenali dan dimengerti oleh masyarakat, maka perilaku buruk manusia akan hilang dengan sendirinya.

    Nama Asli Sunan Kalijaga: Raden Said.
    Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga: Demak dan daerah sekitarnya.
    Peninggalan Sunan Kalijaga: Seni ukir, wayang, gamelan dan suluk.
    Tahun Wafatnya Sunan: 1513 M.
    Makam Sunan Kalijaga: Desa Kadilangu, Demak Bintara, Jawa Tengah.

Berdasarkan sejarah Wali Songo,  Sunan Kalijaga adalah orang pribumi asli yang lahir di Tuban, Jawa Timur. Sunan Kalijaga adalah anak  laki-laki dari Arya Wilatikta yang merupakan seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa kerajaan Majapahit.

Julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada beliau berdasarkan sejumlah pendapat diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Dusun tersebut memiliki nama Kalijaga, sebab zaman dulu berdasarkan cerita sejarah Sunan Kalijaga memiliki hubungan dekat dengan Sunan Gunung Jati.
6. Sunan Kudus

Sunan Kudus termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Wali Songo. Berdasarkan sejarah Sunan Kudus merupakan seorang Wali yang mewariskan budaya toleransi antar umat beragama. Sebagai contoh adalah umat Islam diajarkan untuk menyembelih kerbau pada saat hari raya Idul Adha untuk menghormati masyarakat Hindu di Kudus.

    Nama Asli Sunan Kudus: Ja’far Shadiq
    Wilayah Dakwah Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah
    Peninggalan Sunan Kudus: Masjid Menara Kudus
    Tahun Wafatnya: 1550 M
    Makam Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah

Menurut catatan sejarah Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati dari anaknya yang bernama Syarifah. Hal ini berarti Beliau merupakan keponakan dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Julukan Sunan Kudus yang diberikan kepadanya berasal dari nama tempat Beliau belajar yaitu Al-Quds.
Sejarah Singkat Sunan Kudus

Selain menimba ilmu agam Islam di Al-Quds, Yerusalem, Palestina, Beliau juga belajar agam islam dari kedua  pamannya (Sunan Bonang dan Sunan Drajat). Selam belajar di Yerusalem, Sunan Kudus banyak mendapat pelajaran mengenai ilmu agama dan ilmu pengetahuan dari para ulama Arab.

Seusai menuntaskan belajar di Yerusalem, Beliau kembali ke Nusantara dan memulai merintis sebuah pondok pesantren. Di pondok pesantren itu Sunan Kudus mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam dan berdakwah untuk mengajak masyarakat setempat agar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Ilmu yang didapatkan ketika menuntut ilmu di Jawa dan Timur Tengah dangatlah banyak. Berkat keluasan ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang dimiliki oleh Sunan Kudus, akhirnya masyarakat setempat meminta agar beliau menjadi pimpinan daerah Kudus.

Sunan Kudus pun mengambil tawaran tersebut, karena menilai bahwa ini dapat menjadi salah satu kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam lebih luas lagi. Ditambah Beliau jadi memiliki kesempatan untuk mengajarkan agama Islam di kalangan pejabat, priyai, dan bangsawan-bangsawan pada kerajaan Jawa.

Beliau juga mendapat gelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu karena keluasan ilmu yang dimiliki oleh Sunan Kudus. Ketika berdakwah di masyarakat, Beliau juga menggunakan cara dakwah dengan menyelipkaan ajaran agama Islam pada kebiasaan atau budaya rakyat setempat.
7. Sunan Muria

Sunan Muria termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Muria adalah salah satu tokoh Wali Songo yang memiliki metode pembelajaran agam Islam yang terkenal. Metode pengajaran Beliau adalah menggunakan tembang sinom dan kinanti dalam menyampaikan ajaran Islam

Selain itu Sunan Muria juga mewariskan sebuah budaya bernama kenduri. Budaya Kenduri ini merupakan sebuah budaya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal sesudah dimakamkan. Di dalam kenduri ini terdapat istilah nelung dinani artinya 3 hari, mitung dinani artinya 7 hari, matang puluhi artinya 40 hari, nyatus artinya 100 hari, mendak pisan,mendak pindo, nyewu artinya 1000 hari.

    Nama Asli Sunan Muria: Raden Umar Said.
    Wilayah Dakwah Sunan Muria: Kudus dan Pati.
    Peninggalan Sunan Muria: Masjid Muria.
    Tahun Wafatnya: 1551 M.
    Makam Sunan Muria: Kudus, Jawa Tengah.

Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Istrinya yang bernama Saroh, adik kandung dari Sunan Giri. Dalam berdakwah di masyarakat Beliau menggunakan cara syiar dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan dan kesenian masyarakat setempat.

Sunan Muria lebih akrab dan suka berdakwah kepada rakyat jelata karena memiliki jumlahnya paling banyak dan mereka juga mudah menerima ilmu-ilmu baru. Selain menyampaikan ajaran agama islam, semasa hidupnya Beliau juga bertani, berdagang, dan melaut.

8. Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang tokoh Walisongo yang populer akan pesan wasiatnya.

Pesan wasiat itu berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” maknanya menjadi kaya bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban orang lain.
Nama Asli Sunan Gunung jati: Syarif Hidayatullah.
    Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati: Cirebon, Banten dan Demak.
    Peninggalan Sunan Gunung Jati: Masjid merah Panjunan, Kumangang Pintu, dan Kereta untuk berdakwah.
    Tahun Wafatnya: 1568 M.
    Makam Sunan Gunung Jati: Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat.

Sunan Gunung Jati merupakan seorang Wali keturunan bangsawan dari Timur Tengah yang bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana. Ayah Sunan Gunung Jati adalah keturunan dari Bani Hasyim yang berasal dari Palestina dan jadi pembesar di Negara Mesir.

Sunan Gunung Jati semasa hidupnya menyampaikan ajaran Islam di wilayah sekitar daerah Cirebon, Jawa Barat. Di sana Beliau juga membangun sebuah pondok pesantren untuk mengajarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat yang tinggal di Cirebon.
 
9. Sunan Giri

Sunan Giri merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Giri adalah seorang Wali yang populer akan cara penyampaian dakwah yang ceria kepada masyarakat.

Dalam penyampaian dakwah, Sunan Giri juga menyelipkannya ke dalam hiburan lagu permainan contohnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir.

    Nama Asli Sunan Giri: Muhammad Ainul Yakin.
    Daerah Penyebaran Islam Sunan Giri: Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
    Peninggalan Sunan Giri: Tembang Pucung, Tembang Asmarandana, Masjid Giri, Giri Kedaton dan Telogo Pegat.
    Tahun Wafat Sunan Giri: 1506 M
    Makam Sunan Giri: Kebomas, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Giri merupakan putra keturunan dari ulama Islam yang sedang melakukan syiar Islam di daerah Pasai, Malaka. Namun karena pada saat itu timbul sebuah konflik, sehingga ayah Sunan Giri menitipkan Sunan Giri pada seorang nelayan supaya dibawa pergi ke Jawa.



No comments:

Post a Comment

Metode Pelaksanaan Bangunan

 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni : I                PEKERJAAN PERSIAPAN II               PEKERJAAN TANAH DA...