KATA SAMBUTAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah
Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti ini. Secara garis besar, makalah ini
meliputi pembahasan mengenai hormat dan patuh kepada Guru yang meliputi materi
mengenai pembahasan ini. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan
penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti.
Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Ibu Guru selaku guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti.
- Orang tua yang telah memberikan
dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
- Teman-teman kelas XI-IPS 2 yang
telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat di
selesaikan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya ucapkan terima kasih tiada terhindar kepada Allah SWT juga mengucapkan
doa dan syukur kepada semua pihak yang telah ikut mendorong dan membantu
terwujudnya makalah ini. Semoga kita semua selalu diberikan dan senantiasa
dalam lindungannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin
30 Agustus 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2.
Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah hal yang diperintahkan
dalam agama. Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti
kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma
kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata lain dalam rangka
menaati perintah AllahTa‟ala dan Rasul Nya shallallahu ‘alaihi wa
sallam birrul waalidain (berbakti kepada kedua orang tua), lebih dari
sekadar berbuat ihsan (baik) kepada keduanya.
Namun birrul walidain
memiliki nilai-nilai tambah yang semakin „melejitkan‟ makna kebaikan tersebut,
sehingga menjadi sebuah „bakti‟. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun bukanlah
balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orang tua. Namun
setidaknya, sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur.
Orang tua kita adalah manusia yang paling berhak mendapatkan dan merasakan
„budi baik‟ seorang anak, dan lebih pantas diperlakukan secara baik oleh
si anak, ketimbang orang lain.
Ada beragam cara yang bisa
dilakukan seorang muslim, untuk “mengejawantahkan‟ perbuatan baiknya kepada
kedua orang tuanya secara optimal
3. RUMUSAN MASALAH
2.1 Apa definisi hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan
guru
2.2 Apa saja dalil tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua
dan guru
2.3 Mengtahui kisah teladan tentang hormat dan patuh kepada kedua
orangtua dan guru
2.4 Hikmah tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan
guru
3. TUJUAN DAN FUNGSI
3.1 Pembaca dapat memahami tentang hormat dan patuh kepada kedua
orang tua
3.2 Pendorong timbulnya perbuatan baik kepada kedua orang tua
3.3 Dapat mengambil hikmah dari kisah teladan kepada kedua orang
tua dan guru
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HORMAT DAN PATUHPADA ORANG TUA
Orang tua merupakan orang
yang paling berjasa dalam hidup kita. Bagaimana cara membalas kebaikan orang
tua? Salah satu cara membalas kebaikan orang tua yaitu bersikap patuh kepada
orang tua. Selain kepada orang tua, kita harus bersikap patuh kepada guru dan
sesama anggota keluarga. Berikut pengertian mengenai hormat dan patuh.
Hormat berarti menghargai,
takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua, guru sesama anggota
keluarga. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku hormat ditujukan dengan
berbakti kepada orang tua. Berbakti merupakan kewajiban anak kepada orang tua.
Berbakti Kepada orang tua merupakan salah satu amal saleh yang mulia. Perintah
berbakti kepada orang tua terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an diantaranya
QS.Al Baqarah ayat : 83 yang artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Kami
mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling”.
Kedudukan dan hak seorang
ibu untuk diberikan bakti oleh seorang anak adalah lebih tinggi tiga berbanding
satu dibandingkan hak seorang ayah, padahal hak seorang Ayah terhadap anaknya
sangat besar. Dari Abu Hurairah ia berkata: "Ada seorang lelaki datang
kepada rasulullah, kemudian berkata, "wahai rasulullah, siapa manusia yang
paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku ?" Dia menjawab,
"ibumu", ia berkata lagi, "kemudian siapa lagi ?" Dia
menjawab, "ibumu", ia pun berkata lagi, "kemudian siapa lagi
?" Dia menjawab, "ibumu". Ia pun berkata lagi, "kemudian
siapa lagi?" Dia menjawab, "bapakmu".
CONTOH
PERILAKU HORMAT DAN PATUH
Perilaku
hormat dan patuh kepada orang lain sangat baik dilakukan oleh seorang muslim.
Oleh karena itu, perilaku hormat dan patuh ini harus diterapkan kepada siapa
saja. Berikut adalah contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua, guru
dan anggota keluarga.
v Hormat dan patuh kepada
orang tua.
Kita hendaknya patuh dan
taat terhadap nasihat dan perintah orang tua selama tidak untuk maksiat atau
berbuat musyrik. Bila kita diperintahkan untuk berbuat maksiat atau
kemusyrikan, kita harus menolak dengan cara yang sopan. Dalam keadaan apapun
kita harus tetap menjalin hubungan yang baik dengan orang tua.
a. Senantiasa berbuat baik dan bersikap hormat baik dalam
tingkah laku maupun tutur kata terhadap kedua orang tua
b. Mengikuti
keinginan dan saran orang tua selama keinginan dan saran-saran itu tidak
melanggar ajaran agama
c. Membantu kedua orang tua sesuai kemampuan
d. Mendoakan
orang tua semoga diberi umur panjang oleh Allah SWT
e. Menjaga dan merawat orang tua ketika orang tua sakit
f. Setelah orang tua meninggal dunia, kita menghormati orang tua
dengan mendoakannya
g. Hormat dan
patuh kepada guru
v Guru merupakan
pengganti orang tua.
Guru juga berhak mendapatkan
bakti siswa nya. Hal ini karena guru telah memberikan ilmu kepada siswa nya
dengan tulus dan ikhlas. Berikut beberapa contoh perilaku hormat dan patuh
kepada orang tua:
a. Memuliakan dan tidak menghina kepada guru
b. Mendatangi
tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat
c. Memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran
d. Bertanya
kepada guru apabila ada sesuatu yang belum dimengerti dengan sikap sopan
e. Menggunakan cara bahasa yang baik pada saat berbicara dengan
guru
f. Berpakaian rapi dan sopan ketika belajar
v Hormat dan patuh kepada
anggota keluarga
a. Menghormati dan menghargai nasihat keluarga, selama tidak
untuk berbuat maksiat atau berbuat musyrik
b. Senantiasa
berbuat baik dan bersikap hormat terhadap anggota keluarga.
c. Mendoakan anggota keluarga semoga diberi kesehatan oleh Allah
swt
d. Membantu
anggota keluarga yang kesulitan.
e. Memohonkan ampun kepada Allah swt atas kesalahan anggota
keluarga
f. Menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga yang lain.
3. DALIL TENTANG HORMAT DAN PATUH KEPADA KEDUA ORANG TUA
Pentingnya
hormat dan patuh kepada orang tua, termasuk guru sangatlah ditekankan dalam
Islam. Banyak sekali ayat di dalam al-Qur’an yang menyatakan bahwa segenap
mukmin harus berbuat baik dan menghormati orang tua. Selain menyeru untuk
beribadah kepada Allah Swt. semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun,
al-Qur’an juga menegaskan kepada umat Islam untuk hormat dan patuh kepada kedua
orang tuanya.
Muslim
yang baik tentu memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, baik ibu
maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk
berbakti dan taat kepada ibu dan ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua
adalah sikap dan perbuatan yang terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan
bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk menghormati orang tua.
Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah
Al-Isra':
Artinya:
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada
waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)
عَنْ اَ بْنِ عُمَرَ رَ ضِيَ ا للهُ
عَنْهُمَا اَ نَّ ا لنَّبِيَّ صَلَى ا للهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ اِ نَّ اَ
بَرَّ ا لْبِرَّ اَ نْ يَصِلَ ا لرَّ جُلُ وُ دَّ اَبِيْهِ
Artinya :
Bahwa rasulullah
bersabda: sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah seseorang memelihara
hubungan baik dengan orang tuanya. (HR Muslim)
Seorang
anak selayaknya meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan
dan kegiatannya, hal itu karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua.
Anak yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh
Allah Swt.
Apalagi
seorang anak akan melakukan atau menginginkan sesuatu. misalnya mencari ilmu,
mencari pekerjaan, dan lain lain, yang paling penting adalah meminta restu
kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis disebutkan: Artinya: “Ridha Allah
terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang
tua.” (HR. Baihaqi)
Dalam
hadis lain : “Aku bertanya kepada Nabi saw., “Amalan apakah yang paling
dicintai oleh Allah Swt.?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku
berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku
berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR.
Bukhari)
Kaitan
dengan pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, perlu ditegaskan kembali,
bahwa berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain), tidak hanya
sekadar berbuat ihsan (baik) saja. Akan tetapi, birrul walidain memiliki
‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah merupakan balasan yang setara jika dibandingkan
dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah
dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawaawi
menjelaskan, “Arti birrul walidain, yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua,
bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang menggembirakan
mereka, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”
Tentu
saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukanlah
tanpa alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kita
berbakti kepada kedua orang tua dan guru.
HIKMAH PATUH DAN HORMAT
KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN GURU
Kita telah membahas arti
pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, Adapun hikmah yang bisa diambil
dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru, antara lain seperti berikut.
1. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang paling
utama.
2. Apabila kedua orang tua kita ridha atas apa yang kita
perbuat, Allah Swt. pun ridha.
3.
Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami,
yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4.
Berbakti kepada kedua kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan
umur.
5.
Berbakti kepada kedua orang tua dapat memasukkan kita ke jannah (surga) oleh
Allah Swt.
Azab jika Durhaka pada Orang Tua
- Dibenci Allah SWT
Dalam sebuah hadits telah
diriwayatkan : “Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua, dan murkanya
Allah tergantung pada murkanya orangtua.” (HR. Al-Hakim)
Maksud dari hadits tersebut adalah,
Allah akan meridhai kita jika orang tua kita meridhainya, dan apabila orangtua
kita murka kepada kita maka Allah pun begitu.
- Didunia akan diberikan azab
atau hukuman
Seorang anak yang durhaka kepada
ibunya tidak hanya mendapat dosa, namun Allah juga akan menimpakan azab dunia
bagi mereka yang durhaka kepada ibunya.
Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW. pernah bersabda :
“Setiap
dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa
mendurhakai kedua orangtua. Sesungguhnya Allah akan menyegerakan (balasan)
kepada pelakunya didalam hidupnya sebelum mati.”
- Tidak diterima shalatnya oleh
Allah SWT
Seorang anak yang durhaka shalatnya
tidak akan diterima oleh Allah SWT, sebaik apapun dan sekhusyuk apapun, Allah
akan tetap menolak sholat seorang anak yang durhaka. Dalam (HR. Abu Al-Hasan
bin Makruf) telah dikatakan :
“Allah
tidak akan menerima shalat orang yang dibenci kedua orangtuanya yang tidak
aniaya terhadapnya.”
- Dosa-dosanya tidak akan
diampuni
Dari Aisyah r.a, Rasulullah SAW
bersabda :
Dikatakan kepada orang yang durhaka
kepada orangtua, “Berbuatlah sekehendakmu , sesungguhnya aku tidak akan
mengampuni.” Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orangtua, “bahwa
berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya aku mengampunimu.” (HR. Abu Nu’aim)
Dalam hadits tersebut jelas
dikatakan oleh Rasulullah SAW. bahwa Allah dan Rasul tidak akan memberikan
ampunan kepada seseorang yang durhaka terhadap orangtuanya.
- Terhapus semua amal ibadahnya
Seseorang yang rajin beribadah namun
dia durhaka kepada orangtuanya (ibu) maka segala amal ibadah yang telah
dilakukannya akan terhapus. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut
:
“Ada tiga
hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik kepada Allah,
durhaka kepada orangtua dan seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu.” (HR. Thabrani)
Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa Allah SWT akan menghapus amal orang yang melakukan perbuatan syirik dalam Islam, seorang alim(berilmu) yang dipermainkan oleh orang dungu dan seorang yang anak durhaka dalam Islam.
- Diharamkan mencium wanginya
surga
Allah mengharamkan seseorang yang
durhaka kepada orangtuanya untuk mencium wanginya surga. Seperti yang dikatakan
dalam hadits berikut :
“Sesungguhnya
aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu tahun, dan demi Allah
tidak akan mendapatinya barang siapa yang durhaka kepada orangtuanya.” (HR. Thabrani)
- Tidak akan masuk surga
Dalam sebuah hadits, diriwayatkan : “Ada
tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat,
pendurhaka terhadap kedua orangtua dan juga seorang dayyuts atau banci (orang
yang merelakan kejahatan berlaku didalam keluarganya, merelakan istri dan anak
perempuannya serong)” (HR. Nasa’I dan Ahmad)
- Dapat disebut orang kafir
Dalam (HR. Muslim) dikatakn : “Jangan
membenci kedua orangtuamu. Barang siapa orang yang mengabaikan kedua
orangtuanya, maka dia kafir.”
- Termasuk kedalam orang-orang
yang merugi besar
Rasulullah SAW. bersabda :
“Sungguh
kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina orang yang
mendapati orangtuanya atau salah satunya sampai tua, lantas ia tidak dapat
masuk surga.” (HR.
Muslim)
Maksud dari hadits tersebut adalah,
seorang anak yang mendapati orangtuanya atau salah satunya sampai tua namun dia
durhaka dan tidak berbakti pada orangtuanya, maka sesungguhnya dia adalah orang
yang merugi dan hina.
- Tidak termasuk dalam umat Nabi
Muhammad SAW
Seorang anak yang durhaka kepada ibuya,
maka dia bukanlah termasuk kedalam golongan Nabi Muhammad SAW. karena
Rasulullah telah memerintahkan kita untuk taat dan tidak durhaka kepada
orangtua.
Salah satu kunci sukses dunia akhirat menurut Islam bagi orang muslim adalah doa dan
restu orangtua. Islam menyuruh kita untuk berbakti kepada orangtua agar kita
mendapatkan ridha Allah dan keutamaan-keutamaan berbakti kepada orangtua menurut Islam.
BAB II
PATUH DAN TAAT PADA GURU
Guru
Guru
adalah seorang pengajar suatu ilmu dengan tugas utama untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi murid. Guru dalam
Islam juga disebut pewaris para nabi. Karena lewat seorang guru, wahyu atau
ilmu para nabi diteruskan kepada umat manusia.
Imam
Al-Gazali mengkhususkan seorang guru dengan sifat-sifat kesucian, kehormatan,
dan penempatan guru langsung sesudah kedudukan para nabi. Beliau juga
menegaskan bahwa:
“Seorang
yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang
dinamakan besar di bawah kolong langit ini, dia ibarat matahari yang menyinari
orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya
dinikmati orang lain dan dia sendiri pun harum. Siapa yang berkerja di bidang
pendidikan, maka sesungguhnya dia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan
yang sangat penting, maka hendaknya dia memelihara adab dan sopan satun dalam
tugasnya ini.”
Pentingnya
seorang Guru
Guru
adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan
mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan dewasa. Walau
bagaimanapun tingginya pangkat atau kedudukan seseorang, dia adalah bekas
seorang pelajar yang tetap berhutang budi kepada gurunya yang pernah mendidik
pada masa dahulu.
Guru
merupakan bapak rohani bagi seorang murid, guru lah yang memberikan santapan
jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membimbing para muridnya untuk
mengarahkan murid ke arah yang baik. Karena seorang guru, murid menjadi tahu
dari yang tidak tahu, dan bisa dari yang tidak bisa.
Peran
seorang guru, sangatlah penting dalam kehidupan ini. oleh karena itu, sudah
kewajiban kita untuk hormat dan patuh kepada guru.
Bentuk-Bentuk
Akhlak kepada Guru
Guru
adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk menjadi
lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla. Sebagaimana wajib
hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru
selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.
Diantara
bentuk-bentuk akhlak kepada guru adalah sebagai berikut.
- Di antara akhlaq kepada guru
adalah memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru, sebagaimana
sabda Rosulullah saw :
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Tidak
termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan
tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
- Di antara akhlaq kepada guru
adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat,
sebagaimana sabda Rosulullah saw :
مَنْ
سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا
إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa
menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya
dengannya jalan menuju syurga.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan
Ibnu Majah )
- Di antara akhlaq kepada guru
adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi,
- Di antara akhlaq kepada guru
yaitu diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan, sebagaimana
hadits berkata :
“Bila
kamu melihat ada anak muda yang bercakap-cakap padahal sang guru sedang
menyampaikan ilmu, maka berputus-asalah dari kebaikannya, karena dia sedikit
rasa malunya.”( AR. Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ilas-Sunan )
- Di antara akhlaq kepada guru
adalah bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti
dengan cara baik. Allah berfirman :
فَاسْأَلُوْا
أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ
“Bertanyalah
kepada ahli dzikr ( yakni para ulama ) bila kamu tidak tahu.”( Qs. An-Nahl : 43
dan Al-Anbiya’ : 7 )
Dan
Rosulullah saw bersabda :
أَلاَ
سَأَلُوْا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ
“Mengapa
mereka tidak bertanya ketika tidak tahu ? Bukankah obat dari ketidaktahuan
adalah bertanya ?” ( HSR. Abu Dawud )
- Di antara akhlaq kepada guru
adalah menegur guru bila melakukan kesalahan dengan cara yang penuh
hormat, sebagaimana sabda Rosulullah :
الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ , قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ لِلَّهِ وَ لِكِتَابِهِ وَ لِرَسُولِهِ
وَ لأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَ عَامَّتِهِمْ
“Agama
adalah nasihat.” Kami ( Shahabat ) bertanya : “Untuk siapa ?” Beliau menjawab :
Untuk menta’ati Alloh, melaksanakan Kitab-Nya, mengikuti Rosul-Nya untuk para
pemimpin kaum muslimin dan untuk orang-orang umum.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu
Dawud, At-Tirmidzi dll )
2.4
Cara Hormat dan Patuh kepada Guru
Murid
adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi
untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau
pengetahuan yang telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah
memiliki akhlak atau etika yang benar terhadap gurunya.
Beberapa
contoh etika murid terhadap guru , diantaranya adalah sebagai berikut :
- Seorang murid hendaklah hormat
kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.
- Seorang murid hendaklah memberi
salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau berjumpa dengan
beliau.
- Seorang murid hendaklah
memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa gurunya itu memiliki
derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk mengambil
manfaat dari beliau.
- Seorang murid hendaklah
mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya dan tidak
melupakan jasanya.
- Seorang murid hendaklah
bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai kasar
dan keras.
- Seorang murid hendaklah duduk
dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri, hormat sambil
mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh
gurunya.
- Seorang murid hendaklah ketika
mengadap gurunya dalam keadaan sempurna dengan badan dan pakaian yang
bersih.
- Seorang murid hendaklah jangan
banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal yang tidak
berguna.
- Seorang murid hendaklah jangan
bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan kepandaian kepada
guru.
- Seorang murid hendaklah jangan
bersenda gurau di hadapan guru.
- Seorang murid hendaklah jangan
menanyakan masalah kepada orang lain ditengah majlis guru.
- Seorang murid hendaknya tidak
banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna.
- Jika guru berdiri, Seorang
murid hendaklah ikut berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.
- Seorang murid hendaklah tidak
bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah jalan.
- Seorang murid hendaklah tidak
menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang tidak
berguna.
- Seorang murid hendaklah tidak
berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru ( guru lebih
mengetahui tentang apa yang dikerjakannya).
- Seorang murid hendaklah tidak
mendahului jalannya ketika sedang berjalan bersama.
- Ketika guru sedang memberi
penjelasan/ berbicara hendaklah murid tidak memotong pembicaraannya.
Kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka sebaiknya menunggu hingga
beliau selesai berbicara dan hendaknya setiap memberikan sanggahan atau
tanggapan disampaikan dengan sopan dan dalam bahasa yang baik.
- Murid haruslah berkata jujur
apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.
- Meskipun sudah tidak dibimbing
lagi oleh beliau ( karena sudah lulus) murid hendaklah tetap selalu
mengingat jasanya dan tetap terus mendoakan kebaikan –kebaikan atas
mereka.
Keuntungan
Sikap Hormat dan Patuh kepada Guru
Berdasarkan
uraian di atas, betapa pentingnya sikap hormat dan patuh kepada guru. Dengan
menghormati seorang guru, kita akan mendapatkan berbagai macam keuntungan,
antara lain sebagai berikut.
- Ilmu yang diperoleh akan
menjadi berkah dalam kehidupan kita.
- Akan lebih mudah menerima
pelajaran yang disampaikan.
- Ilmu yang diperoleh dari guru
akan menjadi bermanfaat bagi orang lain.
- Akan selalu didoakan oleh guru.
- Akan membawa berkah, memudahkan
urusan, serta dianugerahi nikmat yang lebih dari Allah Swt.
Kerugian dan Azab Pada Orang yang
membangkang pada Guru
1.
Ilmu
yang diperoleh tidak berkah
2.
Semua
cita cita yang diinginkan dihalangi dan dipersulit Oleh Allah SWT
3.
Ilmu
yang diterima Sia sia
4.
Dibenci
oleh Allah SWT dan dosanya tidak diampuni sampai ia meminta maaf kepada guru
yyang bersangkutan
KESIMPULAN
Hormat berarti menghargai,
takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua, guru sesama anggota
keluarga. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku hormat ditujukan dengan
berbakti kepada orang tua dan Guru. Berbakti merupakan kewajiban anak kepada
orang tua
2) Perilaku hormat dan patuh kepada orang lain sangat baik
dilakukan oleh seorang muslim. Oleh karena itu, perilaku hormat dan patuh ini
harus diterapkan kepada siapa saja. Berikut adalah contoh perilaku hormat dan
patuh kepada orang tua, guru dan anggota keluarga
3) Taat dan
berbakti kepada kedua orang tua dan Guru adalah sikap dan perbuatan yang
terpuji. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan
kepada umat manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah
Allah Swt. tersebut antara lain pada Surah Al-Isra':
No comments:
Post a Comment