Saturday, November 23, 2019

Hormat Dan Patuh Kepada Orang Tua



KATA SAMBUTAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti ini. Secara garis besar, makalah ini meliputi pembahasan mengenai hormat dan patuh kepada Guru yang meliputi materi mengenai pembahasan ini. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Ibu Guru selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti.
  2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
  3. Teman-teman kelas XI-IPS 2 yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat di selesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini.
            Akhirnya ucapkan terima kasih tiada terhindar kepada Allah SWT juga mengucapkan doa dan syukur kepada semua pihak yang telah ikut mendorong dan membantu terwujudnya makalah ini. Semoga kita semua selalu diberikan dan senantiasa dalam lindungannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin

 30 Agustus 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.       LATAR BELAKANG
2.      
      Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah hal yang diperintahkan dalam agama. Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua  bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata lain dalam rangka menaati perintah AllahTa‟ala dan Rasul  Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam birrul waalidain (berbakti kepada kedua orang tua), lebih dari sekadar berbuat ihsan (baik) kepada keduanya.
Namun birrul walidain memiliki nilai-nilai tambah yang semakin „melejitkan‟ makna kebaikan tersebut, sehingga menjadi sebuah „bakti‟. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun bukanlah balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orang tua. Namun setidaknya, sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Orang tua kita adalah manusia yang paling berhak mendapatkan dan merasakan „budi  baik‟ seorang anak, dan lebih pantas diperlakukan secara baik oleh si anak, ketimbang orang lain.
Ada beragam cara yang bisa dilakukan seorang muslim, untuk “mengejawantahkan‟ perbuatan baiknya kepada kedua orang tuanya secara optimal


3.       RUMUSAN MASALAH


2.1  Apa definisi hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru
2.2  Apa saja dalil tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru
2.3  Mengtahui kisah teladan tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru
2.4  Hikmah tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru
3.      TUJUAN DAN FUNGSI
3.1  Pembaca dapat memahami tentang hormat dan patuh kepada kedua orang tua
3.2  Pendorong timbulnya perbuatan baik kepada kedua orang tua
3.3  Dapat mengambil hikmah dari kisah teladan kepada kedua orang tua dan guru


BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN HORMAT DAN PATUHPADA ORANG TUA
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Bagaimana cara membalas kebaikan orang tua? Salah satu cara membalas kebaikan orang tua yaitu bersikap patuh kepada orang tua. Selain kepada orang tua, kita harus bersikap patuh kepada guru dan sesama anggota keluarga. Berikut pengertian mengenai hormat dan patuh.
Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua, guru sesama anggota keluarga. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku hormat ditujukan dengan berbakti kepada orang tua. Berbakti merupakan kewajiban anak kepada orang tua. Berbakti Kepada orang tua merupakan salah satu amal saleh yang mulia. Perintah berbakti kepada orang tua terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an diantaranya QS.Al Baqarah ayat : 83 yang artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling”.

Kedudukan dan hak seorang ibu untuk diberikan bakti oleh seorang anak adalah lebih tinggi tiga berbanding satu dibandingkan hak seorang ayah, padahal hak seorang Ayah terhadap anaknya sangat besar. Dari Abu Hurairah ia berkata: "Ada seorang lelaki datang kepada rasulullah, kemudian berkata, "wahai rasulullah, siapa manusia yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku ?" Dia menjawab, "ibumu", ia berkata lagi, "kemudian siapa lagi ?" Dia menjawab, "ibumu", ia pun berkata lagi, "kemudian siapa lagi ?" Dia menjawab, "ibumu". Ia pun berkata lagi, "kemudian siapa lagi?" Dia menjawab, "bapakmu".


CONTOH PERILAKU HORMAT DAN PATUH
Perilaku hormat dan patuh kepada orang lain sangat baik dilakukan oleh seorang muslim. Oleh karena itu, perilaku hormat dan patuh ini harus diterapkan kepada siapa saja. Berikut adalah contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua, guru dan anggota keluarga.
v  Hormat dan patuh kepada orang tua.
Kita hendaknya patuh dan taat terhadap nasihat dan perintah orang tua selama tidak untuk maksiat atau berbuat musyrik. Bila kita diperintahkan untuk berbuat maksiat atau kemusyrikan, kita harus menolak dengan cara yang sopan. Dalam keadaan apapun kita harus tetap menjalin hubungan yang baik dengan orang tua.
a.       Senantiasa  berbuat baik dan bersikap hormat baik dalam tingkah laku maupun tutur kata terhadap kedua orang tua
b.      Mengikuti keinginan dan saran orang tua selama keinginan dan saran-saran itu tidak melanggar ajaran agama
c.       Membantu kedua orang tua sesuai kemampuan
d.      Mendoakan orang tua semoga diberi umur panjang oleh Allah SWT
e.       Menjaga dan merawat orang tua ketika orang tua sakit
f.       Setelah orang tua meninggal dunia, kita menghormati orang tua dengan mendoakannya
g.      Hormat dan patuh kepada guru
v  Guru merupakan pengganti orang tua.
Guru juga berhak mendapatkan bakti siswa nya. Hal ini karena guru telah memberikan ilmu kepada siswa nya dengan tulus dan ikhlas. Berikut beberapa contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua:
a.       Memuliakan dan tidak menghina kepada guru
b.      Mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat
c.       Memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran
d.      Bertanya kepada guru apabila ada sesuatu yang belum dimengerti dengan sikap sopan
e.       Menggunakan cara bahasa yang baik pada saat berbicara dengan guru
f.       Berpakaian rapi dan sopan ketika belajar
v  Hormat dan patuh kepada anggota keluarga
a.       Menghormati dan menghargai nasihat keluarga, selama tidak untuk berbuat maksiat atau berbuat musyrik
b.      Senantiasa berbuat baik dan bersikap hormat terhadap anggota keluarga.
c.       Mendoakan anggota keluarga semoga diberi kesehatan oleh Allah swt
d.      Membantu anggota keluarga yang kesulitan.
e.       Memohonkan ampun kepada Allah swt atas kesalahan anggota keluarga
f.       Menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga yang lain.

  3.      DALIL TENTANG HORMAT DAN PATUH KEPADA KEDUA ORANG TUA
Pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, termasuk guru sangatlah ditekankan dalam Islam. Banyak sekali ayat di dalam al-Qur’an yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat baik dan menghormati orang tua. Selain menyeru untuk beribadah kepada Allah Swt. semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, al-Qur’an juga menegaskan kepada umat Islam untuk hormat dan patuh kepada kedua orang tuanya.
Muslim yang baik tentu memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu dan ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra':

Artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)
 عَنْ اَ بْنِ عُمَرَ رَ ضِيَ ا للهُ عَنْهُمَا اَ نَّ ا لنَّبِيَّ صَلَى ا للهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ اِ نَّ اَ بَرَّ ا لْبِرَّ اَ نْ يَصِلَ ا لرَّ جُلُ وُ دَّ اَبِيْهِ
Artinya :
Bahwa rasulullah  bersabda: sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah seseorang memelihara hubungan baik dengan orang tuanya. (HR Muslim)

Seorang anak selayaknya meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya, hal itu karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Anak yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.
Apalagi seorang anak akan melakukan atau menginginkan sesuatu. misalnya mencari ilmu, mencari pekerjaan, dan lain lain, yang paling penting adalah meminta restu kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan: Artinya: “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR. Baihaqi)
Dalam hadis lain : “Aku bertanya kepada Nabi saw., “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah Swt.?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Kaitan dengan pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, perlu ditegaskan kembali, bahwa  berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain), tidak hanya sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul walidain memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah merupakan balasan yang setara jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul walidain, yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang menggembirakan mereka, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”
Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukanlah tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kita berbakti kepada kedua orang tua dan guru. 


HIKMAH PATUH DAN HORMAT KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN GURU
Kita telah membahas arti pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti berikut.

1.         Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang paling utama.
2.         Apabila kedua orang tua kita ridha atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun ridha.
3.    Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4.    Berbakti kepada kedua kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur.
5.    Berbakti kepada kedua orang tua dapat memasukkan kita ke jannah (surga) oleh Allah Swt.

Azab jika Durhaka pada Orang Tua
  1. Dibenci Allah SWT
Dalam sebuah hadits telah diriwayatkan : “Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua, dan murkanya Allah tergantung pada murkanya orangtua.” (HR. Al-Hakim)
Maksud dari hadits tersebut adalah, Allah akan meridhai kita jika orang tua kita meridhainya, dan apabila orangtua kita murka kepada kita maka Allah pun begitu.
  1. Didunia akan diberikan azab atau hukuman
Seorang anak yang durhaka kepada ibunya tidak hanya mendapat dosa, namun Allah juga akan menimpakan azab dunia bagi mereka yang durhaka kepada ibunya.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW. pernah bersabda :
“Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa mendurhakai kedua orangtua. Sesungguhnya Allah akan menyegerakan (balasan) kepada pelakunya didalam hidupnya sebelum mati.”
  1. Tidak diterima shalatnya oleh Allah SWT
Seorang anak yang durhaka shalatnya tidak akan diterima oleh Allah SWT, sebaik apapun dan sekhusyuk apapun, Allah akan tetap menolak sholat seorang anak yang durhaka. Dalam (HR. Abu Al-Hasan bin Makruf) telah dikatakan :
“Allah tidak akan menerima shalat orang yang dibenci kedua orangtuanya yang tidak aniaya terhadapnya.”
  1. Dosa-dosanya tidak akan diampuni
Dari Aisyah r.a, Rasulullah SAW bersabda :
Dikatakan kepada orang yang durhaka kepada orangtua, “Berbuatlah sekehendakmu , sesungguhnya aku tidak akan mengampuni.” Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orangtua, “bahwa berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya aku mengampunimu.” (HR. Abu Nu’aim)
Dalam hadits tersebut jelas dikatakan oleh Rasulullah SAW. bahwa Allah dan Rasul tidak akan memberikan ampunan kepada seseorang yang durhaka terhadap orangtuanya.
  1. Terhapus semua amal ibadahnya
Seseorang yang rajin beribadah namun dia durhaka kepada orangtuanya (ibu) maka segala amal ibadah yang telah dilakukannya akan terhapus. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut :
“Ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orangtua dan seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu.” (HR. Thabrani)

Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa Allah SWT akan menghapus amal orang yang melakukan perbuatan
syirik dalam Islam, seorang alim(berilmu) yang dipermainkan oleh orang dungu dan seorang yang anak durhaka dalam Islam.
  1. Diharamkan mencium wanginya surga
Allah mengharamkan seseorang yang durhaka kepada orangtuanya untuk mencium wanginya surga. Seperti yang dikatakan dalam hadits berikut :
“Sesungguhnya aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu tahun, dan demi Allah tidak akan mendapatinya barang siapa yang durhaka kepada orangtuanya.” (HR. Thabrani)
  1. Tidak akan masuk surga
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan : “Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orangtua dan juga seorang dayyuts atau banci (orang yang merelakan kejahatan berlaku didalam keluarganya, merelakan istri dan anak perempuannya serong)” (HR. Nasa’I dan Ahmad)
  1. Dapat disebut orang kafir
Dalam (HR. Muslim) dikatakn : “Jangan membenci kedua orangtuamu. Barang siapa orang yang mengabaikan kedua orangtuanya, maka dia kafir.”
  1. Termasuk kedalam orang-orang yang merugi besar
Rasulullah SAW. bersabda :
“Sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina orang yang mendapati orangtuanya atau salah satunya sampai tua, lantas ia tidak dapat masuk surga.” (HR. Muslim)
Maksud dari hadits tersebut adalah, seorang anak yang mendapati orangtuanya atau salah satunya sampai tua namun dia durhaka dan tidak berbakti pada orangtuanya, maka sesungguhnya dia adalah orang yang merugi dan hina.
  1. Tidak termasuk dalam umat Nabi Muhammad SAW
Seorang anak yang durhaka kepada ibuya, maka dia bukanlah termasuk kedalam golongan Nabi Muhammad SAW. karena Rasulullah telah memerintahkan kita untuk taat dan tidak durhaka kepada orangtua.
Salah satu kunci sukses dunia akhirat menurut Islam bagi orang muslim adalah doa dan restu orangtua. Islam menyuruh kita untuk berbakti kepada orangtua agar kita mendapatkan ridha Allah dan keutamaan-keutamaan berbakti kepada orangtua menurut Islam.


BAB II
PATUH DAN TAAT PADA GURU
Guru
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu dengan tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi murid. Guru dalam Islam juga disebut pewaris para nabi. Karena lewat seorang guru, wahyu atau ilmu para nabi diteruskan kepada umat manusia.
Imam Al-Gazali mengkhususkan seorang guru dengan sifat-sifat kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung sesudah kedudukan para nabi. Beliau juga menegaskan bahwa:
“Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini, dia ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan dia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya dia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya dia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.”
Pentingnya seorang Guru
Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Walau bagaimanapun tingginya pangkat atau kedudukan seseorang, dia adalah bekas seorang pelajar yang tetap berhutang budi kepada gurunya yang pernah mendidik pada masa dahulu.
Guru merupakan bapak rohani bagi seorang murid, guru lah yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membimbing para muridnya untuk mengarahkan murid ke arah yang baik. Karena seorang guru, murid menjadi tahu dari yang tidak tahu, dan bisa dari yang tidak bisa.
Peran seorang guru, sangatlah penting dalam kehidupan ini. oleh karena itu, sudah kewajiban kita untuk hormat dan patuh kepada guru.
Bentuk-Bentuk Akhlak kepada Guru
Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.
Diantara bentuk-bentuk akhlak kepada guru adalah sebagai berikut.
  1. Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru, sebagaimana sabda Rosulullah saw :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
  1. Di antara akhlaq kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rosulullah saw :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
  1. Di antara akhlaq kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi,
  2. Di antara akhlaq kepada guru yaitu diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan, sebagaimana hadits berkata :
“Bila kamu melihat ada anak muda yang bercakap-cakap padahal sang guru sedang menyampaikan ilmu, maka berputus-asalah dari kebaikannya, karena dia sedikit rasa malunya.”( AR. Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ilas-Sunan )
  1. Di antara akhlaq kepada guru adalah bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara baik. Allah berfirman :
فَاسْأَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ
“Bertanyalah kepada ahli dzikr ( yakni para ulama ) bila kamu tidak tahu.”( Qs. An-Nahl : 43 dan Al-Anbiya’ : 7 )
Dan Rosulullah saw bersabda :
أَلاَ سَأَلُوْا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ
“Mengapa mereka tidak bertanya ketika tidak tahu ? Bukankah obat dari ketidaktahuan adalah bertanya ?” ( HSR. Abu Dawud )
  1. Di antara akhlaq kepada guru adalah menegur guru bila melakukan kesalahan dengan cara yang penuh hormat, sebagaimana sabda Rosulullah :
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ , قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ لِلَّهِ وَ لِكِتَابِهِ وَ لِرَسُولِهِ وَ لأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَ عَامَّتِهِمْ
“Agama adalah nasihat.” Kami ( Shahabat ) bertanya : “Untuk siapa ?” Beliau menjawab : Untuk menta’ati Alloh, melaksanakan Kitab-Nya, mengikuti Rosul-Nya untuk para pemimpin kaum muslimin dan untuk orang-orang umum.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dll )
2.4       Cara Hormat dan Patuh kepada Guru
Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar terhadap gurunya.
Beberapa contoh etika murid terhadap guru , diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.
  2. Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau berjumpa dengan beliau.
  3. Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk mengambil manfaat dari beliau.
  4. Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya dan tidak melupakan jasanya.
  5. Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai kasar dan keras.
  6. Seorang murid hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri, hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya.
  7. Seorang murid hendaklah ketika mengadap gurunya dalam keadaan sempurna dengan badan dan pakaian yang bersih.
  8. Seorang murid hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal yang tidak berguna.
  9. Seorang murid hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan kepandaian kepada guru.
  10. Seorang murid hendaklah jangan bersenda gurau di hadapan guru.
  11. Seorang murid hendaklah jangan menanyakan masalah kepada orang lain ditengah majlis guru.
  12. Seorang murid hendaknya tidak banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna.
  13. Jika guru berdiri, Seorang murid hendaklah ikut berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.
  14. Seorang murid hendaklah tidak bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah jalan.
  15. Seorang murid hendaklah tidak menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang tidak berguna.
  16. Seorang murid hendaklah tidak berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru ( guru lebih mengetahui tentang apa yang dikerjakannya).
  17. Seorang murid hendaklah tidak mendahului jalannya ketika sedang berjalan bersama.
  18. Ketika guru sedang memberi penjelasan/ berbicara hendaklah murid tidak memotong pembicaraannya. Kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka sebaiknya menunggu hingga beliau selesai berbicara dan hendaknya setiap memberikan sanggahan atau tanggapan disampaikan dengan sopan dan dalam bahasa yang baik.
  19. Murid haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.
  20. Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh beliau ( karena sudah lulus) murid hendaklah tetap selalu mengingat jasanya dan tetap terus mendoakan kebaikan –kebaikan atas mereka.


Keuntungan Sikap Hormat dan Patuh kepada Guru
Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya sikap hormat dan patuh kepada guru. Dengan menghormati seorang guru, kita akan mendapatkan berbagai macam keuntungan, antara lain sebagai berikut.
  1. Ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
  2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan.
  3. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi bermanfaat bagi orang lain.
  4. Akan selalu didoakan oleh guru.
  5. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, serta dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah Swt.
Kerugian dan Azab Pada Orang yang membangkang pada Guru
1.      Ilmu yang diperoleh tidak berkah
2.      Semua cita cita yang diinginkan dihalangi dan dipersulit Oleh Allah SWT
3.      Ilmu yang diterima Sia sia
4.      Dibenci oleh Allah SWT dan dosanya tidak diampuni sampai ia meminta maaf kepada guru yyang bersangkutan
KESIMPULAN
Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua, guru sesama anggota keluarga. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku hormat ditujukan dengan berbakti kepada orang tua dan Guru. Berbakti merupakan kewajiban anak kepada orang tua
2)      Perilaku hormat dan patuh kepada orang lain sangat baik dilakukan oleh seorang muslim. Oleh karena itu, perilaku hormat dan patuh ini harus diterapkan kepada siapa saja. Berikut adalah contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua, guru dan anggota keluarga
3)      Taat dan berbakti kepada kedua orang tua dan Guru adalah sikap dan perbuatan yang terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra':


No comments:

Post a Comment

Metode Pelaksanaan Bangunan

 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni : I                PEKERJAAN PERSIAPAN II               PEKERJAAN TANAH DA...